Kelompok-kelompok gerakan boikot Israel berhasil memaksa Veolia Transport membatalkan proyek senilai jutaan dollar itu meski harus mengalami kerugian. Veolia sudah berusaha menjual lima persen sahamnya dalam konsorsium proyek tersebut ke perusahaan lain, usaha itu menemui kesulitan karena perubahan struktur pemegang saham harus berdasarkan persetujuan Tel Aviv.
Pembatalan yang dilakukan oleh Veolia Transport menjadi kemenangan bagi kelompok-kelompok yang di Eropa yang gencar mengkampanyekan boikot terhadap Israel. Kelompok ini juga menyerukan agar perusahaan-perusahaan Eropa memutus kerjasama ekonomi dan investasinya di Israel.
"Veolia membuat kontrak-kontrak jangka panjang dengan pemerintah Israel untuk pembangunan infrastruktur dan proyek pengolahan sampah yang masa kontraknya bisa berlangsung selama 25 tahun," kata Tom Hayes dari organisasi Boycott Israeli Goods (BIG) di Inggris.
Jika jadi dibangun, proyek jalur tram itu akan memudahkan trasportasi para pemukim Yahudi di kawasan Yerusalem Timur dengan pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Dengan demikian, rezim Zionis Israel bisa makin menguatkan cengkeraman penjajahannya di Yerusalem Timur, meski oleh dunia internasional pendudukan Israel di wilayah itu dinyatakan ilegal. Pembuatan jalur trem yang menghubungkan pemukiman Yahudi merupakan bagian dari rencana yudaisasi Israel di wilayah pendudukan.
Sejak Veolia Transport menyatakan berpartispasi dalam proyek di Israel itu, perusahaan Prancis tersebut menuai kecaman dari berbagai kelompok solidaritas Palestina di Eropa. Mereka menilai keikutsertaan Veolia melanggar hukum internasional.
Omar Barghouti, ketua Boycott Divestment Sanctions yang sudah mengkampanyekan penghancuran tembok pemisah Israel di Tepi Barat sejak tahun 2004 mengungkapkan kegembiraannya atas keputusan Veolia dan menilai keputusan Veolia sebagai kemenangan atas kampanye mereka. (ln/aby-http://www.eramuslim.com/berita/dunia/satu-lagi-kemenangan-bagi-gerakan-boikot-israel.htm)
No comments:
Post a Comment