Pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah umum dan tersedianya departemen agama Islam di universitas-universitas adalah salah satu rekomendasi yang diajukan Konferensi Islam Jerman (DIK), sebuah lembaga yang dibentuk pemerintah Jerman pada tahun 2006 untuk menjembatani dialog antara pemerintah dengan komunitas Muslim di negeri itu.
Untuk mewujudkan rekomendasi itu, DIK sudah melakukan dialog dengan pemerintah Jerman selama empat tahun dan baru disetujui tahun 2009 ini.
"Penting bagi kami untuk mengimplementasikan rekomendasi-rekomendasi dari Konferensi Islam Jerman, untuk meningkatkan integrasi warga Muslim di Jerman," kata Schaeuble, Kamis (25/6)
"Status akademis diperlukan karena di Jerman, pendidikan agama Islam bisa menjadi jawaban yang tepat atas isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan Muslim yang tersebar di seluruh dunia dan partisipasi Muslim dalam wacana-wacana politik," sambung Schaeuble.
Menurut data pemerintah Jerman, jumlah warga Muslim di Jerman sekitar 4,3 juta orang atau 5 persen dari total penduduk negara itu. Jumlah itu satu juta lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Studi yang dilakukan Federal Office for Migration and Refugees (BAMF) menyebutkan bahwa citra warga Muslim di Jerman cukup baik dan pada umumnya komunitas mudah berintegrasi dengan masyarakat setempat.
Tapi, para orangtua Muslim di Jerman, kerap menemui kesulitan untuk menyekolahkan anaknya, karena sekolah-sekolah umum di Jerman tidak memberikan mata pelajaran agama Islam.
Untuk itu sejumlah pemuka Islam di Jerman bersama DIK mengajukan dialog dan memberikan empat rekomendasi pada pemerintah untuk mengakomodasi kebutuhan warga Muslim. Selain soal pelajaran agama Islam di sekolah umum, DIK memberikan rekomendasi agar mengijinkan siswi Muslim berjilbab di sekolah. (ln/iol-http://www.eramuslim.com/berita/dunia/agama-islam-jadi-mata-pelajaran-resmi-di-sekolah-sekolah-umum-jerman.htm)
No comments:
Post a Comment