Ribuan warga Yordania turun ke jalan-jalan ibukota, Amman, menyerukan reformasi politik dan ekonomi segera.
Aksi protes yang diselenggarakan oleh Front Aksi Islam (IAF), sayap politik Ikhwanul Muslimin di Yordania, dan 19 partai politik lain diyakini menjadi demonstrasi pro-demokrasi terbesar di Yordania sejak Januari.
Aksi protes di mulai setelah Shalat Jumat. Sekitar 3.000 petugas keamanan ditempatkan di Amman pusat pada hari Jumat, yang dijuluki sebagai "Hari Kemarahan".
Para pejabat Yordania mengatakan petugas polisi dikerahkan untuk melindungi aksi dan mencegah bentrokan antara demonstran pro-demokrasi dan aktivis pro-pemerintah.
Para pengunjuk rasa, diperkirakan lebih dari 10.000 telah menyerukan agar pemerintah dipilih, reformasi konstitusi dan pembubaran parlemen. Saat ini, Raja Abdullah menunjuk dan memberhentikan kabinet.
"Kami berdemo hari ini melawan pemerintah dan menuntut reformasi. Kami meminta rezim laukan reformasi. Kami ingin monarki parlemen yang sebenarnya. Monarki sebaiknya tidak mendominasi parlemen," kata tokoh serikat perdagangan Maisara Malas kepada AFP.
"Reformasi telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Kami ingin perubahan konstitusional segera untuk membantu menciptakan pemerintah yang produktif dan parlemen benar-benar representatif. Ini adalah tuntutan semua rakyat Yordania," kata Hamzah Mansur, kepala IAF kepada kerumunan demonstran.
"Tujuan protes ini adalah menuntut perubahan konstitusional untuk membawa pemerintah yang dipilih dan parlemen yang terpilih yang membentuk pemerintah maupun pengadilan konstitusi. Kami juga ingin pemerintah dan parlemen untuk mengarah ke monarki konstitusional," kata pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Salem Falahat.
Sementara itu, para pendukung keluarga kerajaan juga berkumpul di jantung ibukota untuk memprotes demonstran oposisi.(fq/prtv)
No comments:
Post a Comment