Monday, February 28, 2011

Tekanan Dunia Internasional Terhadap Gadhafi


Tekanan internasional kepada pemimpin Libya Muammar Gadhafi, Sabtu, di mana berlangsung satu hari pertemuan, dan para pemimpin dunia itu meminta Gadhafi menghentikan tindakan horornya terhadap rakyat. Tetapi, sehari sesudah pertemuan para pemimpin dunia, di Tripoli terjadi aksi kekerasan yang dilakukan pauskan yang loyal kepada Gadhafi.

Sekjen PBB Ban Ki-moon, menyerukan diambil sebuah resoluli yang efektif untuk menghentikan dan sebuah solusi mengakhiri kekerasan terhadap rakyat Libya. Dewan Keamanan (DK) PBB, dijadwalkan melakukan pertemuan Sabtu pagi, menyusun sebuah draft resolusi terhadap Gadhafi, yang akan mengakhiri kekuasaannya yang sudah berlangsung selama 42 tahun.

Seorang utusan yang mewakili rakyat, sambil mencucurkan air mata, menanyakan kepada PBB,agar segera mengulurkan tangannya untuk mengakhiri pertumpahan darah yang terjadi di Libya, Jum'at pagi.

Korban horor yang dilakukan oleh Gadhafi sudah hampir mencapai 3000 orang yang tewas akibat tembakan yang dilakukan oleh pasukan yang loyal kepada Gadhafi. Utusan yang mewakili rakyat Libya, menegaskan, semakin lambat untukmengambil tindakan akan semakin banyak korban yang tewas. Dalam laporan yang disampaikan kepada DK PBB itu, pasukan keamanan menembaki orang-orang sipil yang ada di rumah-rumah, dan bahkan yang ada di dalam rumah sakit, di kota Tripoli.

Bahkan, rakyat enggan keluar dari rumah mereka, karena takut dengan milisi Gadhafi, yang terus melakukan pembersihan. Setiap hari pasukan keamana bentrok dengan rakyat, terutama di tiga kota, yang dekat ibukota Tripoli.

Kelompok hak-hak asasi manusia melaporkan pasukan yang loyal kepada Gadhafi,menembaki tanpa padang bulu terhadap para demonstran yang tidak membawa senjata, mereka menyiksa para demonstran, dan menggunakan tentara bayaran asing, ujar Bank Ki-moon.

Draft resolusi yang disusun sebuah panel yang dibentuk DK PBB itu, antara lain, melakukan embargo senjata, membekukan asset Gadhafi dan larangan bepergian, dan meminta kepada ICC (International Criminal Court) untuk melakukan penyelidikan atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Gadhafi.

Tetapi, seorang jaksa Luis Moreno-Ocampoo, mengatakan, ICC tidak dapat mengambil tindakan karena Libya bukan negara anggota dari ICC. (mh/cnn)

Innalillahi 'Mentor' PM Turki, Necmetin Erbakan Telah Wafat

Necmettin Erbakan, seorang pemimpin gerakan Islam politik di Turki dan mantan perdana menteri negara itu, dilaporkan telah meninggal dunia.


Yasin Hatipoglu, seorang pembantu dekat Erbakan, mengkonfirmasi kematian Erbakan dalam panggilan telepon ke televisi NTV. Kantor berita Anatolia mengatakan Erbakan, 85 tahun, meninggal di rumah sakit Ankara Guven Minggu ini (27/2).

Di Kairo, Mursyid 'Aam Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie, menyampaikan ucapan belasungkawaq mendalam atas meninggalnya tokoh gerakan Islam Turki, dan pertama yang mendirikan partai yang visi dan misinya bercorak Islam.

Kepergian Erbakan merupakan kehilangan seorang pemimpin dunia Islam, seorang pemikir Islam, dan politisi yang memiliki komitment menegakkan cita-cita Islam, meskipun semuanya cita-cita itu dihentikan oleh militer Turki.Erbakan, saat menjadi perdana menteri Turki telah membuat 'cetak biru' tentang blok negara 'G 8',yang terdiri 8 negara Islam, yang terkemuka, di mana Erbakan telah menyiapkan sistem mata, sistem ekonomi, sestim pertahan, dan kerjasama perdagangan, serta sistem perbankan, tetapi terburu oleh kudeta militer.

Erbakan - yang secara langsung maupun tidak langsung merupakan "mentor" dari PM Turki Recep Tayyib Erdogan menjabat hanya setahun sebagai perdana menteri sebelum ia ditekan oleh militer sekuler untuk turun pada tahun 1997.

Erbakan wafat beberapa hari sebelum peringatan dari apa yang para penulis sebut sebagai "kudeta pasca-modern".

Sholat jenazah terhadap dirinya akan berlangsung pada hari Selasa depan yang akan diadakan di Masjid Fatih di Istanbul.

Pihak keluarganya mengatakan Erbakan tidak ingin ada "upacara resmi" dalam kematiannya.

Dia pernah dihukum karena memalsukan catatan partai dan dituduh menyembunyikan jutaan cadangan kas pemerintah setelah Partai Kesejahteraan yang ia pimpin ditutup pada tahun 1997.

Setelah lama menghilang dalam dunia perpolitikan Turki, Erbakan pada tahun lalu kembali kepanggung politik dengan mendirikan Partai Kebahagiaan (Saadah Parti). Namun baru beberapa saat berdiri, partainya yang berhaluan Islam tersebut didera konflik internal berkepanjangan sehingga menyebankan beberapa petinggi partai mengundurkan diri.

Erbakan termasuk aktivis gerakan Islam Turki yang memulai bereksperimen untuk mencoba masuk ke pemerintahan dengan mendirikan partai berhaluan Islam. Beberapa kali gerakan politiknya diberangus, dan ia membuat kembali gerakan politik islam lain.(fq/alahram/wb)

Sunday, February 27, 2011

Ikhwan Selenggarakan Demo "Hari Kemarahan" Terbesar di Yordania


Ribuan warga Yordania turun ke jalan-jalan ibukota, Amman, menyerukan reformasi politik dan ekonomi segera.

Aksi protes yang diselenggarakan oleh Front Aksi Islam (IAF), sayap politik Ikhwanul Muslimin di Yordania, dan 19 partai politik lain diyakini menjadi demonstrasi pro-demokrasi terbesar di Yordania sejak Januari.

Aksi protes di mulai setelah Shalat Jumat. Sekitar 3.000 petugas keamanan ditempatkan di Amman pusat pada hari Jumat, yang dijuluki sebagai "Hari Kemarahan".

Para pejabat Yordania mengatakan petugas polisi dikerahkan untuk melindungi aksi dan mencegah bentrokan antara demonstran pro-demokrasi dan aktivis pro-pemerintah.

Para pengunjuk rasa, diperkirakan lebih dari 10.000 telah menyerukan agar pemerintah dipilih, reformasi konstitusi dan pembubaran parlemen. Saat ini, Raja Abdullah menunjuk dan memberhentikan kabinet.

"Kami berdemo hari ini melawan pemerintah dan menuntut reformasi. Kami meminta rezim laukan reformasi. Kami ingin monarki parlemen yang sebenarnya. Monarki sebaiknya tidak mendominasi parlemen," kata tokoh serikat perdagangan Maisara Malas kepada AFP.

"Reformasi telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Kami ingin perubahan konstitusional segera untuk membantu menciptakan pemerintah yang produktif dan parlemen benar-benar representatif. Ini adalah tuntutan semua rakyat Yordania," kata Hamzah Mansur, kepala IAF kepada kerumunan demonstran.

"Tujuan protes ini adalah menuntut perubahan konstitusional untuk membawa pemerintah yang dipilih dan parlemen yang terpilih yang membentuk pemerintah maupun pengadilan konstitusi. Kami juga ingin pemerintah dan parlemen untuk mengarah ke monarki konstitusional," kata pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Salem Falahat.

Sementara itu, para pendukung keluarga kerajaan juga berkumpul di jantung ibukota untuk memprotes demonstran oposisi.(fq/prtv)

Saturday, February 26, 2011

Ribuan Warga Yaman Bersiap Demo Tuntut Presiden Mundur


Puluhan ribu orang berkumpul di sebuah lapangan utama di ibukota Yaman untuk shalat Jumat, dan rencanany setelah shalat Jumat disusul dengan aksi protes massa untuk memberikan tekanan berupa tuntutan agar presiden Yaman mundur.

Saksi mata mengatakan para pengunjuk rasa mengalir ke sebuah lapangani di dekat gerbang utama Universitas Sanaa untuk melakukan demonstrasi di tengah pengamanan yang ketat.

Yaman telah dilanda aksi unjuk rasa yang terinspirasi oleh kesuksesan pemberontakan rakyat yang baru-baru ini terjadi di Mesir dan Tunisia. Para demonstran tersebut menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh yang didukung AS, untuk mundur setelah 32 tahun berkuasa.

Pada hari Rabu lalu, Saleh mengatakan ia telah memerintahkan dinas keamanan untuk melindungi demonstran, menghentikan semua bentrokan dan mencegah konfrontasi langsung antara pendukung pemerintah dan anti pemerintah.(fq/ap)

Wednesday, February 23, 2011

APA ORANG LAIN KATA TENTANG MESIR?


Barack Obama: kita wajib mendidik anak-anak kita supaya mereka jadi seperti pemuda Mesir

Perdana menteri Italy : Tidak ada yang baru pada Mesir. Sesungguhnya orang-orang Mesir seperti biasa memang pencipta sejarah

Perdana Menteri Norway : Hari ini kita semua adalah orang Mesir

Presiden Austria : Rakyat Mesir merupakan bangsa paling hebat di muka bumi dan mereka berhak mendapat hadiah Nobel untuk keamanan

Perdana Menteri British : Kita wajib ajar revolusi Mesir di sekolah-sekolah

CNN :Buat pertama kali dalam sejarah kita melihat satu bangsa bangkit memberontak kemudian mereka membersihkan jalanraya-jalanraya selepas itu

Ribuan Rakyat Yaman Tetap Serukan Ali Abdullah Saleh Untuk Mundur

Para pendukung pemerintah melakukan aksi tandingan dan mencoba untuk mengusir demonstran anti pemerintah dari sebuah lapangan di ibukota Yaman pada Selasa malam (22/2), saat puluhan ribu orang melakukan aksi unjuk rasa di seluruh negeri dalam kampanye menuntut pengunduran diri presiden Ali Abdullah Saleh dari kekuasaannya.

Pasukan pro-pemerintah sendiri akhirnya menarik diri dari alun-alun dekat Sanaa University. Sebelas pengunjuk rasa dibawa ke rumah sakit setempat, dua di antaranya dalam kondisi serius, pejabat medis mengatakan.

Presiden Ali Abdullah Saleh yang didukung AS, dalam kekuasaan selama 32 tahun, mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri setelah pemilu nasional yang akan diadakan pada tahun 2013. Namun dia telah menolak tuntutan pengunjuk rasa bahwa dirinya harus meninggalkan kantor pemerintahannya sekarang.

Aksi unjuk rasa menentang Saleh meletus awal bulan ini, sebagai bagian dari gelombang kerusuhan yang telah menyebar di seluruh dunia Arab.

Dalam beberapa hari terakhir, demonstran telah melakukan aksi lebih intensif, mereka mendirikan kemah-kemah di alun-alun kota dan bersumpah untuk tetap tinggal di sana sampai Saleh turun dari kekuasaannya. Taktik ini mengingatkan pada pemberontakan Mesir pada saat demonstran bertahan di alun-alun Kairo selama 18 hari,hingga mundurnya Mubarak dari negara itu.

Di Sanaa, ribuan orang berkumpul di kampus universitas sementara ratusan mendirikan kamp di sebuah lapangan di dekatnya.

Di kota Taiz, puluhan ribu demonstran berunjuk rasa di sebuah lapangan yang telah berganti nama menjadi "Tahrir Square." Ratusan orang telah berkemah di luar sana dalam beberapa hari terakhir, kata aktivis Ahmad al-Samie.

Pada hari Selasa malam, pengunjuk rasa mendirikan tenda lebih banyak dan dengan bersemangat menyalakan generator untuk menjalankan sebuah TV besar, kata al-Samie.

Ribuan orang juga berdemo di kota pelabuhan Aden. Sekolah-sekolah ditutup, karyawan pemerintah yang tinggal paling jauh dari tempat kerjanya mangkir bekerja dan pemilik toko di satu daerah menutup usaha mereka setelah membuka secara singkat untuk pertama kalinya dalam beberapa hari. (fq/ap)

Ikhwan Yordania Bersumpah Lanjutkan Aksi Menentang Pemerintah

Ikhwanul Muslimin Yordania bersumpah untuk melanjutkan aksi unjuk rasa menentang pemerintah, mengatakan Selasa kemarin (22/2) bahwa pemerintah ternyata tidak menepati janji reformasi mereka dengan cepat.

Pernyataan Ikhwan tersebut menambah tekanan kepada Raja Yordania Abdullah II untuk menyerahkan sebagian dari kekuasaannya, namun tekanan tersebut tidak dianggap sebagai ancaman bagi pemerintahanan Raja Abdullah. Sebelumnya para tokoh oposisi telah menyerukan kepada raja untuk menyerahkan wewenang untuk mengangkat Kabinet baru dan membubarkan parlemen.

Di bawah tekanan aksi unjuk rasa jalanan yang terinspirasi oleh pemberontakan yang bergolak di dunia Arab, Abdullah menginstruksikan pemerintahannya awal bulan ini untuk memberlakukan tindakan "cepat dan nyata" reformasi politik.

Namun, para pengunjuk rasa mengatakan hanya sedikit yang telah dilakukan Abdullah selama ini untuk memenuhi tuntutan mereka, seperti mengubah UU Pemilu yang kontroversial, dimana Ikhwan mengatakan UU tersebut sangat menguntungkan bagi para loyalis raja. Ikhwan sendiri adalah kelompok oposisi terbesar di Yordania.

Ikhwan dan sayap politiknya, Front Aksi Islam, telah menahan diri dari berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa selama dua minggu terakhir, mengatakan bahwa mereka ingin memberikan kesempatan kepada Perdana Menteri yang baru diangkat Marouf al-Bakhit untuk melaksanakan reformasi.

Bagaimanapun, juru bicara Ikhwan Jamil Abu-Bakar mengatakan Selasa kemarin (22/2), bahwa pemerintah telah berjanji pada 9 Februari lalu namun pemerintah belum melakukan reformasi yang mereka janjikan.

Dia juga mengutuk serangan terhadap para demonstran Jumat lalu di Amman, yang menyebabkan delapan orang terluka dalam kekerasan pertama selama seminggu demonstrasi anti pemerintah.

Abu-Bakr mengklaim "preman" digunakan atau disewa untuk sengaja melakukan serangan terhadap kelompok yang menginginkan reformasi." (fq/ap)

Tuesday, February 22, 2011

Ikhwanul Muslimin Mesir Akan Dirikan Stasiun Televisi Satelit


Ikhwanul Muslimin saat ini mengkaji kemungkinan membangun stasiun televisi satelit dan sejumlah surat kabar dan majalah, menurut anggota terkemuka Ikhwan Issam al-Arian.

"Kebebasan akses informasi adalah kunci untuk membentuknya dengan evolusi media internasional," kata al-Arian kepada Al-Masry Al-Youm, menambahkan bahwa rakyat Mesir "sudah muak dengan media yang bias."

"Segera kami akan mulai menerbitkan majalah bulanan yang disebut 'Al-Daawa,' di samping sebuah surat kabar mingguan," tambahnya.

Kepala komite media Ikhwan Assim Syalabi mengatakan Ikhwan sedang mempersiapkan untuk menerbitkan surat kabar harian, mingguan, bulanan serta majalah.

"Kami mengharapkan perubahan undang-undang pers Mesir yang akan memudahkan dalam penerbitan surat kabar baru milik kami," kata Syalabi "Inilah sebabnya mengapa kami berusaha untuk mengeluarkan publikasi media yang berbeda."

Pada bagian lain, Badar Muhammad Badar, managing editor surat kabar mingguan "Afaq al-Arabiya" - yang ditutup oleh rezim mantan presiden Hosni Mubarak - mengatakan, ada upaya yang dilakukan untuk menerbitkan kembali koran dan meluncurkan versi elektroniknya.(fq/almasryalyoum)

Saturday, February 19, 2011

Hari-Hari Bersejarah Rakyat Mesir


Hari-hari bersejarah telah mereka lalui dalam hidup mereka, penuh dengan heroisme, tak mengenal menyerah, menghadapi kekuasaan yang lalim, dan menistakan, yang telah berlangsung satu generasi. Mubarak berkuasa dengan penuh kekejaman, kebiadaban, kenistaan, ketamakan, serta menghinakan bangsa dan rakyat Mesir. Mereka sekarang menikmati kehidupan baru, yang tak pernah mereka kenal sebelumnya.


Kegigihan, kesabaran, keberanian, yang disertai dengan tetesan darah dan air mata, akhirnya mereka berhasil mengakhiri semuanya yang menjadi pangkal lahirnya kezaliman dan ketidak adilan. Mereka berhasil mengakhiri kekuasaan diktator Hosni Mubarak. Mereka dengan penuh kesabaran yang tanpa batas. Kini, mereka menyatakan kegembiraan, yang layak.


Sungguh sangat luar biasa bagaimana mereka mampu bertahan di Tahrir Square, di udara terbuka, dan tak ada yang melindungi mereka. Kecuali keyakinan. Keyakinan yang menjadi pelindung mereka, bahwa mereka akan mendapatkan kehidupan baru. Kenyataannya mereka mampu bertahan di Tahrir Square, selama 18 hari, tanpa rasa takut, menghadapi segalanya. Kini mereka mendapatkan secercah harapan. Keputusasaan yang sudah berlangsung selama satu generasi, akhirnya pupus. Mereka merayakan sebuah kemenangan.


'Revolusi Spinx' itu dengan gagahnya berhasil menumbangkan kekuasaan yang paling angkuh di Timur Tengah. Kekuasaan yang menjadi tulang pugung 'back bone' Israel dan Amerika. Secercah harapan tumbuh, dari perjuangan generasi baru yang penuh dengan dedikasi bagi bangsanya. Betapa wanita Mesir, mereka tak hanya tinggal di rumah, dan menyertai saudaranya yang laki-laki untuk menghantarkan sebuah 'Revolusi', yang sangat memberikan kebanggaan dalam sejarah kehidupan rakyat Mesir.


Dunia Arab. Dunia Arab yang selama ini hanya dikuasai dan dipimpin oleh satu orang, yang tak pernah berganti selama satu generasi. Luar baisa mereka dapat bersabar. Banyak diantara mereka yang tak mengenal lagi Mesir yang baru sekarang ini. Karena diantara mereka sudah banyak yang mati dipenjara-penjara, karena kekejaman Mubarak. Betapapun mereka masih tetap bersyukur dengan tidak pernah melupakan Rabb mereka. Terus bersyukur dengan kemenangan yang telah mereka capai. Tak melupakan pencipta-Nya. Inilah yang akan menjadi sumber motivasi dalam kehidupan mereka di masa depan.


Mereka sekarang menjadi barometer seluruh Timur Tengah. Bangsa Mesir yang memiliki budaya dan warisan Islam, sejak zamannya Amr bin Ash, di masa Khalifah Umar Ibn Khattab, yang memimpin wilayah itu, kini akan menjalani hari-hari yang bersejarah dalam kehidupan mereka di masa depan. Mesir akan kembali menuntun bangsa Arab. Karena Mesir bangsa yang besar, dan memiliki kekuatan, yang tidak dimiliki oleh negara-negara Arab lainnya.


Lintasan sejarah yang panjang membuat bangsa itu, yang sekarang memasuki abad baru, generasi baru, dan kehidupan baru, yang tak mungkin pernah akan kembali ke zaman seperti yang terjadi sebelumnya. Mubarak 'Fir'aun' itu telah pergi selama-lamanya, tak akan pernah kembali ke Mesir. Mubarak hanya akan menjadi kisah 'dzikra' (pengingat), bahwa negeri pernah berkuasa seoran 'Fir'aun' yang harus pergi dengan tangan rakyatnya.


Sejarah dunia Arab di mulai dari Mesir, yang mewariskan Islam, yang lahir dari Mesir, melalui perguruan Al-Azhar, yang menyebar seluruh dunia. Perubahan di Mesir, yang sekarang ini berlangsung, sekaligus akan menjadi 'epicentrum' bagi perubahan di seluruh dunia Arab, dan akan kembalinya nilai-nilai Islam, yang tak pernah berlaku selama hampir delapan dekade. Mesir selalu dikuasai para otokrat, dari raja sampai presiden, dan tak pernah berganti dengan gaya kepemimpinan mereka yang sangat konservatif, dan menjadikan rakyat hanya sebagai budak. Kedepan sudah tidak mungkin lagi. 'Revolusi' anak-anak muda telah mengakhiri segalanya.


Sungguh bahagia. Abdullah al-Qadi (31), seorang pemuda Mesir, dan baru menikah dua hari, sebelum 'Revolusi' Mesir pecah. Al-Qadi meninggalkan isteri yang baru dinikahi dan pergi Tahrir Square, selama 18 hari. Tetapi, sudah hampir dua pekan, Mubarak tak kunjung pergi, ia sangat sedih meninggalkan isteri yang baru dinikahi. Tak dapat melupakan isterinya itu.

Ketika Mubarak pergi, dan 'Revolusi' menjejakkan kemenangannya, Al-Qadi membawa isterinya ke Tahrir Square, yaitu Sonia al Beali (28), merayakan pernikahannya kembali ditengah-tengah ribuan rakyat Mesir, yang merayakan kemenangan itu. Sungguh indah akhir dari segala cerita 'Revolusi' di Mesir ini. Kenanglah. (mi/tm)

Khutbah Jumat Syaikh Qardhawi di Tahrir Square: "Revolusi Belum Selesai"

Ulama Muslim berpengaruh Syaikh Yusuf al-Qardhawi mendesak para pemimpin Arab untuk mendengarkan jeritan rakyat mereka dan mengakui wilayah mereka telah berubah, dalam khotbah Jumat yang diadakan di ibukota Mesir Tahrir Square kemarin (18/2).

"Dunia telah berubah, dunia telah berkembang dan dunia Arab juga telah berubah di dalamnya," kata Syaikh al-Qardhawi, seorang ulama kelahiran Mesir yang tinggal di Qatar.

"Jangan menghalangi rakyat," kata Qardhawi, memberipesan peringatan kepada para pemimpin dunia Arab. "Jangan mencoba untuk memimpin mereka dengan omong kosong. Lakukanlah dialog yang nyata dengan mereka."

"Jangan biarkan orang lain mencuri revolusi ini dari Anda - orang-orang munafik yang akan memasang wajah baru yang sesuai dengan mereka," katanya, berbicara kepada setidaknya 200.000 yang berkumpul untuk shalat Jum'at di Tahrir Square, pusat pemberontakan Mesir. "Revolusi belum berakhir. Ini baru saja di mulai di Mesir."

Ratusan ribu rakyat Mesir tumpah ruah di Tahrir Square, pusat pemberontakan nasional yang memaksa presiden Hosni Mubarak untuk mundur seminggu yang lalu dan menyerahkan kekuasaannya kepada junta militer.

Para aktivis telah menyerukan aksi kemenangan untuk memperingati mereka yang meninggal dalam pemberontakan dan untuk menekan keputusan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata untuk segera memenuhi janji reformasi.

Syaikh Qardhawi, yang juga pembawa acara populer di stasiun televisi Al-Jazeera dan memiliki hubungan dekat dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir, mendesak militer untuk memecat kabinet yang didominasi oleh tokoh rezim lama, yang juga merupakan tuntutan utama dari aktivis pro-demokrasi.

"Kami menginginkan pemerintahan baru yang tidak termasuk wajah lama. Ketika orang melihat wajah-wajah lama, hal itu hanya mengingatkan mereka dengan kelaparan, kemiskinan, kesengsaraan," kata Syaikh Qardhawi, yang secara luas dianggap sebagai salah satu dari ulama terkenal Sunni Islam.(fq/skynews)

Friday, February 18, 2011

Penaklukan Ikhwan Di Eropa (4-akhir)


Zentralrat, yang menggambarkan dirinya sebagai organisasi payung bagi organisasi Islam Jerman, bersama dengan IGD dan Mili Görüş, telah secara de facto menjadi perwakilan dari tiga juta Muslim Jerman. Meskipun IGD adalah anggota Zentralrat, dua organisasi ini seringkali beroperasi secara independen. Jelas, independensi mereka direncanakan.

Dengan banyak organisasi yang beroperasi dengan nama berbeda, Ikhwan Jerman memberikan perspektif yang baru bagi politisi Jerman yang meyakini spektrum perbedaan pendapat. Setiap kali media membutuhkan pandangan tentang Islam, mereka mencari petugas Zentralrat, misalnya perdebatan tentang keabsahan jilbab (jilbab) di sekolah negeri, untuk perang di Irak, dan sebagainya.

Dan para politisi pun mencari dukungan dari Zentralrat ketika mereka ingin menjangkau masyarakat Muslim. Banyak politisi Jerman yang kurang informasi tentang Islam dan tidak memahami tentang Islam. Dari segi angka, pengaruh terhadap komunitas Muslim, dan relevansi politik, Zentralrat dan dua bagian unsur yang paling penting—IGD dan Milli Görüş—mendominasi masyarakat. Ikhwan telah berhasil menjadi suara kaum Muslimin di Jerman.

Pertama Jerman, Kemudian Eropa

Sementara Ikhwan terus bekerja untuk masyarakat Jerman, mereka tidak membatasi diri hanya di negeri Panser itu saja. Pelan namun pasti, dengan perencanaan yang matang, Ikhwan mulai berusaha mendapatkan posisi penting di seluruh Eropa. Di Prancis, Uni des Organisasi Islamiques de France (Persatuan Organisasi Islam Prancis) menjadi organisasi dominan di pemerintah Dewan Islam. Di Italia, Unione delle Comunita 'ed Organizzazioni Islamiche di Italia (Persatuan Masyarakat dan Organisasi Islam di Italia) adalah mitra utama pemerintah dalam dialog mengenai isu-isu Islam Italia.

Selama lima belas tahun terakhir, Ikhwan berusaha menciptakan serangkaian organisasi pan-Eropa seperti Federasi Organisasi Islam di Eropa, di mana wakil-wakil dari organisasi-organisasi nasional dapat bertemu. Mungkin pengaruh besar Ikhwan di Eropa memang masih Islamische Gemeinschaft Deutschland, dengan organisasi pemudanya.

Pada bulan Juni 1996, organisasi pemuda Muslim dari Swedia, Prancis, dan Inggris bergabung dengan Federasi Organisasi Islam di Eropa dan Majelis Pemuda Dunia Muslim untuk menciptakan sebuah organisasi pemuda Islam Eropa. Tiga bulan kemudian, tiga puluh lima delegasi dari sebelas negara bertemu di Leicester, Inggris dan secara resmi meluncurkan Forum Pemuda Muslim Eropa dan Organisasi Mahasiswa (FEMYSO), yang bermarkas di Brussels.

Menurut publikasi resmi, FEMYSO adalah "sebuah jaringan dari 42 organisasi pemuda internasional dari lebih 26 negara yang berbeda."

Secara de facto suara dari pemuda Muslim di Eropa. Mereka secara teratur memunculkan dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan umat Islam di Eropa. Mereka juga mengembangkan hubungan yang harmonis dengan: Parlemen Eropa, Dewan Eropa, PBB, Eropa Youth Forum, dan berbagai LSM terkait di tingkat Eropa.

Ibrahim el-Zayat, yang menjadi presiden FEMYSO, bahkan menggunakan FEMYSO untuk mendekati Parlemen Eropa. FEMYSO menyatakan dengan elegan "berkomitmen untuk memerangi prasangka di semua tingkat, sehingga masa depan Eropa adalah inklusif, multikultural dan satu kehormatan."

Dana yang cukup tak disangkal lagi telah membuat Ikhwan dan organisasi lainnya kontribusi di Eropa. Tapi penerimaan mereka ke dalam masyarakat arus utama bernilai substansi lebih dari sekadar retorika. Apakah dalam hal ini Eropa naif? Jika benar, mengapa Eropa demikian? Bassam Tibi, seorang profesor Jerman keturunan Suriah dan seorang ahli tentang Islam di Eropa, berpikir bahwa orang Eropa dan Jerman khususnya takut tuduhan akan rasisme. Setiap kritik terhadap organisasi-organisasi Ikhwan akan dihujat karena rasisme dan penganiayaan anti-Muslim.

Dalam beberapa kasus, politisi banyak yang menjadi wakil yang sah bagi masyarakat Muslim. Seperti di Amerika Serikat, mereka menggambarkan diri sebagai wakil bagi masyarakat Muslim, namun sama sekali tak pernah menyuarakan kepentingan umat Islam itu sendiri.

Apa yang tidak pernah dipahami oleh para politisi Eropa adalah bahwa Ikhwan telah menjadi kekuatan akar rumput. Ikhwan begitu moderat, namun tidak disangkal lagi bahwa mereka menjadi contoh bagi organisasi-organisasi Islam lainnya. Ironi yang lain adalah Hasan al-Banna—pendiri Ikhwan—tidak pernah memimpikan bahwa Islam menyebar tidak hanya di Mesir, tapi juga dunia Islam lainnya. Ia tidak pernah menyadari bahwa sekarang Islam menjadi realitas di Eropa.

Penaklukan Ikhwan Di Eropa (3)

Milli Görüş

Dari semua kegiatan keuangan Zayat, salah satu yang menarik kecurigaan terbesar pihak berwenang Jerman adalah yang berhubungan dengan Milli Görüş (Visi Nasional Visi, dalam bahasa Turki). Milli Görüş, yang memiliki 30.000 anggota dan mungkin 100.000 simpatisan lainnya, mengklaim membela hak-hak penduduk imigran Turki di Jerman, memberikan mereka suara dalam arena politik yang demokratis sekaligus "menjaga identitas Islam mereka." Tapi Milli Görüş memiliki agenda lain. Sementara publik menyatakan kepemilikan dalam debat demokratis dan kemauan untuk melihat imigran Turki terintegrasi ke dalam masyarakat Eropa, beberapa pemimpin Milli Görüş menyatakan penolakan mereka terhadap nilai-nilai demokrasi dan Barat.

The Bundesverfassungsschutz, badan intelijen domestik Jerman, berulang kali memperingatkan kegiatan Milli Görüş , menggambarkan kelompok ini dalam laporan tahunan mereka sebagai "organisasi ekstrimis asing." Badan ini juga melaporkan bahwa "meskipun Milli Görüş, dalam pernyataan publik, seolah-olah mematuhi prinsip-prinsip dasar demokrasi Barat, namun mereka sesungguhnya bertujuan menghapus sistem pemerintahan laisis di Turki dan membentuk sebuah negara dan sistem sosial Islam di antara tujuan-tujuannya ."

Ada beberapa alasan mengapa Milli Görüş kelompok ini dicurigai sebagai kelompok garis keras. Mantan Perdana Menteri Turki, Nehmettin Erbakan, yang menjalankan Partai Refah dan dilarang oleh Mahkamah Konstitusi Turki pada Januari 1998 karena "aktivitas melawan rezim sekuler negara itu," masih merupakan pemimpin Milli Görüş yang tak terbantahkan. Keponakan Mehmet, Sabri Erbakan adalah presidennya. Pertemuan Milli Görüş Eropa tahun 2002 diselenggarakan di kota Arnhem Belanda, di mana Nehmettin Erbakan menjadi pembicaranya, memberikan gambaran sekilas akan ideologi Milli Görüş. Erbakan mengatakan "Setelah jatuhnya dinding pertahanan, Barat telah memosisikan Islam sebagai musuh."

Sementara sekarang ini, Milli Görüş semakin menekankan kesiapan anggotanya untuk diintegrasikan ke dalam masyarakat Jerman dan menegaskan kepatuhan mereka kepada hukum-hukum yang ada. Laporan tersebut berasal dari perhitungan taktis, bukan dari perubahan dalam organisasi.

Milli Görüş menekankan sebuah agenda yang sama dengan yang ada pada IGD, bahkan jika tujuannya lebih terbatas. Namun demikian, baik Milli Görüş dan IGD berkolaborasi pada banyak inisiatif. Ada juga koneksi keluarga. Zayat menikahi Sabiha Erbakan, adik dari Mehmet Sabri Erbakan. Saudara seibu ini juga terlibat dalam politik dan menjalankan sebuah organisasi wanita Islam yang penting di Jerman. Keluarga Zayat juga aktif. Ayah Ibrahim el-Zayat adalah imam mesjid Hamburg; anggota keluarganya terlibat dalam organisasi Islam. Catatan Udo Ulfkotte, seorang profesor ilmu politik yang mengkhususkan diri dalam kontraspionase di Universitas Lueneburg dan ahli terorisme Islam, bahwa Erbakans dan Zayat memimpin jaringan organisasi yang bertujuan radikalisasi, masing-masing, dari masyarakat Turki dan Arab di Jerman.

IGD dan Milli Görüş aktif dalam meningkatkan pengaruh politik dan menjadi wakil resmi dari masyarakat Muslim seluruh Jerman. Dengan anggaran yang sehat, mesjid mereka menyediakan layanan sosial, menyelenggarakan konferensi, dan mendistribusikan literatur nasional. Catatan Kantor Perlindungan Konstitusi (Landesverfassungsschutz) di Hessen menyebutkan:

"Ancaman Islamisme untuk Jerman telah lahir... terutama oleh Milli Görüş dan kelompok afiliasi lainnya. Mereka mencoba untuk menyebarkan pandangan Islam dalam batas-batas hukum. Kemudian mereka mencoba menerapkan interpretasi Alquran dan syariat bagi semua Muslim di Jerman . ... Dukungan publik dan toleransi terhadap mereka dan kebebasan beragama harus diperlakukan dengan hati-hati."

Namun, ternyata, secara politik IGD dan Milli Görüş begitu berbeda dan ini menimbulkan masalah di Jerman. Namun, seperti yang ditulis Ulfkotte tentang Zayat dalam bukunya, Der Krieg in unseren Staedten (Perang di Kota Kami), "politisi dari semua kalangan dan partai-partai mencoba untuk menjangkau dia." Sebagai contoh, Akademi Katolik Berlin yang sangat bergengsi mengundang Zayat pada sebuah pertemuan yang berisi tutorial yang mewakili sudut pandang Islam dalam pertemuan antar-agama yang diselenggarakan oleh akademi pada bulan Oktober 2002. Politisi dan institusi Kristen Jerman secara teratur bermitra dengan Milli Görüş dalam berbagai inisiatif.

Milli Gazete, jurnal resmi Milli Görüş, pernah menyatakan bahwa "Milli Görüş adalah perisai yang melindungi sesama warga negara kita dari asimilasi Eropa." Namun demikian, politisi Jerman bertemu secara teratur dengan para pejabat Milli Görüş untuk membahas masalah imigrasi dan integrasi.

Fakta bahwa seorang pejabat seperti Ahmed al-Khalifah, sekretaris jenderal IGD, mewakili kalangan Islam sebelum anggota parlemen membahas masalah toleransi beragama, menunjukkan keberhasilan upaya-upaya organisasi yang terkait dengan Ikhwanul untuk mendapatkan penerimaan sebagai wakil umat Islam Jerman.

Kantor Perlindungan Konstitusi mengatakan bahwa Milli Görüş (dan IGD) "berusaha untuk mendominasi federasi regional atau payung organisasi payung untuk umat Islam yang semakin penting sebagai teman bicara bagi otoritas negara dan gereja dan dengan demikian memperluas pengaruhnya dalam masyarakat."

Zentralrat, Payung Institusi Islam

Pada tahun 1989, di bawah naungan Abdullah at-Turki, dekan kuat Bin Saud University di Riyadh, Saudi menciptakan Islamische Konzil Deutschland (Dewan Islam Jerman). Turki diasumsikan presiden dengan posisi teratas lain yang dimiliki oleh Ibrahim el-Zayat, Hasan Özdögan, sebuah Milli Görüş tinggi resmi, dan Ahmad Khalifa, seorang perwira dari Islamic Center Munich (58). Sementara laporan resmi parlemen Jerman menjelaskan. Yang Islamische Konzil hanya sebagai "organisasi lain Sunni," asumsi tersebut mengindikasikan berbahaya kesalahpahaman dari hubungan Saudi untuk Islamis Jerman.

Kecenderungan menuju konsolidasi semakin nyata pada tahun 1994 ketika kaum Islam Jerman menyadari tentang koalisi bersatu yang diterjemahkan ke dalam relevansi dan pengaruh politik yang lebih besar.

Sembilan belas organisasi, termasuk IGD, Islamic Center Munich, dan Pusat Islam Aachen, menciptakan sebuah organisasi payung, yaitu Zentralrat der Muslime. Menurut seorang pejabat intelijen senior Jerman, setidaknya sembilan dari sembilan belas organisasi-organisasi ini milik Ikhwan. Pers Jerman baru-baru ini menyelidiki Presiden Zentralrat, Nadeem Elyas, seorang dokter Saudi Jerman berpendidikan dan seorang pejabat Pusat Islam Aachen.

Penaklukan Ikhwan Di Eropa (2)


Setelah kepimpinan Ramadan di IGD berlangsung selama sepuluh tahun, Fazal Yazdani—seorang Pakistan—menggantikannya sebentar. Kemudian naiklah Ghaleb Himmat, seorang Suriah dengan kewarganegaraan Italia, yang mengambil estafet kepengurusan. Selama kepengurusan yang panjang (1973-2002), Himmat bolak-balik antara Italia, Austria, Jerman, Swiss dan Amerika Serikat.

Himmat adalah salah satu pendiri Bank al-Taqwa, yang oleh dijuluki oleh intelijen Italia, "Bank Ikhwan". Himmat dilaporkan sering membantu Youssef Nada, salah seorang dalam bidang keuangan Ikhwan, mengelola Al-Taqwa dan web perusahaan yang berkantor pusat di Swiss, Liechtenstein, dan Bahama. Baik Himmat dan Nada dilaporkan menyalurkan sejumlah besar dana untuk kelompok-kelompok seperti Hamas dan Front Keselamatan Islam Aljazair.

Pada bulan November 2001, Departemen Keuangan AS menyebut Himmat dan Nada sebagai pemodal terorisme. Menurut intelijen Italia, Jaringan Al-Taqwa juga membiayai beberapa pusat-pusat Islam di seluruh Eropa dan juga banyak publikasi Islam, termasuk Risalatul Ikhwan, majalah resmi Ikhwan. Setelah tuduhan itu, Himmat mengundurkan diri dari kursi kepresidenan IGD. Penggantinya adalah Ibrahim el-Zayat, 36 tahun, keturunan Mesir dan pemimpin karismatik banyak organisasi mahasiswa.

Fakta bahwa Ramadhan dan Himmat adalah salah satu anggota yang paling populer dalam waktu setengah abad terakhir memperlihatkan hubungan antara IGD dan Ikhwan. Selain itu, laporan yang dikeluarkan oleh badan-badan intelijen internal dari berbagai negara bagian Jerman secara terbuka menyebut bahwa IGD adalah sebuah cabang dari Ikhwan. Secara khusus, menurut salah satu laporan intelijen, Ikhwan telah mendominasi IGD sejak awal.

Ikhwan diberitakan mensponsori pembangunan Islamic Center di Munich pada tahun 1960. Proyek ini dibantu oleh sumbangan besar dari para penguasa Timur Tengah seperti Raja Fahd dari Arab Saudi yang, menurut artikel Sueddeutsche Zeitung tahun 1967, menyumbangkan 80.000 marks. Kementerian Dalam Negeri Nordrhein-Westfalen menyatakan bahwa Islamic Center Munich telah menjadi salah satu markas Ikhwan di Eropa. Al-Islam, sebuah majalah, juga menurut sebuah dokumen intelijen Italia dibiayai oleh Bank al-Taqwa. Menurut menteri dalam negeri Baden-Württemberg, Al-Islam menunjukkan secara eksplisit bagaimana Ikhwan Jerman menolak konsep negara sekuler. Isi majalah edisi Februari 2002, misalnya, menyatakan:

“… Dalam jangka panjang, umat Islam tidak bisa puas dengan penerimaan keluarga Jerman, perkebunan, dan hukum pengadilan. ... Muslim harus menemukan kesepakatan antara Muslim dan negara Jerman dengan tujuan suatu yurisdiksi yang terpisah bagi Muslim.”

IGD merupakan cabang utama dari Ikhwan Mesir di Jerman. Tetapi IGD juga contoh klasik tentang bagaimana Ikhwan menjadi kekuatan di Eropa. IGD telah tumbuh secara signifikan selama bertahun-tahun, dan sekarang menggabungkan puluhan organisasi Islam di seluruh negeri. Pusat-pusat Islam dari lebih dari tiga puluh kota di Jerman telah bergabung dalam satu payung. Hari ini, kekuatan nyata IGD terletak pada kerjasama dengan sponsor; para pemuda Islam dan organisasi mahasiswa di seluruh Jerman.

Fokus pada organisasi pemuda dicetuskan setelah suksesi Zayat. Zayat memahami pentingnya fokus pada generasi Muslim Jerman berikutnya dan melakukan rekrutmen untuk mendapatkan Muslim muda yang terlibat dalam organisasi Islam. Pihak berwenang Jerman secara terbuka mengatakan bahwa dia adalah anggota Ikhwan. Mereka juga menghubungkannya dengan Majelis Pemuda Muslim Dunia atau World Assemly of Muslim Youth (WAMY), sebuah organisasi non-pemerintah.

WAMY, yang berada di bawah naungan Liga Muslim Sedunia, memiliki tujuan "mempersiapkan para pemuda Muslim dengan keyakinan penuh dalam supremasi sistem Islam." Ini adalah organisasi pemuda Muslim terbesar di dunia dan bisa menghasilkan sumber daya yang bertanggung jawab.

Sementara Ikhwan Mesir memilih Munich sebagai basis operasi di Jerman, Ikhwan Suriah menetapkan berkantor pusat di Aachen, sebuah kota Jerman dekat perbatasan Belanda. Wilayah itu adalah bekas ibukota Carolingian, dengan universitas terkenal, dan kini menjadi rumah bagi penduduk Muslim yang besar termasuk keluarga Suriah terkemuka, Al-Attar. Attar pertama yang pindah ke Aachen adalah Issam, yang melarikan diri dari penganiayaan di negara asalnya pada tahun 1950-an ketika ia menjadi pemimpin Ikhwan Suriah.

Seiring berjalannya waktu, orang Islam dari negara-negara lain menjadikan masjid Bilal Attar di Aachen sebagai basis kegiatan mereka.

Basis Ikhwan di Aachen terus hubungan erat dengan rekan-rekan Mesir mereka. Sebagai contoh, menjodohkan anak-anaknya: anak Issam al-Attar menikahi putri Youssef Nada At-Taqwa. Namun demikian, mereka tetap menjaga jarak. Ikhwan Suriah tidak pernah bergabung dengan IGD. (sa/meforum/ikhwanweb)

Penaklukan Ikhwan Di Eropa (1)



Sejak didirikan pada tahun 1928, Ikhwan jelas telah mempengaruhi kehidupan politik di Timur Tengah. Moto "Allah adalah tujuan kami, Rasul adalah pemimpin kami, Al Qur'an adalah hukum kami, Jihad adalah cara kami, Syahid di jalan Allah adalah harapan tertinggi kami" begitu sangat populer di kalangan generasi muda Islam.

Sementara selama dua dekade terakhir ide-ide Ikhwan membentuk keyakinan generasi Islam, Ikhwan juga menuai hasil dari represi keras rezim local; mereka rontok sebagian kekuatannya dan mulai kehilangan daya tarik di Timur Tengah. Yang lebih menyedihkan, Ikhwan—secara umum—dianggap remeh oleh generasi muda Islam yang biasanya lebih memilih organisasi yang lebih tegas.

Tetapi Timur Tengah hanya satu bagian dari dunia Muslim, dan Eropa saat ini telah menjadi inkubator bagi pemikiran dan pembangunan politik Islam. Sejak awal 1960-an, anggota dan simpatisan Ikhwan telah pindah ke Eropa dan perlahan tapi pasti, mendirikan sebuah jaringan mesjid, amal, dan organisasi Islam yang luas dan terorganisir dengan baik. Berbeda dengan komunitas Islam yang lebih besar lainnya, tujuan utama Ikhwan mungkin tidak hanya "untuk membantu Muslim menjadi warga negara terbaik," melainkan untuk memperluas hukum Islam di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.

Empat puluh tahun sudah Ikhwan menghabiskan waktu di Eropa. Para mahasiswa yang bermigrasi empat puluh tahun yang lalu dari Timur Tengah dan keturunan mereka sekarang memimpin organisasi yang mewakili komunitas Muslim lokal dalam keterlibatan mereka dengan elit politik Eropa. Mereka memimpin jaringan terpusat yang mencakup hampir setiap negara Eropa.

Organisasi-organisasi ini mewakili diri mereka sebagai arus utama, bahkan saat mereka terus merangkul pandangan Ikhwan. Dengan retorika moderat dan berbicara, fasih dalam Bahasa Jerman, Belanda, dan Prancis, mereka mendapatkan pengakuan pemerintah dan media Eropa. Politisi di seluruh spektrum politik buru-buru melibatkan mereka setiap kali sebuah isu yang melibatkan warga Muslim lahir atau, ketika mereka mencari suara dari komunitas Muslim. Percayalah, suara umat Islam saat ini di Eropa cukup signifikan untuk menambah pundi-pundi kursi di parlemen.

Tapi, Eropa juga ternyata melihat Ikhwan bermuka dua. Bagaimana tidak, media Eropa mencatat sementara perwakilan Ikhwan berbicara tentang dialog antaragama dan integrasi di televisi, tetapi di masjid para aktivis Ikhwan tak pernah berhenti memperingatkan akan budaya masyarakat Barat. Sementara Ikhwan secara terbuka mengutuk pembunuhan komuter di Madrid dan anak-anak sekolah di Rusia, mereka terus mengumpulkan uang untuk Hamas, sebagai rasa ukhuwah dan kemanusiaan yang mendalam atas kondisi rakyat Palestina.

Kasus ini terutama terlihat di Jerman, yang merupakan tempat kunci penting di Eropa, bukan hanya karena lokasinya di jantung Eropa, tetapi juga karena Jerman bertindak sebagai tuan rumah untuk gelombang besar pertama imigran Ikhwan. Jerman juga menjadi rumah yang nyaman untuk Ikhwan. Reaksi pemerintah Jerman akan berubah sangat instruktif hanya jika retorika Ikhwan menunjukkan gelaja bahaya, tanpa melihat ruang lingkup kegiatan Ikhwan dalam skala yang lebih luas. Tetapi, sejauh ini tidak ada gejala yang dianggap membahayakan bagi pemerintah Jerman.

Situasi di Jerman sangat strategis. Lebih dari tempat lainnya di Eropa, Ikhwan di Jerman telah menjadi kekuatan yang signifikan dan mendapat penerimaan politik. Organisasi Islam di negara-negara Eropa lainnya sekarang sadar dan tengah mengikuti model yang dipelopori oleh rekan-rekan mereka di Jerman.

Selama periode 1950-an dan 1960-an, ribuan mahasiswa Muslim meninggalkan Timur Tengah untuk belajar di universitas-universitas Jerman, ditarik tidak hanya oleh reputasi teknis lembaga Jerman belaka, tetapi juga oleh keinginan untuk melarikan diri dari rezim-rezim represif. Penguasa rezim Mesir, Gamal Abdel Nasser terutama gencar dalam upaya membasmi oposisi Islam. Awal tahun 1954, beberapa anggota Ikhwan Mesir melarikan diri, menghindari penangkapan atau pembunuhan. Jerman Barat memberikan perlindungan. Motivasi Bonn itu tidak hanya altruistik, tapi juga memotong hubungan diplomatik dengan negara-negara yang diakui Jerman Timur. Ketika Mesir dan Suriah menjalin hubungan diplomatik dengan pemerintah komunis, Bonn memutuskan untuk menyambut pengungsi politik Suriah dan Mesir. Banyak anggota Ikhwan sudah sangat terbiasa dengan Jerman.

Salah satu pelopor pertama Ikhwan di Jerman adalah Sa'id Ramadan, sekretaris pribadi Hassan al-Banna, pendiri Ikhwan. Ramadan, orang Mesir yang memimpin Ikhwan di Palestina pada tahun 1948, pindah ke Jenewa pada tahun 1958 dan menjadi mahasiswa sekolah hukum di Cologne Di Jerman. Ia mendirikan salah satu dari tiga organisasi Muslim utama di Jerman, Islamische Gemeinschaft Deutschland (Masyarakat Islam Jerman,) di mana dia memimpin dari tahun1958 sampai 1968. Beliau juga membentuk Muslim World League

Hani Ramadan, putra Said, saat ini memimpin Islamic Center. Anggota dewan lainnya adalah Tariq Ramadan, yang baru-baru ini menjadi berita utama di Amerika Serikat ketika Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mencabut visa-nya untuk mengajar di Universitas Notre Dame. (sa/meforum/ikhwanweb)

Rahasia Keberhasilan Ikhwan



Farid Abdulkhalik adalah contoh hidup dari kegigihan dan daya tarik Ikhwan.

Di umurnya yang ke-95, dia masih anggota setia dan baru saja menyelesaikan tesis PhD akuntabilitas "hisbah" dalam sistem pemerintahan Islam.

Abdulkhalik pertama kali bertemu dengan pendiri Ikhwan, Hassan al-Banna, di tahun 1940-an. Itu adalah pertemuan yang mengubah hidupnya.

Tidak seperti dai lainnya, Al-Banna memiliki pesan yang baru dalam dakwahnya: Islam tidak hanya salat dan puasa, Islam adalah seluruh cara hidup.

Al-Banna mendirikan Ikhwan pada tahun 1928 dengan sekelompok kecil orang yang ingin menyingkirkan kontrol Inggris atas Mesir kontrol dan membersihkan semua pengaruh Barat di negerinya, dengan alasan kolonialisme telah merampok identitas Muslim bangsa mereka.

Cabang-cabang Ikhwan di seluruh negeri tumbuh pesat, dan selalu dengan berpusat di masjid, sekolah dan klub olahraga. Hanya kurang dari 10 tahun, Ikhwan sudah mempunyai kader sebanyak satu juta orang.

Lebih dari 80 tahun kemudian, gagasan Al-Bana—bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi juga cara hidup—telah menjadi prinsip fondasi politik Islam di seluruh dunia. Ikhwan kemudian tidak hanya fokus di negara mayoritas berpenduduk Muslim, tetapi juga ke Barat.

Salah satu tujuan lain dari Ikhwan adalah mendirikan pemerintahan Islam di Mesir. Meskipun dinyatakan ilegal di Mesir, tapi Ikhwan tidak hanya bertahan, tetapi berkembang.

Di semua bagian, disiplin dan kohesi internal memegang peranan yang tidak kecil.
"Setiap anggota Ikhwan seperti partner di sebuah perusahaan besar, sehingga ia rela berkorban," kata juru bicara Essam el-Erian, yang telah dipenjarakan lebih dari sekali. Misalnya saja, jika seorang kepala keluarga anggota Ikhwan di penjara, maka Ikhwan segera mengkover semua kebutuhan ia dan keluarganya.

"Jika Anda menghadapi rezim polisi, Anda tidak bisa sendirian. Jika Anda ditangkap atau jika Anda disiksa, Anda akan mempunyai seseorang yang membela Anda," kata el-Erian.

Hanya sedikit keraguan bahwa kegagalan Mesir dalam mengayomi masyarakat miskin telah menguntungkan Ikhwan, yang sekarang mengelola rumah sakit dan amal. Di negara dimana politik normal telah rusak setelah hampir 60 tahun kekuasaan militer, Ikhwan tetap memiliki landasan moral yang tinggi.

"Sekarang mereka mewakili gerakan yang paling penting karena semua pelaku politik di Mesir telah menjadi sangat lemah," kata Amr al-Shoubaki, seorang ahli tentang politik Islam.

"Mereka merupakan alternatif—Islam adalah solusi, samar-samar dan realistis, namun bagi banyak orang sekarang ini, Islam adalah solusi mimpi bagi keadilan."
Inilah yang menjadi fundamental dalam keberhasilan Ikhwan untuk tetap terus bertahan dalam situasi politik Mesir yang carut-marut.

"Ikhwan memberikan identitasnya pada Islam dengan pembaharuan di banyak daerah," kata Issandr al-Amrani, analis Timur Tengah yang berbasis di Kairo. Menurut Amrani, Ikhwan bukanlah Taliban Mesir.

"Ikhwan terus diarahkan pada kemajuan sejarah—ide bahwa negara-negara Muslim harus mengejar ketinggalan terhadap Barat, tetapi melakukannya tanpa kehilangan identitas Islamnya. Mereka mengajak umat Islam ke era keemasan di abad ke-7, dan mereka. mendukung kembalinya Islam dalam kehidupan modern."

Hari ini, Mesir mendekati akhir sebuah era. Tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi ketika Presiden Hosni Mubarak, 82 tahun, lengser, dan pergi.

Dengan latar belakang itu, Ikhwan adalah salah satu masalah yang paling hangat diperdebatkan.

Seorang penulis naskah drama, Wahid Hamed, sangat kritis terhadap Persaudaraan. "Mereka adalah organisasi bawah tanah yang mengusung kekerasan dan memakai mantel.” Ujarnya.

Tapi Hamid mengakui bahwa Ikhwan tidak dapat diabaikan, terutama dalam situasi sekarang.

"Mesir sedang menunggu juru selamat dari tindak korupsi yang mengakar, pengangguran, masalah dengan infrastruktur, kelebihan penduduk, dan masalah lainnya yang tak terhitung jumlahnya. Dan alternatif yang juga hadir kuat pada hari ini adalah Ikhwan," katanya. (sa/alahram)

Islam di Spanyol: Identitas Baru Kebangkitan Islam

Reconquista

Sejarah Islam di Spanyol memiliki catatan yang panjang. Setelah disintegrasi kekhalifahan, kekuasaan Islam di Spanyol berangsur-angsur terkikis oleh Reconquista Spanyol. Reconquista (penaklukan) adalah proses di mana Kerajaan Katolik Spanyol utara akhirnya berhasil mengalahkan dan menaklukkan negara-negara Muslim di selatan Semenanjung Iberia.

Kota besar pertama jatuh ke tangan Katolik Toledo pada tahun 1085. Setelah pertempuran Las Navas de Tolosa tahun 1212, sebagian besar Al-Andalus jatuh di bawah kendali kerajaan Katolik, satu-satunya pengecualian adalah dinasti Nasrid Emirat Granada.

Titik balik hilangnya jejak Islam di Spanyol adalah Perjanjian Granada. Perjanjian yang ditandatangani oleh Emir Muhammad XII dari Granada itu membuka eskalasi besar toleransi beragama. Pada saat itu, Muslim memang masih dibolehkan untuk menggunakan sekolah, hukum dan kebiasaan mereka sendiri. Tetapi interpretasi dekrit kerajaan sebagian besar diserahkan kepada pihak berwenang Katolik setempat.

Namun mulai 1492, munculah Dekrit Alhambra. Semua kekayaan sejarah dan peraban Islam secara tertulis dalam bahasa Arab diberangus. Pada tahun 1499, para pemimpin Muslim Granada Siktus IV pada 1478.

Pada tahun 1567, Raja Philip II akhirnya benar-benar mendeklarasikan bahwa penggunaan bahasa Arab adalah ilegal, dan melarang agama, pakaian, dan adat Islam Islam. Langkah ini menyebabkan diperintahkan untuk menyerahkan hampir semua buku yang tersisa dalam bahasa Arab, dan kemudian dibakar pula. Awal 1502, di Valencia, kaum Muslim ditawari pilihan untuk dibaptis atau diasingkan.

Sebagian besar memutuskan untuk menjadi seorang ‘Katolik baru', yang disahkan oleh Paus Pemberontakan Kedua Alpujarras dan Pemberontakan Morisco. Dalam satu insiden, tentara yang dipimpin oleh Don John dari Austria menghancurkan kota Galera timur Granada, setelah membantai seluruh penduduk.

Setelah peristiwa itu, seluruh orang Moriscos Granada ditangkapi di seluruh Spanyol. 'Piagam-piagam Pengusiran' untuk pengusiran kaum Morisco akhirnya dikeluarkan oleh Philip III tahun 1609 terhadap kaum Muslim yang tersisa di Spanyol, yang pada saat itu terkonsentrasi di Kerajaan Aragon di utara, dan daerah sekitar Valencia di mana mereka terdiri 33 % dari populasi. Pengusiran resmi resmi selesai pada 1614, meskipun diyakini bahwa lebih dari 10.000 Moriscos tetap di Spanyol.

Muslim Spanyol Era 2000

Di North Hudson Islamic Educational Center, NY, nun terdapatlah sebuah kelas belajar Quran dalam bahasa Spanyol. Selain itu, ada juga Muslim Day yang diselenggarakan setiap tahun.

Sekitar 35 persen dari yang hadir adalah Hispanik, dan di beberapa sudut, ada orang-orang dari Puerto Rico, Dominika, Meksiko, Kuba dan lain-lain yang tengah membaca Syahadat.

Sementara mayoritas Hispanik di Amerika Serikat adalah Katolik, beberapa studi memperkirakan bahwa sebanyak 200.000 Hispanik telah memeluk Islam di negara ini. Diantaranya adalah Musa Franco, seorang Kolombia yang masuk Islam pada usia 13 tahun. Setiap hari ia ke masjid bersama istrinya, Candice Elam. Sedangkan Shari Abdul Malik adalah seorang Kosta Rika.

Kemudian ada Miriam Celeste Colo'n, yang masuk Islam pada tahun 2002. Sejak saat itu, ia menjadikan pakaian gamis dan jilbab sebagai kiblat “mode dan fashion”-nya. Ada juga Muslimah Rodriguez, yang memutuskan masuk Islam pada tahun 2009 langsung mengenakan jilbab.

Islam di Spanyol telah menjadi sesuatu yang mendasar dalam budaya dan sejarah bangsa. Islam hadir di tanah Spanyol modern dari tahun 711 sampai 1492 di bawah kekuasaan orang Arab dan Moor al-Andalus.

Pada tahun 2007, diperkirakan lebih dari 1 juta Muslim tinggal di Spanyol, kebanyakan dari mereka imigran baru dari Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Selatan, walaupun ada sejumlah besar orang yang masuk Islam yaitu 20.000 orang. (sa/nytimes / wikipedia)

Sikap Ikhwan Untuk Reformasi Mesir


Dalam dua pekan demonstrasi damai, Ikhwan—kelompok opisisi terbesar di Mesir—terus-menerus menuntut pembebasan dan demokrasi. Pada Jan 25, Ikhwan berkomitmen untuk bergabung dalam upaya nasional menuju reformasi dan kemajuan negara.

Lebih dari delapan dekade, Ikhwan telah konsisten mempromosikan agenda reformasi secara bertahap. Prinsip Ikhwan, jelas dinyatakan sejak awal gerakan pada tahun 1928, menegaskan posisi yang tegas menolak kekerasan. Selama 30 tahun terakhir Ikhwan terus memosisikan diri, berdamai, dan sekaligus juga menjadi penantang terbesar bagi Partai Demokratik Nasional Hosni Mubarak yang berkuasa, sementara advokasi untuk kelas bawah terus dilakukan terhadap rezim yang menindas.

Ikhwan telah berulang kali mencoba untuk terlibat dalam sistem politik, namun upaya ini berulang kali ditolak dengan pernyataan bahwa Ikhwan adalah organisasi terlarang, dan itu terjdi sejak 1954. Namun, Administrasi Pengadilan Mesir pada Juni 1992 menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum bagi pembubaran Ikhwan.

Sebagai akibat dari pemberontakan rakyat, Ikhwan menerima undangan untuk berpartisipasi dalam pembicaraan tentang transisi damai. Seiring dengan perwakilan lain dari oposisi, Ikhwan baru-baru ini mengambil bagian dalam pertemuan penjajakan dengan Wakil Presiden Omar Suleiman.

Dalam pembicaraan tersebut, Ikhwan menjelaskan bahwa Ikhwan tidak akan berkompromi atau mengkooptasi agenda publik. Bahwasanya Ikhwan menegaskan, tidak ada agenda sendiri yang khusus, Ikhwan datang dengan agenda rakyat Mesir, yang telah ditegaskan sejak awal pergolakan.

Ikhwan bertujuan untuk mencapai reformasi dan hak untuk semua: bukan hanya untuk Ikhwan saja, bukan hanya untuk umat Islam, tetapi untuk semua orang Mesir. Ikhwan tidak bermaksud mengambil peran dominan dalam transisi politik yang akan datang. Ikhwan tidak mengajukan calon untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan September.

Sementara Ikhwan mengungkapkan keterbukaan untuk dialog, Ikhwan juga kembali menegaskan tuntutan publiknya, yang harus dipenuhi sebelum perundingan serius yang mengarah ke pemerintahan baru. Rezim Mubarak belum menunjukkan komitmen yang serius untuk memenuhi tuntutan-tuntutan atau untuk bergerak ke arah substantif, perubahan.

Saat ini Ikhwan tidak setuju dengan klaim bahwa opsi yang ada di Mesir hanyalah demokrasi, sekuler murni liberal atau otoriter teokrasi. Sekuler demokrasi liberal dari Amerika dan Eropa, dengan penolakan tegas atas agama dalam kehidupan publik, bukan model eksklusif untuk sebuah demokrasi yang sah.

Di Mesir, agama tetap menjadi bagian penting dari budaya dan warisan rakyatnya. Ke depan, Ikhwan membayangkan berdirinya sebuah negara, demokrasi sipil yang mengacu pada tindakan universal kebebasan dan keadilan, yang merupakan nilai-nilai Islam.

Ikhwan merangkul demokrasi tidak sebagai sebuah konsep asing yang harus berdamai dengan tradisi, tetapi sebagai seperangkat prinsip-prinsip dan tujuan yang inheren kompatibel dengan dan memperkuat ajaran Islam.

Tirani kekuasaan otokratis harus memberi jalan untuk reformasi langsung: demonstrasi dari komitmen yang serius untuk mengubah, pemberian kebebasan untuk semua dan transisi menuju demokrasi. Ikhwan berdiri kokoh di belakang tuntutan rakyat Mesir secara keseluruhan.

Reformasi bertahap harus dimulai dari sekarang, dan harus dimulai pada istilah yang telah diserukan oleh jutaan rakyat Mesir selama beberapa minggu terakhir. Perubahan tidak terjadi dalam semalam, tetapi seruan untuk perubahan itu akan membawa rakyat untuk sebuah awal baru yang berakar pada keadilan dan kemajuan. (sa/ikhwanweb)

Abang Kandung Barack Obama Kunjungi Kantor Pusat WAMY di Jeddah

Malik Obama, saudara kandung dari presiden Amerika Serikat Barack Obama, melakukan kunjungan ke kantor pusat World Assembly of Muslim Youth (WAMY) di Jeddah Selasa lalu, dan bertemu dengan sekjen WAMY Dr Muhammad bin Umar Badahdah, untuk lebih mengenal cara kerja lembaga yang konsen terhadap urusan pemuda ini dan upaya untuk menjalin kerjasama dengan lembaga ini di masa depan yang terkait dengan isu-isu kepemudaan.

Dalam konteks ini, sekjen WAMY Dr Badahdah memberikan penjelasan lengkap tentang kegiatan dan aktivitas yang dilakukan WAMY untuk membangun pemuda di banyak negara yang ada di dunia, termasuk meningkatkan kapasitas serta ketrampilan para pemuda selain juga memberikan layanan sosial kepada masyarakat umum.

Dr Badahdah menyambut baik ajakan kerjasama Yayasan Barack Obama untuk Kegiatan Amal dengan WAMY, dan akan berusaha melakukan koordinasi dengan pihak yayasan Obama dalam segala hal yang terkait dengan memberikan ketrampilan dan peningkatan kapasitas para para pemuda serta mempromosikan kerjasama ini dalam semua bidang yang penting.

Malik Obama adalah kakak kandung dari presiden AS Barack Obama yang juga direktur Yayasan Barack Obama untuk kegiatan Amal yang berbasis di Kenya. Yayasan ini melakukan kegiatan amal dan kemanusiaan bagi siapa saja yang membutuhkan di seluruh wilayah Kenya, terutama di wilayah-wilayah yang mayoritas Muslim, menurut laporan surat kabar Al-Riyadh.(fq/imo)

30 Tahun Untuk Syaikh Qardhawi Kembali Pimpin Shalat Jumat di Mesir

Untuk pertama kalinya sejak ia dilarang dari memimpin shalat Jumat di Mesir sejak 30 tahun lalu, ulama Muslim terkemuka Syaikh Yusuf al-Qardhawi akan memimpin ribuan orang dalam shalat Jumat dari Kairo Tahrir Square pada hari Jumat ini (18/2).

Sumber mengatakan kepada Al Arabiya bahwa kekuatan militer akan 'mendampingi' presiden persatuan ulama muslim internasional ini dari rumahnya menuju ke Tahrir Square, untuk memberikan keamanan bagi pelaksanaan shalat yang ia pimpin dan menemani dia kembali ke kediamannya.

Syaikh Al-Qardhawi terakhir kali menyampaikan khotbah shalat Jumat di Mesir pada tahun 1981 setelah pembunuhan mantan Presiden Anwar el-Sadat.

Ulama Muslim terkemuka lainnya yang juga dilarang memberikan khotbah Jumat, seperti Abd al-Hamid Kishk, Syaikh Muhammad al-Ghazali (almarhum), dan Syaiikh Ahmad El-Mahallawi.

Syaikh El-Mahallawi belakangan ini kembali memimpin sholat Jum'at sewaktu revolusi rakyat di Masjid Ibrahim al-Qaed di Alexandria.

Syaikh Qardhawi menegaskan dalam panggilan telepon dengan German Press Agency bahwa dirinya yang akan memimpin shalat Jumat di Tahrir Square, dengan ratusan ribu orang diperkirakan akan hadir.

Beberapa anak Syaikh Qardhawi dan putrinya ikut ambil bagian dalam demonstrasi Tahrir menjelang penggulingan Mubarak. (fq/aby)

Thursday, February 17, 2011

Universitas Australia Selenggarakan Kelas Keuangan Syariah Pertama Di Dunia


La Trobe University di Australia dilaporkan telah memperluas jangkauan keuangan mereka pada satu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Profesor Ishaq Bhatti mengatakan bahwa universitas ini baru saja membuka "jurusan keungan syariah secara online" di kampus, dan ini menjadi pertama kalinya di dunia.

Universitas ini telah bekerja sama dengan Dubai Ethica Institute, institusi pelatihan keuangan Islam yang sangat maju, untuk mengkoordinasikan program tersebut. Dua tahun lalu, La Trobe sebenarnya telah memulai program Perbankan dan Keuangan Syariah.

Dosen keuangan Islam, Almir Colan mengatakan perkiraan sektor ini memiliki peluang sampai $ 1 triliun.

''Keuangan Islam mendorong kerja sama, kemurahan hati dan berbagi risiko,'' ujar Colan. ''Daripada menerapkan bunga, keuangan syariah memperoleh keuntungan mereka dengan perdagangan, atau investasi. ''

''Apa yang kita coba lakukan adalah membuka mata dan pikiran pada cara yang berbeda dalam berurusan dengan keuangan,'' tambahnya. (sa/newspaperdirect)

Sekolah di Jerman Bersiap Menerima Kurikulum Pelajaran Agama Islam


Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maizière telah meminta negara-negara federal untuk melakukan segala upayadalam memperkenalkankurikulum Islam secara nasional di sekolah-sekolah di seluruh negeri.

Dalam pertemuan dengan lebih dari seratus pakar di Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi di kota Nuremberg, pejabat Jerman dan wakil-wakil masyarakat Muslim mencoba untuk memecahkan masalah-masalah hukum yang menghambat inisiatif tersebut, koresponden Press TV Wolfgang Karg melaporkan pada hari Selasa kemarin (15/2).

"Kita membutuhkan pendidikan Islam di sekolah-sekolah Jerman dan kita perlu hal itu sekarang, bukan hanya proyek-proyek percontohan," kata menteri Jerman.

Hampir semua negara bagian Jerman telah memperkenalkan proyek-proyek percontohan tersebut untukpelajar Muslim, tetapi hanya satu dari 20pelajar Muslim dapat menghadiri kelas-kelas tersebut.

Baik keluarga atau masyarakat mereka selalu memberikan kaum muda Muslim di Jerman dengan konseling moral dan praktek keagamaanyang mereka butuhkan, kata wartawan Press TV.

Konsekuensi seringnya konflik, menyebabkan keterasingan dari krisis agama dan identitas. Inilah sebabnya mengapa pemerintah mendukung pendidikan Islam di sekolah-sekolah untuk kepentingan anak-anak, meskipun adanya hambatan, ia menambahkan.

Sebagai solusi sementara, pemerintah sekarang menyerukan pemerintah daerah untuk menerima anggota Muslim dalam dewan kota sebagai mitra dalam pengembangan kurikulum untukpelajaran Islam.

"Kami tidak bisa menunggu sampai asosiasi keagamaan diterima seperti itu oleh negara-negara federal," tambah de Maizière.

Menteri berpendapat bahwa anggota parlemen harus berhenti menunggu komunitas Muslim menjadi seperti gereja-gereja Kristen dan bukan berurusan dengan entitas yang mereka yang beragam dan secara sukarela.

Tampaknya adakeinginan baru di antara anggota parlemen dan kelompok-kelompok Muslim di Jerman untuk mencari solusi pragmatis sehingga pendidikan Islam dapat diperkenalkan secara nasional.

Konferensi Islam Jerman akan bertemu lagi pada akhir Maret depan. Kelompok-kelompok Muslim di Jerman berharap bahwa terobosan bisa dicapai saat ini.(fq/prtv)

Abdullah Gul: Seluruh Dunia Mendesak Israel Cabut Blokade Atas Gaza

Presiden Turki Abdullah Gul mengatakan bahwa para pemimpin dunia mendesak Israel untuk segera mencabut blokade atas Jalur Gaza, yang telah menyebabkan terjadinya krisis kemanusiaan seriusdi sana.

"Blokade yangterjadi di Gaza bukanlah tindakan yang sah, dan semua organisasi internasional mendesak semua pemimpin Israeluntuk mencabutembargo dan mengangkat blokade," kata Gul kepada Press TV dalam sebuah wawancara eksklusif.

"Para pemimpin dunia dari Presiden Obamahingga pemimpin Eropa - tidak hanya di sisi para pemimpin Muslim -menyerukan Israel untuk melakukan ini (mencabut blokade)," tegasnya.

"Jadi pasti masalah ini bukan hanya masalah Palestina atau bukan masalah hanya bagi orang Arab,ini adalah masalah semua umat Islam dan semua umat manusia yang benar-benar peduli tentang pelanggaran hak asasi manusia ... Oleh karena itu, Turki sangat sensitif dalam masalah ini, "kata Gul.

Situasi kemanusiaan memburuk di Gaza datangsetelah Juni 2007 ketika Israel dan Mesirmenutup perbatasan Gaza dan memperketat pengepungan di wilayah itu.

UNRWAPBB telah memperingatkan bahwa blokade Israel terhadap Gaza telah memburuk krisis kemanusiaan di tanah Palestina yangmiskin tersebut.

Perekonomian Gaza telah hancur oleh pengepungan dan serangan Israel selama 22 hari pada pergantian tahun 2009, yang memporakporandakan puluhan rumah, bangunan dan sebagian besar infrastruktur di wilayah itu.

Menurut angka PBB, perang telah merusak atau menghancurkan lebih dari 50.000 rumah, 800 unit industri, 200 sekolah serta 39 masjid dan dua gereja.

Perang juga menyebabkan lebih dari 1.400 orang - kebanyakan warga sipil - tewas dan puluhan ribu lainnya terluka. (fq/prtv)

Saudi Akan Tarik Buku Hassan Al-Banna dan Sayyid Quthb dari Perpus Sekolah

Departemen Pendidikan Saudi mengeluarkan resolusi untuk menarik beberapa buku yang ada di perpustakaan sekolah umum yang dianggap menghasut kekerasan dan melarang adanya sumbangan buku tanpa persetujuan otoritas berwenang terlebih dahulu.

Buku-buku yang dituduh memiliki dampak negatif pada siswa sekolah seperti tulisan-tulisan para pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir seperti Syaikh Hassan al-Banna, pendiri Ikhwan, dan Sayyid Quthb, salah satu pemikir Ikhwan yang paling terkemuka, surat kabar al-Hayat yang berbasis di London melaporkan Selasa lalu.

Kementerian pendidikan mengumumkan rencana akan melakukan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah untuk memastikan bahwa perpustakaan sekolah tidak lagi menyimpan buku-buku serupa untuk para siswa.

Dr Muhammad al-Zulafi, mantan anggota Dewan Syura, mengatakan langkah ini datang terlambat.

"Perpusatkaan sekolah selalu berisi buku yang mempromosikan kekerasan dan ekstremisme," katanya kepada Al Arabiya.

"Tulisan-tulisan para pemimpin Ikhwanul Muslimin memiliki pengaruh yang kuat pada pendidikan di Arab Saudi selama tiga dekade terakhir."

Zulafi menyatakan keraguannya tentang pelaksanaan keputusan kementerian itu karena sebagian besar pustakawan di sekolah-sekolah mengadopsi pandangan yang sangat mendalam terhadap buku-buku yang dilarang tersebut.

"Saya menyerukan kepada warga negara untuk ambil bagian dalam pelaksanaan keputusan ini. Mereka harus tahu apa yang terjadi di dalam sekolah-sekolah. "

Zulafi menambahkan bahwa untuk waktu yang lama, buku-buku ekstrimis telah membanjiri perpustakaan sekolah, sementara ada pembatasan terhadap buku-buku seni yang berbicara tentang seni atau nilai-nilai toleransi dan moderasi.

"Ada orang yang mendukung peredaran buku-buku itu. Beberapa bahkan mencetaknya dan mendistribusikannya secara gratis tanpa mempertimbangkan konsekuensinya kepada siswa. "

Zulafi memperingatkan bahwa buku-buku tidak hanya ada di sekolah, tetapi juga di beberapa tempat lainnya seperti klinik dokter. Itulah sebabnya, kata dia, harus ada rencana yang matang untuk menarik buku-buku tersebut dari seluruh kerajaan.

"Jika buku-buku tersebut tidak ditarik, pemuda kita akan berakhir di Somalia atau Tora Bora di Afghanistan karena ide-ide ekstremis yang mereka baca," pungkasnya.(fq/aby)

"La ya Syaikh", Novel Pertama Terkait Revolusi Rakyat Mesir

Wartawan Mesir Saeid Habib telah merilis novel pertamanya terkait revolusi rakyat yang terjadi di negaranya pada tanggal 25 Januari lalu.

Novel, yang berjudul "La ya Syaikh" (istilah slang bahasa Arab untuk "Oh, benarkah!), menceritakan berbagai bentuk penindasan yang diterapkan kepada rakyat Mesir sebelum dan selama revolusi. Hal ini termasuk penahanan lebih dari 15.000 tahanan politik, menerapkan hukum darurat, dan penindasan kebebasan berekspresi oleh staf keamanan negara.

Habib juga berbicara tentang cara polisi anti huru-hara menangani para pengunjuk rasa yang memulai revolusi seperti penggunaan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam untuk membubarkan para demonstran.

Novel ini bertujuan menyoroti kemampuan laten dari orang-orang Mesir yang mampu mengusir rezim Mubarak.

"Baik Saya maupun demonstran membayangkan bahwa revolusi secara spontan berlangsung," kata Habib kepada AlArabiya.net. "Orang-orang Mesir menemukan kemampuan mereka dan hasilnya luar biasa."

Habib, yang saat ini tinggal di Kuwait, menunjukkan perbedaan antara Revolusi 23 Juli tahun 1952, yang dilakukan oleh tentara, dan revolusi 25 Januari tahun 2011, yang dipimpin oleh rakyat.

"Fakta menunjukkan bahwa revolusi ini adalah 100% dari rakyat Mesir yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Mesir."

Habib dalam novelnya juga mengecam media Mesir yang menodai citra warga Mesir terkait tren Islam dan mengatakan bahwa bukunya bertujuan menantang stereotip terhadap masyarakat yang relijius.

"Novel ini sebenarnya tidak memihak tren Islam, namun memberikan gambaran realistis mengenai umat Islam yang taat dan menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang biasa, tidak berbeda dari warga Mesir lainnya sebagaimana media Mesir ingin meyakininya."

Novel ini, Habib menambahkan, juga memberikan gambaran tentang represi kekerasan kepada para Islamis dan pembunuhan beberapa pemimpin Islam selama tahun 1990-an, seperti Maged al-Otaifi dan Mohei Alaa al-Din.

"Revolusi dikreditkan untuk membuat gerakan Islam, seperti Ikhwanul Muslimin, muncul sebagai kekuatan nasional."

Habib menjelaskan bahwa Kementerian Dalam Negeri Mesir telah menghambat perkembangan setiap partai politik berorientasi Islam seperti al-Wasat dan Partai Reformasi Islam.

Saeid Habib sendiri adalah putra dari Dr Kamal al-Saeid Habib, seorang anggota terkemuka gerakan Jihad yang menghabiskan 10 tahun waktunya di penjara dan berada di bawah tahanan rumah setelah pembebasannya.

"Saya mendedikasikan buku ini untuk ayah saya," katanya. "Ayah saya selalu memimpikan keadilan dan siap mati demi mimpinya itu."

Habib menuduh Kementerian Dalam Negeri mengambil bagian dalam kecurangan pemilihan parlemen dan memberikan hampir semua kursi parlemen untuk partai yang berkuasa Partai Demokrasi Nasional.

"Ketika orang tidak diberi hak untuk membuat suara mereka didengar melalui perwakilan mereka di parlemen, mereka tidak menemukan jalan kecuali turun ke jalan dan melakukan revolusi."

Menurut Habib, salah satu prestasi utama revolusi adalah kecaman terhadap aparat Keamanan Negara, departemenKementerian Dalam Negeri yang dikenal sangat menekan pihak oposisi demi kepentingan rezim yang berkuasa.

"Saya yakin tidak ada satu rumah pun dari warga Mesir tanpa cerita atau yang lainnya terkait tentang pelanggaran yang dilakukan oleh aparat keamanan Negara."

Habib juga menyerukan agar dihapuskannya undang-undang darurat, yang memberikan Kementerian Dalam Negeri hak untuk menangkap orang tanpa dakwaan dan menahan mereka selama bertahun-tahun tanpa pengadilan.

"Rakyat Mesir hanya akan merasa bebas setelah undang-undang darurat, yang tidak diterapkan di tempat lain di dunia, dibatalkan. (fq/aby)

Tuesday, February 15, 2011

Mubarak Jatuh, Posisi Syaikhul Azhar Akan Kembali Dipilih Bukan Ditunjuk

Syaikhul Azhar Dr. Ahmad Al-Thayyib menyatakan bahwa dirinya akan mengajukan permohonan kepada Komisi rancangan yang akan membentuk konstitusi baru Mesir, agar dalam waktu secepatnya untuk kembali menggelar pemilihan Syaikhul Al-Azhar yang bukan berdasarkan pengangkatan, perlindungan khusus, ataupun berdasarkan durasi tertentu.

Dr. Al-Thayyib mengatakan, ia tidak keberatan posisi Syaikhul Azhar dilakukan melalui pemilihan bukan pengangkatan, menunjukkan bahwa permintaan untuk pemilihan Syaikhul Azhar adalah salah satu prioritas atas pengangkatan dirinya dan ia telah lama menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkan rencana ini.

Dia menjelaskan konstitusi saat ini telah dibatalkan, dan pengembangan konstitusi baru bagi negara akan menerapkan perubahan ini, sehingga pemilihan Syaikhul Azhar akan dipilih oleh panel para ulama senior serta para peneliti syariat Islam yang akan mencalonkan sekelompok ulama dan memberikan pendapat untuk memilih di antara mereka yang akan menjadi Syaikhul Azhar.

Posisi Syaikhul Azhar sebelumnya dilakukan lewat pemilihan oleh para ulama senior, namun hal itu dihapuskan setelah Mesir mengadopsi UU 103 bagi organisasi Al-Azhar pada tahun 1961. Perwakilan dari Ikhwanul Muslimin di parlemen Mesir juga telah pernah menawarkan proposal ke pemerintah yang akan membuat jabatan Syaikhul Azhar dipilih bukan diangkat, namun pemerintah mengabaikan proposal dari Ikhwan.(fq/islamtoday)

Mufti Syaikh Al-Ahmad: Revolusi Mengancam Saudi

Mufti Arab Saudi Syaikh Yusuf Al-Ahmad mengingatkan pemerintahnya untuk segera mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran, jika tidak ingin menghadapi revolusi seperti yang terjadi di Mesir dan Tunisia.

Syaikh Al-Ahmad menyampaikan hal tersebut dalam rekaman video yang diunggah ke internet. Ia mengatakan, dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran di Saudi yang mencapai 22 persen, gerakan rakyat yang kini sedang melanda dunia Arab bisa menular ke Saudi. Apalagi bibit-bibit ketidakpuasan itu sudah terlihat lewat aksi protes warga Saudi atas kegagalan pemerintah mengatasi persoalan banjir, terutama di kota Jeddah.

"Banjir yang melanda kota kedua terbesar di Saudi itu menelan korban jiwa dan menyebabkan ribuan warga Jeddah mengungsi sehingga memicu kemarahan publik," tulis surat kabar Al-Arab mengutip pernyataan Syaikh Al-Ahmad.

Mufti Saudi itu mengungkapkan, cara rakyat mengungkapkan kemarahan sudah berubah dengan cara yang tidak dibayangkan sebelumnya, karena rakyat merasa tertindas dan diperlakukan tidak adil. Al-Ahmad mengkritik pemerintah Saudi yang mengalokasikan dana sebesar 112 miliar dollar untuk Universitas King Abdullah dan dana sebesar 72 miliar dollar untuk Universitas Puteri Noura di Riyadh.

Al-Ahmad menilai dana sebesar itu cukup untuk membangun 72 universitas dan menciptakan 300.000 lapangan pekerjaan bagi rakyat Saudi. Menurutnya, perlu ada pengawasan terhadap aset-aset milik publik untuk mencegah pemborosan yang dilakukan pemerintah.

Tahun 2009, parlemen Saudi mengumumkan bahwa tingkat pengangguran di Saudi masih berkisar 22 persen. Sementara versi pemerintah menyebutkan bahwa tingkat pengangguran hanya 10,5 persen. Angka 22 persen, mengindikasikan rencana tiga tahun yang dirancang pemerintah Saudi untuk mengatasi masalah kemiskinan kurang berhasil. (ln/prtv)

Ratusan Demonstran Anti Rezim Iran Bentrok dengan Polisi, Satu Tewas



Beberapa aksi unjuk rasa diselenggarakan di Teheran untuk mendukung pemberontakan rakyat di negara-negara Arab yang dilakukan oleh para pemimpin oposisi Iran, di tengah langkah-langkah keamanan yang ketat.

Ratusan demonstran Iran pada hari Senin kemarin (14/2) yang berusaha untuk melakukan aksi demonstrasi di Teheran, mengatakan bahwa aksi mereka dalam rangka mendukung pemberontakan rakyat Arab pada saat puluhan polisi bergerak untuk membubarkan mereka, kata saksi mata melaporkan.

Seorang saksi mengatakan kerumunan pengunjuk rasa terlihat di alun-alun utama Teheran seperti Haft-e Tir Square, Karim Khan Avenue, Firdausi Square, Hafez street, sementara yang lain mengatakan aksi serupa juga terjadi di Imam Hussein Square hingga Enghelab Square.

"Mereka sedang beraksi dengan tenang dan berusaha untuk tetap low profile," kata saksi mata tentang demonstran yang berlangsung di Imam Hussein Square ke Enghelab.

Saksi lain mengatakan sekitar 1.000 polisi dikerahkan di Haft-e Tir Square, Karim Khan Avenue, Firdausi Square dan Hafez street.

"Beberapa polisi yang mengejar para demonstran berusaha untuk membubarkan mereka," katanya menambahkan.

Sekitar 1.000 polisi anti huru-hara juga dikerahkan di dan sekitar Imam Hussein Square, kata seorang saksi mata.

Beberapa kelompok mengklaim penggerak aksi ini memiliki link ke gerakan oposisi Iran yang telah menyerukan demonstrasi dalam mendukung pemberontakan Arab setelah permohonan pemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi untuk mengadakan aksi demonstrasi ditolak oleh kementerian dalam negeri Iran.

Situs AFP melaporkan satu orang tewas dari pengunjuk rasa setelah terjadi bentrokan dengan pihak keamanan Iran.

Media asing telah dilarang dari melakukan pelaporan on-the-spot dari aksi unjuk rasa tersebut.(fq/alahram)

Aneh Tapi Nyata: Gaddafi Akan Ikut Berdemo Jatuhkan Kekuasaannya Sendiri

Para aktivis Libya anti pemerintah dilaporkan akan mengadakan aksi besar-besaran pada hari Kamis tanggal 17 Februari mendatang.

Terinspirasi oleh revolusi rakyat yang berhasil menggulingkan rezim yang berkuasa di Tunisia dan Mesir, rakyat Libya yang telah mengalami masa 40 tahun kediktatoran presiden mereka, Muammar Gaddafi tidak mau kalah dengan rekan-rekan mereka di negara tetangga Mesir dan Tunisia dan memutuskan untuk melakukan aksi serupa.

Aksi yang massa yang mereka sebut sebagai Hari Kemarahan tersebut bertujuan untuk menuntut jatuhnya rezim Gaddafi yang telah terlalu lama berkuasa di Libya.

Namun ada yang menarik bahkan lucu dari rencana aksi massa yang akan meggulingkan presiden Libya tersebut.

Situs aldaronline melaporkan bahwa setelah mendengar ada rencana aksi revolusi rakyat besar-besaran yang bertujuan ingin menggulingkan kekuasaannya, Gaddafi yang merupakan pemimpin nyentrik itu justru dilaporkan berencana untuk ikut berpartisipasi dalam solidaritasnya kepada rakyat dalam aksi demonstrasi yang akan menjatuhkan pemerintahannya sendiri.

Belum bisa dipastikan apa maksud Gaddafi untuk ikut serta dalam aksi massa yang akan menggulingkan kekuasaanya itu, yang jelas mungkin Gaddafi adalah satu-satunya pemimpin yang akan ikut berdemo bersama rakyatnya untuk menjatuhkan kekuasaannya sendiri. Pemimpin besar revolusi yang akan merevolusi kekuasaannya sendiri, itulah Gaddafi.(fq/imo/aldar)

Biaya Perang AS di Afghanistan 300 Juta Dolar Perhari

Sebuah laporan mengatakan bahwa Washington menghabiskan uang sebesar 300 juta dolar uang pembayar pajak rakyat Amerika untuk perang Afghanistan per hari, dan informasi ini datang pada saat AS sejauh ini telah gagal untuk membangun keamanan di negara yang dilanda perang tersebut.

Hal ini juga terkait dengan penarikan pasukan Amerika dari Irak yang akan memungkinkan pengurangan anggaran pertahanan AS pada tahun 2012.

Dalam anggaran yang diusulkan Pentagon, biaya perang di Irak dan Afghanistan akan turun menjadi 117.8 miliar dolar untuk tahun fiskal 2012, ada pengurangan sebesar 41.5 miliar dolar dari tahun sebelumnya, AFP melaporkan.

Pada saat ada upaya mengakhiri perang AS di Irak, anggaran yang disisihkan sebesar 10.6 miliar dolar untuk "Operasi Fajar Baru," dengan sisa 50.000 tentara AS di sana karena akan ditarik pada akhir 2011.

Pengeluaran untuk misi Afghanistan sebesar 107.3 miliar dolar, turun sedikit dari anggaran terakhir, yang meminta 113.5 miliar dolar.

Anggaran yang dirilis Senin kemarin (14/2) tidak termasuk dalam skala penarikan pasukan yang direncanakan, dengan dokumen anggaran Pentagon berasumsi rata-rata 98.250 pasukan akan ada di lapangan pada akhir 2012.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates mengatakan Pentagon telah "memutuskan untuk anggaran konservatif" pada saat terlalu dini untuk memprediksi berapa banyak tentara akan ditarik setelah bulan Juli.

"Tapi itu bukan berarti bahwa kami akan memiliki 98.000 tentara pada akhir Februari 2012," tambahnya.

Anggaran untuk Afghanistan dan Irak termasuk 72.9 miliar dolar untuk operasi, 10.1 miliar dolar untuk melawan ancaman bom rakitan - pembunuh utama pasukan yang dipimpin NATO dalam perang.

Sekitar 11.9 miliar dolar dikhususkan untuk memperbaiki dan mengganti peralatan yang hilang atau rusak dan 12.8 miliar dolar untuk pelatihan dan mempersenjatai pasukan keamanan Afghanistan, yang seharusnya secara bertahap mengambil alih tugas keamanan pada tahun 2015.(fq/prtv)

Sunday, February 13, 2011

Rakyat Yaman Tuntut Presiden Ali Abdullah Saleh untuk Mundur



Terinspirasi oleh revolusi Mesir, ribuan anak muda Yaman telah turun ke jalan-jalan di ibukota Sanaa, menuntut agar diakhirinya lebih dari tiga dekade pemerintahan Presiden Ali Abdallah Saleh.

Setidaknya dua pengunjuk rasa pro-demokrasi terluka setelah ratusan pendukung presiden, dengan membawa pisau dan tongkat, berusaha membubarkan demonstrasi pada hari Sabtu kemarin (12/2).

"Setelah Mubarak, giliran Ali," teriak beberapa orang dari sekitar 5.000 pengunjuk rasa yang diperkirakan menuju ke universitas Sanaa, dengan beberapa yang berteriak, "Keluar, Keluar Ali" dan lainnya meneriakkan, "Rakyat ingin rezim segera jatuh," lapor AFP

"Apa yang kami inginkan adalah untuk menuntut hak-hak semua orang dan menggulingkan rezim, presiden harus turun seperti Husni Mubarak dan presiden Tunisia," kata para pemrotes.

Presiden Ali Abdullah Saleh, mengamati dengan seksama aksi unjuk rasa di dunia Arab, dan telah berjanji untuk tidak maju lagi dalam pemilu mendatang atau mengalihkan kekuasaan kepada anaknya.(fq/prtv)

Cairo : Menjadi Pusat Perhatian Dunia


Cairo, kota terpadat di dunia dengan penduduk 8 juta, dan 18 juta yang menjadi penghuni wilayah 'Cairo Raya'. Kota yang berada ditepi Nil ini, mempunyai sejarah yang sangat luar biasa, sejak zaman Fir'aun, dan peninggalan pyramida, yang menjadi objek turis, serta mumi Fir'aun, dan sampai sekarang masih tetap menjadi perhatian para ilmuwan.

Hari-hari sejak berlangsungnya aksi protes kaum muda Mesir, yang menuntut diktator Mubarak mundur, dan gerakan mereka menjadikan Tahrir Square sebagai 'epicentrum' dan 'gravitasi', yang mempunyai magnitute (daya tarik) yang luar biasa bagi masyarakat dunia.

Rakyat Mesir memunyai daya tahan dalam melakukan gerakan, yang belum dimiliki oleh bangsa lainnya. Mampu bertahan sampai hampir tiga pekan. Mereka tak kenal lelah dan berkorban dengan tetesan darah, guna memperjuangkan keyakinan mereka, mengakhiri rezim diktator Mubarak. Gerakan aksi potres yang dilakukan rakyat Mesir itu, ini menjadi catatan sejarah yang sangat panjang, dan pelajaran yang berharga bagi dunia Arab.

Seperti kota-kota megapolitan di dunia yang padat, dan penuh sesak dengan kendaraan dan polusi, dan membuat warganya merasa tidak nyaman. Sekarang, banyak warga yang tinggal di "rumah sangat sederhana" dipinggiran kota Cairo, dan mengembangkan pertanian, dan memanfaatkan sungai Nil. Orang Cairo dikenal dengan sangat cerdas, dan mempunyai sense humor yang tinggi.

Tetapi, kelihatannya mereka kehilangan sense humornya, ketika menghadapi Mubarak yang sudah berkuasa selama 30 tahun, dan sangat diktator, dan memperbudak rakyatnya secara biadab, dan merampok kekayaan negara, yang tidak sedikit, mencapai nilai $ 70 milir dolar alias Rp 700 triliun rupiah. Mubarak juga menjadi kaki tangan Israel dan Amerka, yang membawa misi mereka untuk menghancurkan bangsa-bangsa Arab lainnya, termasuk Palestina.

Kisah kota Cairo ini, adalah sebuah kota kuno yang memiliki peradaban yang tinggi, peninggalkan penguasa-penguasa Mesir, yang silih berganti. Cairo bukan hanya paling padat penduduk diantara ibukota negara-negara Arab, tetapi kota terpadat di seluruh dunia. Bagaimana kehidupan sehari-hari jutaan rakyat yang tinggal di sana?

Penduduk Kairo tidak nyaman dengan tentang polusi yang tinggi, kemacetan lalu lintas permanen dan Kairo sebagai kota megaplitan yang harus menampung pertambahan penduduk migran yang terus meluas. Meskipun, kondisi sangat tidak nyaman, tetapi penduduk Cairo merasa sangat bangga dengan kota tua itu.

Maria Golia, penulis "Kairo: Kota Pasir," yang pernah tinggal selama 25 tahun terakhir ini, dan pernah tinggal di New Jersey, Roma, Paris, dan kota-kota lainnya di dunia, tetapi Maria mengatakan Kairo adalah tempat paling aman, dibandingkan dengan kota-kota dunia yang pernah ia kunjungi. Maria merasa sangat nyaman hidup dan bertetangga dengan tetangganya, dan tidak pernah merasa kawatir dengan kehidupan Cairo.

Cairo dibangun di atas wilayah yang tidak terlalu luas, hanya sedikit di tepian sungai Nil, yang subur, dan sekitarnya dikelilingi oleh gurun, kota yang tempat tinggal dam rumah bagi sekitar 7 juta orang, dengan sampai 18 juta yang tinggal di Kairo Raya. Sungguh luar biasa. Jumlah penduduk Cairo akan terus bertambah, karena Cairo, yang menjadi tempat mencari kehidupan, ekonomi, budaya, agama, karena di Cairo terdapat sebuah Universitas terkemuka di dunia, Al-Azhar.

Mesir terkenal dengan peradaban kuno, Kairo berdiri sebagai sebuah kota sudah lebih dari 1.000 tahun. Sedangkan piramida yang terletak di kota Giza, tak terlepas sejarah masa lalu, yang sangat unik, dan mempunyai misteri yang sampai kini menjadi objek para wisata. Bagaimana bangsa Mesir di masa lalu membangun pyramida itu? Ini yang menjadi misteri. Kota Cairo berkembang dengan sangat dinamis, interaksi antara budaya Barat dan Timur, yang terus-menerus, yang melahirkan berbagai sintesa kehidupan yang sangat luar biasa.

Cairo yang sangat menonjol, tak lainnya, kota ini dikenal dengan kota "Seribu Menara", di mana, kalau akan menjejakkan kaki di Bandara Internasional Cairo, dari jendela pesawat akan terlihat seperti orang yang mengacungkan 'telunjuk' orang yang berjejer, dan sangat luar biasa menakjubkannya. Sangat indah. Cairo dilihat dari udara. Di mana banyak menara yang menjulang, dan ada di seantero Cairo. Kota ini sangat religius, meskipun kota megapolitan. Islam sudah tertanam dalam kehidupan masyarakat, yang berlangsung ratusan tahun, yang lalu.

Islam selalu menjadi bagian kehidupan rakykat, dan tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Inilah yang membuat Cairo menjaid pusat 'gravitasi' dan mempunyai 'magnitut' yang sangat kuat, karena kehidupan yang dilatar belakangi dengan budaya Islam, sehingga Cairo selau dikaitkan dengan julukkan: "Kota 1.000 Menara. Masjid di Cairo benar-benar menjadi pusat agama Islam, dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Para penguasa yang mengabaikan Islam dan masjid akan menemui nasib yang malang, seperti yang dialami semua penguasa Mesir, mulai dari Farouk, Nasser, Najib, Anwar Sadat, sampai Mubarak.

Kota yang dibangun di zamannya Amr bin Ash, masa Khalifah Umar ibn Khattab ini, sampai sekarang tak pernah lekang relasinya dengan agama Islam.

Samia Mehrez seorang profesor bidang sastra Arab di Universitas Amerika di Kairo, dan telah menyusun "Atlas Sastra Kairo". Dia mengarkan, bahwa agama (Islam) adalah bagian dari kehidupan sehari-hari di Kairo, tapi rakyatnya tetap nyaman dengan kehidupan modern, dan Cairo tetap dapat menjalankan peranannya sebagai koa megapolitan, yang modern.

Tetapi, pengaruh yang begitu kentara, ketika pemerintahan Mubarak, yang menjadi kaki tangan Amerika itu, ketika melakukan liberalisasi ekonomi, dalam beberapa tahun terakhir telah berdampak lahirnya budaya konsumerisme Barat, dan kehidupan rakyatnya mulai hedonis, kata Mehrez.

Pusat-pusat perbelanjaan menjual barang mewah tumbuh luar biasa, yang menjajakan barang import, yang terus membanjiri plaza-plaza di kota Cairo. Inilah kehidupan baru rakyat Cairo, yang perlahan-lahan mulai terancam dengan budaya Barat, yang semakin menggerogoti mereka.

"Dalam 15 tahun terakhir telah terjadi setiap tempat fast food yang dapat Anda bayangkan (di Kairo) - segala macam merek," kata Golia, "tetapi hanya bagian yang relatif kecil dari populasi sebenarnya mampu untuk membelinya.

"Budaya konsumen terus berkembang sampai batas tertentu, dan mulai banyaknyakelas menengah yang tumbuh di Mesir yang bercita-cita ingin lebih makmur, dan rakyat Cairo juga mulai tertarik dengan kehidupan malam, disertai dengan makan-makan di cafe-cafe yang menjamur di sepanjang sungai Nil.

Kesenjangan yang tumbuh antara diantara kayat mulai terlihat. Ada diantara mereka yang sangat kaya raya, karena mendapatkan dari liberalisasi ekonomi ala Mubarak, tetapi lebih banyak yang sangat miskin. Sehingga, kehidupan menjadi sangat paradok. Ini sangat tampak mencolok dalam kehidupan sehari-hari di Cairo. Faktor ini yang ikut mematangkan lahirnya gerakan protes menurunkan Mubarak. Mubarak telah membuat rakyat menjadi miskin, dan hanya segelintir orang yang kaya, yang menjadi kroninya.

David Sims, perumahan ahli dan penulis buku "Memahami Kairo. Logika dari Kota Out Control", menggambarkan Cairo sebagai kota yang "kumuh" , dan fasilitas publik yang sangat terbatas, dan kehidupan yang penuh sesak, dan udaranya gurun yang panas, semakin nampak kota Cairo semakin terasa kumuh, kata Sims. Dia menambahkan bahwa mereka banyak rumah kelas menengah bawah kota, pengusaha, dan pedagang kecil.

Menurut Komisi Kependudukan PBB, menyatakan Cairo, termasuk tiga dari 30 kota yang kumuh terbesar di dunia adalah Kairo. Sampah yang tidak terkelola dengan baik, yang bertebaran diterpa angin gurun, ujar Manshiet Nasser. Namun, di tengah-tengah kemiskinan penduduk Kairo, tentu yang paling penting adalah penduduk kota memiliki karakter yang sangat cerdas dan ulet, dan selalu mampu membuat solusi dengan setiap persoalan yang mereka hadapi.

Orang-orang Cairo mempunyai sense humor yang tinggi, dan selalu tertawa, kata Maria Golia. Tetapi, bukan tidak dapat marah. Mereka menunjukkan kecerdasan, keuletannya, dan sikapnya yang sangat kuat dan teguh, ketika mereka sudah mempunyai sebuah tekad, yaitu membuat sejarah baru dalam kehidupan mereka, yang tak akan pernah dilupakan oleh genersi berikutnya, yaitu mengakhiri rezim diktator Mubarak.

Berbahagialah rakyat Cairo, yang sudah terbebas dari Mubarak, dan semoga tidak ada lagi Mubarak-Mubarak baru yang lebih kejam. mi/tm.

Media AS: Jatuhnya Mubarak Bikin Raja Saudi Makin Sakit

Kondisi kesehatan raja Saudi dilaporkan semakin serius memburuk karena usahanya untuk mencegah pengusiran mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak telah gagal.

Abdullah bin Abdulaziz Al Saud berusaha untuk menggalang dukungan Amerika Serikat untuk tetap terus membuat Mubarak berkuasa meskipun adanya Revolusi rakyat di Mesir, yang mendesak penghapusan rezim Mesir yang telah berkuasa selama 30-tahun.

"Upaya-upaya ini tentu tidak membantu kesehatan dan pemulihan dirinya," surat kabar AS World Tribune mengutip sumber intelijen yang mengatakan pada hari Jumat lalu.

"Dia telah mengalami kemunduran medis yang sangat besar," kata sumber itu. Penguasa Saudi berusia 86 tahun, yang dilaporkan teman dekat Mubarak, sebelumnya telah pulih dari dua operasi di Amerika Serikat pada akhir 2010.

Raja Abdullah sebelumnya telah menelpon Mubarak akhir bulan lalu untuk memastikan dirinya mendukung Mubarak, menggambarkan gerakan rakyat sebagai usaha untuk merusak keamanan Mesir dan stabilitas di atas nama kebebasan berekspresi, lapor AFP.

Raja Abdullah mencap para pengunjuk rasa sebagai "penyusup" dan berkata, "Arab Saudi berdiri dengan semua kekuatannya dengan pemerintah dan rakyat Mesir."

Mubarak menyerahkan kekuasaan kepada Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir pada Jumat lalu, menyerah atas 18 hari demonstrasi menuntut pengunduran dirinya.(fq/prtv)

ALQURAN & RECITATION

Quran Explorer - [Sura : 1, Verse : 1 - 7]