Wednesday, September 29, 2010

Muslim Cina Malaysia Akhirnya Akan Miliki Masjid Sendiri di Kuala Lumpur


Pemerintah Malaysia telah mengukuhkan tanah seluas 1.94 hektar di Jalan Davis, Kuala Lumpur, untuk pembangunan sebuah masjid bagi Muslim Cina.

Menteri Federal Wilayah dan Kesejahteraan Perkotaan Datuk Raja Nong Chik Raja Zainal Abidin mengatakan permintaan adanya masjid bagi komunitas muslim Ciba tersebut telah lama dilakukan oleh Asosiasi Muslim Cina Malaysia (MACMA).

"Saya mengajukan permintaan mereka kepada Perdana Menteri yang kemudian memberikan persetujuan," kata Raja Nong Chik yang membuat pengumuman soal masjid muslim Cina pada halal bi halal yang diselenggarakan oleh MACMA, Federasi Asosiasi Cina Malaysia (Huazong) dan Pusat Studi Malaysia Cina (Huayan) yang diadakan di Kuala Lumpur.

"Ini akan menjadi masjid pertama untuk Muslim Cina Malaysia yang akan dibangun di Kuala Lumpur dan Selangor.

"Macma akan mengelola masjid ini dan akan menjadi poin penting untuk menarik wisatawan lain untuk belajar lebih banyak tentang budaya Tionghoa Muslim," kata Raja Nong Chik.

Presiden Macma Malaysia Datuk Mustapha Ma mengatakan para arsitek sekarang bisa ikut dalam kompetisi untuk menyerahkan desain mereka untuk pembangunan masjid.

"Pemenang akan diumumkan pada bulan Februari tahun depan," kata Mustapha, yang juga ketua mengorganisir acara.

Mustafa menambahkan bahwa Macma juga akan mempromosikan Malaysia sebagai surga makanan halal.

Raja Nong Chik mengatakan ada sekitar 57.000 Muslim Cina di Malaysia pada tahun 2000, namun angkanya semakin meningkat sekarang.

"Kesejahteraan bagi para mualaf adalah masalah yang dekat dengan hati saya, karena saya menikah dengan salah satunya.

"Apa jadinya keluarga saya tanpa istri ?" katanya memberikan sambutan.

Dia menambahkan bahwa tidak ada tempat bagi segala bentuk ekstremisme dan LSM seperti Macma, Huazong dan Huayan harus terus meningkatkan pemahaman agama dan etnis.

Para tamu, terdiri dari Muslim Cina, non-Muslim dan Melayu yang berjumlah sekitar 480 orang, disuguhi makan malam dengan hidangan halal ala Chinese Food.
(fq/thestar)

Hasil Survei: Warga Amerika Tidak Tahu Banyak Tentang Agama Mereka



Sebuah survei terbaru terkait pengetahuan warga Amerika tentang agama yang mereka anut menemukan fakta bahwa ateis, agnostik, Yahudi, dan Mormon mengungguli Protestan dan Katolik Roma dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang agama mereka, sementara banyak responden tidak bisa dengan benar menjawab hal paling prinsip dan mendasar dari agama mereka sendiri.

Empat puluh lima persen dari Roma Katolik yang berpartisipasi dalam studi ini tidak tahu bahwa, menurut ajaran gereja, roti dan anggur yang digunakan dalam Perjamuan Kudus bukan hanya simbol, tetapi menjadi tubuh dan darah Kristus.

Lebih dari separuh pemeluk Protestan tidak bisa mengidentifikasi Martin Luther sebagai orang yang terinspirasi Reformasi Protestan. Dan sekitar empat dari 10 orang Yahudi tidak tahu bahwa Maimonides, salah satu dari para rabbi dan intelektual terbesar dalam sejarah, adalah seorang Yahudi.

Survei yang dirilis Selasa kemarin (28/9) oleh Pew Forum on Religion & Public Life bertujuan untuk menguji berbagai ilmu agama, termasuk pemahaman Alkitab, ajaran inti dari berbagai agama dan tokoh-tokoh besar dalam sejarah agama. AS adalah salah satu negara yang dianggap paling religius di negara maju, terutama dibandingkan dengan sebagian besar Eropa Barat yang sekuler, tetapi pemuka agama dan para pendidik telah lama mengeluh bahwa warga Amerika masih relatif sedikit tahu tentang agama mereka khususnya Kristen dan yahudi.

Responden yang survei ditanya dengan 32 pertanyaan dengan berbagai kesulitan, termasuk apakah mereka bisa menyebut nama kitab suci umat Islam dan kitab pertama Alkitab, atau mengatakan abad keberapa agama Mormon didirikan. Rata-rata, peserta survei menjawab dengan benar hanya setengah dari pertanyaan survei.

Pengikut Ateis dan agnostik mendapat skor tertinggi, dengan rata-rata 21 jawaban yang benar, sedangkan orang Yahudi dan Mormon menyusul dengan sekitar 20 jawaban yang akurat. Protestan secara keseluruhan rata-rata hanya menjawab 16 soal yang benar, sementara Katolik menyusul dengan skor sekitar 15.

Tidak mengherankan, mereka yang mengatakan mereka menghadiri ibadah setidaknya sekali seminggu dan agama dianggap penting dalam hidup mereka sering tampil lebih baik pada survei secara keseluruhan. Namun, tingkat pendidikan adalah prediktor terbaik dari pengetahuan agama.

Pada pertanyaan tentang agama Kristen, pengikut Mormon mendapat skor tertinggi, dengan rata-rata sekitar delapan jawaban yang benar dari 12, diikuti oleh evangelis putih, dengan rata-rata lebih dari tujuh jawaban yang benar. Yahudi, bersama dengan ateis dan agnostik, mengetahui soal agama paling banyak dibanding lainnya, seperti Islam, Buddha, Hindu dan Yudaisme. Kurang dari separuh orang Amerika tahu bahwa Dalai Lama adalah penganut Buddha, dan kurang dari empat dari 10 warga ASmengetahui bahwa Wisnu dan Siwa adalah bagian dari Hindu.

Survei dilakukan terhadap 3412 orang, yang dilakukan antara bulan Mei dan Juni tahun ini, memiliki margin error plus atau minus 2,5 poin persentase, sedangkan margin kesalahan untuk kelompok agama individu lebih tinggi.(fq/boston)

Obama: Perang di Afghanistan Lebih Parah Daripada Perang Irak


Presiden AS Barack Obama menyatakan bahwa perang di Afghanistan merupakan yang paling parah dibandingkan perang di Irak, namun dia menekankan bahwa strategi untuk memperkuat kekuatan di wilayah konflik tersebut menurutnya sejauh ini tidak gagal.

Obama mengatakan hal itu dalam sebuah wawancara dengan majalah Rolling Stones, pada hari Selasa kemarin (28/9) dan menyatakan bahwa upaya untuk memperbaiki situasi di Afghanistan secara perlahan namun pasti telah membuahkan hasil.

Obama mengatakan: "Ini masalah yang sangat sulit, saya mengetahuinya sejak setahun yang lalu bahwa perang di Afghanistan akan semakin sulit dan saya berpikir bahwa setahun kemudian saya akan menemukan bahwa faktanya membuktikan demikian dan faktanya juga bahwa perang di Afghanistan lebih berat dibanding dengan perang di Irak."

"Kami telah membuat kemajuan melalui pembentukan pengamanan di sekitar Kandahar, tetapi tidak ada keraguan bahwa Kandahar belum menjadi tempat yang aman dan begitu juga kota-kota seperti Mosul dan Fallujah di Irak," Obama menambahkan.(fq/islamtoday)

Sunday, September 26, 2010

Di antara adab Islam ialah menghormati ulamak



Dr. Ahmed Abdul Hadi Syahin
Ulamak adalah pewaris para nabi. Allah telah memilih mereka supaya membawa agama dan syariat. Mereka adalah golongan yang paling mengenali Allah. Tugas mereka adalah menunjukkan manusia jalan kepada Allah. Firman Allah:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fusshilat: 33)
Firman Allah:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Fathir: 28)
Dari Abu Umamah r.a bahwa nabi saw bersabda:
“Barangsiapa yang berusaha mencari satu jalan untuk menuntu ilmu, nescaya Allah akan mudahkan baginya jalan ke syurga. Para malaikat akan mengembangkan sayapnya sebagai tanda redha kepada penuntut ilmu. Bagi mereka yang berilmu segala yang ada di langit dan di bumi memohon ampun untuknya termasuk ikan-ikan paus di tengah lautan. Kelebihan orang yang berilmu berbanding ahli ibadah seumpama kelebihan bulan mengambang berbanding semua bintang. Ulamak adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan wang dinar dan dirham tetapi mereka mewariskan ilmu. Sesiapa yang mengambilnya pastilah mereka memperolehi keuntungan yang melimpah”. (Tirmizi)
Dari Abu Darda’ r.a disebutkan kepada Rasulullah saw tentang dua orang lelaki, salah seorang ialah abid (ahli ibadah) dan seorang lagi seorang alim (orang berilmu). Lalu nabi bersabda:
“Kelebihan orang berilmu berbanding ahli ibadah seperti kelebihan saya berbanding orang yang paling rendah di kalangan kamu”. Kemudian nabi bersabda lagi: Sesungguhnya Allah, para malaikat, penghuni langit dan bumi termasuk semut di celah batu dan termasuk ikan paus sentiasa berselawat kepada orang yang mengajar orang kepada kebaikan”. (Abu Daud)
Allah telah melebihkan dan memuliakan para ulamak dan meninggikan kedudukan dan darjat mereka. Allah telah menyatakan ada perbezaan antara ulamak dan orang yang tidak mengetahui kerana kepentingan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki. Firman Allah:
“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.(Az-Zumar: 9)
Firman Allah:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadalah: 11)
Menurut Umar bin al-Khattab r.a: “Sesungguhnya Allah meninggi golongan-golongan tertentu dengan Kitab ini dan merendahkan yang lain”.
Oleh kerana kepentingan ulamak kepada kehidupan umat Allah telah meminta manusia supaya sentiasa bertanya mereka dalam urusan yang tidak diketahui. Firman Allah:
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”. (An-Nahl: 43)
Di samping itu Islam mengambil kira kewujudan mereka sebagai nikmat dan rahmat daripada Allah kepada umat, sedangkan kematian mereka suatu musibah besar kepada umat. Ini kerana kematian seorang ulamak bermakna diangkat ilmu dari muka bumi.
Dari Abdullah bin Amru bin al-As r.a, nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak menghilangkan ilmu dengan cara mencabutnya daripada hamba, tetapi Allah mengambil ilmu dengan mematikan ulamak, sehingga apabila tiada lagi ulamak, manusia akan mengambil orang jahil sebagai pemimpin mereka. Apabila ditanya tentang sesuatu urusan agama, mereka akan memberi jawapan tanpa ilmu. Lalu mereka sesat dan menyesatkan”. (Bukhari)
Hasan al-Basri mengungkapkan: “Mereka ini berkata kematian ulamak sebagai satu lubang di dalam agama. Sesuatupun tidak akan menutupnya sekalipun bertukar malam dan siang”.
Nabi saw amat menyukai amalan menghormati ulamak bahkan mewajibkan manusia sentiasa memuliakan dan mengasihi mereka. Dari Abu Musa al- Asy’ari r.a, nabi saw bersabda:
“Di antara ketinggian Allah ialah sentiasa memuliakan muslim yang beruban, membawa al-Quran tanpa melakukan keburukan dan tidak kosong darinya dan memuliakan sultan yang adil”. (Abu Daud)
Bagi nabi saw orang yang tidak menghormati dan memuliakan ulamak bukan termasuk orang yang sempurna Islamnya. Dia sebenarnya terdapat kekurangan dalam agamanya an kefahamannya tentang Islam seolah-olah dia hidup di luar dari jamaah Islam. Di dalam sebuah hadith dari Ubadah bin Samit r.a, nabi saw telah bersabda:
“Bukan termasuk kalangan umatku yang tidak memuliakan yang lebih tua, mengasihi yang lebih kecil dan mengenali orang alim dengans sebenarnya”. (Ibn Munzir)
Di antara hukum syarak yang penting ialah tidak harus membincangkan tentang kekuarangan ulamak dan mencari keburukan dan mendedahkannya di dalam majlis-majlis.
Menurut Ibn Asakir: “Sesungguhnya daging para ulamak beracun dan sunnah Allah dalam mengkritik mereka telah dimaklumi”.
Menurut Imam Ahmad pula: “Daging para ulamak beracun, siapa yang menghidunya sakit dan siapa yang memakannya mati”.
Kata Imam Ahmad juga: “Siapa yang lidahnya menutur perkara negative tentang ulamak, Allah akan memberi bala sebelum matinya iaitu dengan mematikan hati”.
Para salaf as-soleh sentiasa menyebutkan tentang ulamak dengan sifat-sifat dan sebutan yang baik dan indah. Bahkan mereka sentiasa berhati-hati dari memburuk dan mengeji mereka.
Menurut Ibn Mubarak: “Orang yang merendahkan ulamak akan hilang akhiratnya, orang yang merendahkan para pemimpin akan hilang dunianya dan orang merendahkan para saudara akan hilang maruahnya”.
Menurut Auza’e: “Memerangi golongan ilmuan terutama yang terkenal termasuk ke dalam sebesar-besar dosa”.
Abu Hanifah berkata tentang hak gurunya Imam Hamad: “Aku tidak tidak pernah solat selepas kematian Hamad, melainkan saya akan saya akan memohon ampu untuknya bersama ibubapaku”.
Menurut Ibn al-Athimin: “Memuliakan ulamak bermakna memuliakan syariat, kerana mereka adalah pembawanya. Menghina ulamak bermakna menghina syariat”.
Ibn Abbas telah memegang tempat pijak tunggangan dan memegang tali pemacu untuk Zaid bin Tsabit dan berkata: “Beginilah kami diperintahkan memuliakannya kepada ulamak kami. Lantas Zaid pula memegang tangang Ibn Abbas dan menciumnya lalu berkata: “Beginilah kami diperintahkan melakukannya kepada ahli keluarga nabi saw”.
Kita mohon Allah menjadikan kita termasuk ke dalam golongan seperti firmanNya:
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (Az-Zumar: 18)
Terjemahan dari http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=70892&SecID=363

Pidato Obama di PBB: Siapa Berani Ganggu Israel, AS akan Bertindak


Presiden AS Barack Obama menegaskan kembali dukungannya yang tak tergoyahkan pada Israel. Pidato Obama dalam sidang tahunan Dewan Umum PBB memperkuat keyakinan banyak pihak di Palestina, bahwa negosiasi baru Israel-Palestina lewat mediasi AS tidak akan menghasilkan apapun bagi rakyat Palestina dan hanya akan menguntungkan Israel.

Dalam pidatonya, Obama menyatakan bahwa setiap upaya yang ingin mendelegitimasi Israel akan menghadapi perlawanan keras dari AS. "Eksistensi Israel seharus tidak lagi menjadi perdebatan. Israel adalah negara yang berdaulat dan merupakan tanah air yang bersejarah bagi orang-orang Yahudi," kata Obama.

"Hal ini selayaknya sudah jelas bahwa setiap upaya untuk menghancurkan legitimasi Israel hanya akan menghadapi perlawanan yang tak tergoyahkan dari AS," sambungnya.

Obama juga mengancam Palestina dengan mengatakan, jika pembicaraan damai Israel-Palestina yang disponsori AS tidak mencapai kesepakatan, maka rakyat Palestina tidak akan pernah meraih kebanggaan dan martabat dengan terbentuknya negara Palestina. Di sisi lain, keamanan dan kedaulatan Israel juga terancam jika negara tetangganya tidak berkomitmen untuk hidup berdampingan dengan damai.

Presiden AS meminta agar negara-negara Arab membuka hubungan diplomatik dengan Israel dan menjembati konflik antara Israel dan Palestina.

Presiden Palestina Mahmud Abbas yang juga menghadiri sidang Dewan Umum PBB menilai positif pernyataan Obama. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan membuka diri secara penuh untuk bekerjasama dengan AS mencapai kesepakatan dan resolusi yang adil dalam konflik Israel-Palestina. (ln/PNN)

Qardhawi Tegusr Cara Perang Pejuang Chechnya


Ulama kesohor yang juga Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional, Syaikh Yusuf Qardhawi mengecam serangkaian aksi kekerasan dan perang yang selama ini dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan Chechnya demi meraih tujuan mereka. Qardhawi juga menyerukan mereka agar kembali belajar dan menelaah masalah fikih jihad secara baik dan benar.

Surat kabar terkemuka Timur Tengah as-Sharq al-Awsath (23/11) melansir, Qardhawi juga menasihati para pejuang Chechnya dan para pemimpinnya untuk tidak hanya berkiblat kepada para "imam" jamaah Islam garis keras semisal Jama'ah Jihad dan Jamaah Islamiyah, tetapi juga kepada ulama-ulama fikih yang kredibilitasnya diakui (mu'tabar).

"Beberapa hari yang lalu, serombongan ulama dari Chechnya mendatangi saya dan meminta saya untuk mengeluarkan himbauan kepada masyarakat Muslim Chechnya, khususnya himbauan pelurusan faham keislaman kepada mereka yang menjadikan kekerasan, peperangan, dan aktivitas pertumpahan darah lainnya sebagai jalan untuk mencapai tujuan mereka," demikian kata Qardhawi.

Ditambahkan Qardhawi, seharusnya para aktivis pejuang itu lebih mengedepankan fikih awlawiyat (prioritas) dan fikih muqazanat (menimbang hal yang lebih baik) karena banyak hal dalam kehidupan mereka yang harus lebih didahulukan untuk dijaga.

Islam sendiri, jelas Qardhawi, sangat mengharamkan menumpas kemunkaran dengan kemunkaran, karena hal tersebut memastikan akan menimbulkan kemunkaran lain yang lebih besar. "Islam tidak pernah menghalalkan upaya penumpasan kemunkaran dengan kemunkaran lainnya".

Qardhawi juga menyerukan para ulama, cendikiawan, pemikir, dan pecinta ilmu untuk mendebat para jemaat garis keras dengan cara-cara yang lebih patut dan bijak.

"Kita harus berdiskusi dengan para petinggi jemaat itu dengan hikmah, logika ilmu, syara' yang memberi petunjuk, dan hujjah-hujjah yang tepat, sebagaimana dulu pernah dilakukan sahabat Abdullah ibn Abbas terhadap kaum Khawarij," jelasnya.

Jalan perang, terang Qardhawi, sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah, termasuk masalah kemerdekaan yang dikehendaki sebagian Muslim Chechnya. Maka, opsi terbaik bagi Muslim Chechnya di hadapan pemerintahan Federal Rusia adalah membuka kran dialog sebesar-besarnya, dengan meminta pihak pemerintahan Federal Rusia untuk memberikan otonomi penuh terhadap rakyat Chechnya untuk menentukan arah dan kebijakan wilayah mereka.

Beruntung, sejak masa pemerintahan Presiden Russia Vladimir Putin, tensi ketegangan antara Russia dengan Chechnya berangsur menurun, bahkan berjalan ke arah yang lebih baik. Pemerintahan Russia mulai memberikan banyak hak istimewa dan otomi khusus terhadap wilayah Chechnya yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu. (ags/aat)

Monday, September 20, 2010

Ziarah Kubur Dan Bersedih Pada Hari Raya?

sinar.jpg

Soalan : Dr Asri, selamat hari raya, walaupun banyak hari lagi. Soalan, biasanya setiap pagi hariraya saya dan keluarga akan ke kubur arwah ibu kami. Hubungan kami dahulu amat rapat. Apabila di kubur, saya akan cuba ingat memori lama dengan ibu dan saya akan menangis sepuasnya. Saya ceritakan perkara ini kepada kawan sepejabat saya. Dia kata tak baik bersedih pada hari raya. Dia pun ada mention nasihat Dr Asri supaya jangan sedih pada hari raya. Saya sudah lama terbiasa sedih pada hari raya. Rasanya kosong pula kalau tidak menangis pada hari raya. Boleh Dr Asri jelaskan sedikit panduan hari raya?

Ina, Johor

Jawapan Dr MAZA : Saudari Ina yang dihormati. Saya percaya saudari seorang yang sentiasa ingin mencari redha Allah dan RasulNYA, sebab itu saudari ingin memastikan hariraya saudari mengikut panduan yang betul. Saudari hariraya adalah hari yang dikhususkan kepada kita untuk bergembira, bukan untuk bersedih. Banyak perkara jika hendak disebutkan mengenai hari raya, namun dalam ruang yang terbatas ini saya jawab persoalan saudari seperti berikut:

1. Hari raya adalah hari membesarkan Allah dan bersyukur atas kurniaanNya. Kita bertakbir tanda kemenangan, bukan tanda kesedihan. Irama takbir ala melayu agak sedih. Jika kita dengar takbir yang dilaung di dunia Islam yang lain, khususnya di dunia Arab, kita akan tahu irama takbir mereka lebih bersemangat dan lebih mendekati perasaan kemenangan. Firman Allah:

“..dan juga supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadan), dan supaya kamu membesarkan Allah kerana mendapat petunjukNya, dan supaya kamu bersyukur”. (Surah al-Baqarah: 185).

Ayat ini menjelaskan tentang kedatangan hari raya sebagai tanda syukur atas nikmat kurniaan Allah. Maka kita disuruh bertakbir membesarkan Allah pada hari raya. Ini semua menzahirkan kejayaan dan kegembiraan.

2. Hari raya bukan hari menzahirkan suasana sedih, sebaliknya hari raya menzahirkan suasana kekuatan, kegembiraan dan perpaduan umat Islam. Kata Ummu Atiyyah r.aha:

“Rasulullah s.a.w memerintahkan kami (kaum wanita) keluar pada hari raya fitri dan adha; termasuk para gadis, wanita haid, anak dara sunti. Adapun mereka yang haid tidak menunaikan solat tetapi menyertai kebaikan dan seruan kaum muslimin” (Riwayat al-Bukhari).

Suasana sebegini menimbulkan perpaduan, kekuatan dan kegembiraan. Wanita haid pun ke suruh untuk keluar ke tempat solat, sekalipun bukan untuk solat tetapi untuk menyertai suasana kemeriahan kaum muslimin.

3. Justeru itu, Nabi s.a.w bersolat di tempat lapang atau musolla (tempat solat). Baginda tidak bersolat di masjid baginda, sekalipun masjid Nabi sangat mulia. Ini bagi menzahirkan suasana gembira dan menggambarkan kepada masyarakat kekuatan umat Islam. Kata Abu Sa’id al-Khudri:

“Rasulullah s.a.w itu pada Hariraya Fitri dan Adha keluar ke musolla. Perkara pertama yang dilakukannya adalah solat” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Kata al-Hafizd Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam Fath al-Bari:

“Musollah itu tempatnya diketahui di Madinah, di mana antaranya dan masjid sejauh seribu hasta”.

Maka afdal solat di tempat lapang untuk lebih menzahir suasana tersebut. Melainkan tempat lapang sukar didapati, atau hujan atau memberikan kesusahan yang lain kepada orangramai. Al-Imam al-Nawawi (wafat 676H) ketika mensyarahkan hadis Nabi s.a.w bersolat di tempat lapang itu menyebut:

“Hadis ini menjadi dalil untuk mereka yang berpendapat disunatkan keluar bersolat hari raya di musolla. Ia lebih afdal dari ditunaikan di masjid. Inilah amalan orangramai di pelbagai negara. Adapun orang Mekah, mereka sejak dahulu bersolat di masjid (al-Masjid al-Haram)”. (al-Nawawi, Syarh Sahih Muslim, 6/483. Beirut: Dar al-Khair).

4. Betapa suasana kegembiraan digalakkan pada hari raya, maka Nabi s.a.w mengizinkan atau menggalakkan hiburan seperti nyanyian, pertunjukan dan sukaria yang lain selagi tidak melanggar syariat. Dalam hadis daripada isteri Rasulullah s.a.w Ummul Mukminin ‘Aishah r.aha:

bahawa pada hari raya Fitri atau Adha, Abu Bakr masuk ke rumahnya (rumah ‘Aishah) dan Nabi s.a.w berada di sisinya. Ketika itu ada dua orang gadis sedang menyanyi mengenai kebanggaan Ansar pada Hari Bu‘ath (peperangan antara Aus dan Khazraj). Abu Bakr berkata: “Suara syaitan” (sebanyak dua kali). Nabi s.a.w bersabda: “Biarkan mereka wahai Abu Bakr! Setiap kaum ada hari raya dan sesungguh hari ini adalah hari raya kita” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim yang lain menyatakan mereka memukul gendang sebagai alatan muzik iringan nyanyian mereka. Banyak hadis lain menunjukkan keizinan atau galakan hiburan pada hari-hari kegembiraan seperti hari raya, hari perkahwinan dan seumpamanya. Maka, dendangan lagu hari raya yang menimbulkan suasana kegembiraan adalah digalakkan. Adapun lagu-lagu yang menimbulkan kesedihan ia bertentangan dengan konsep hari raya dalam Islam.

5. Kata Ummul Mukminin ‘Aishah r.ha:

“Pada hari raya orang Sudan membuat pertunjukan permainan perisai dan lembing. Aku tidak pasti sama ada aku yang meminta, atau baginda yang berkata: “Apakah engkau ingin menontonnya?” Jawabku: “Ya”. Lalu baginda menjadikan aku berada belakangnya, pipiku menyentuh pipinya sambil baginda berkata: “Teruskan wahai Bani Arfidah (orang-orang Sudan)”. Sehinggalah aku jemu. Kemudian baginda berkata kepadaku: “Sudah cukupkah (jemukah)?”. Jawabku: “Ya”. Kata baginda: “Kalau begitu, pergilah”. (Riwayat al-Bukhari).

Hadis ini menunjukkan apa-apa pertunjukan, permainan atau gurau senda yang tidak melanggar syariat adalah digalakkan pada hari raya. Bukan satu kecacatan untuk orang yang kuat agama menyertainya, kerana Nabi s.a.w sendiri menonton pertunjukan pada hari raya.

6. Maka, jika berdasarkan kepada hadis-hadis di atas, hiburan kanak-kanak atau dewasa pada hari raya seperti permainan bunga api atau selainnya adalah tidak menyalahi syariat, bahkan digalakkan jika dapat menimbulkan kegembiraan. Begitu juga jamuan pada hari raya, duit raya, hadiah raya dan apa sahaja yang boleh menimbulkan suasana gembira. Namun kesemuanya hendaklah dipastikan dengan kadarnya yang tidak melampaui hukum-hakam syarak.

7. Menziarahi kubur itu pada asalnya disunatkan pada bila-bila masa bagi mengingatkan kita pada hari akhirat. Sabda Nabi s.a.w:

“Aku dahulu melarang kamu menziarahi kubur, namun ziarahi sekarang kerana ia boleh mengingatkan kamu pada hari akhirat” (Riwayat Muslim).

Pada peringkat awal Nabi s.a.w melarang kerana bimbang kesan jahiliah dahulu masih mempengaruhi masyarakat. Apabila kefahaman Islam sudah kukuh, baginda mengizinkan kerana ia membantu mengingatkan hari akhirat. Ertinya, jika sesiapa yang apabila ke kubur akan terpengaruh dengan amalan khurafat, maka mereka ia sepatutnya mengelakkan diri dari menziarahi kubur. Jika ia menyebabkan mengingatkan hari akhirat, maka ia digalakkan.

8. Walaupun menziarahi kubur itu pada asalnya sunat, namun baginda Nabi s.a.w tidak pernah mengkhususkan supaya diziarahi khubur pada hari raya. Perbuatan mengkhususkan hari raya sebagai hari ziarah kubur tidak bersumberkan dari ajaran Nabi s.a.w. Apatahlagi dengan pelbagai upacara yang menyanggahi sunnah Nabi s.a.w yang diadakan oleh sesetengah masyarakat di kubur pada hari raya. Bahkan, jika kita melihat kepada konsep hari raya yang diterangkan, maka perbuatan bersedihan di kubur adalah menyanggahi tujuan hari raya.

9. Pada hariraya disunatkan mandi, berwangian, berpakaian cantik dan berjumpa orang ramai. Dalam hadis Jabir r.a berkata:

“Rasulullah pada hari raya mengambil jalan yang berbeza” (Riwayat al-Bukhari).

Maksudnya, jalan pergi ke tempat dan pulang yang berbeza. Kemungkinan antara hikmahnya untuk berjumpa orang ramai. Maka, berjumpa orang ramai pada hari raya adalah digalakkan dan itu patut menjadi tumpuan, bukan pergi menemui yang telah meninggal dan bersedih di kubur.

10. Pertemuan pada hariraya bukan untuk mencurahkan airmata, tetapi untuk mengucapkan ucapan kejayaan. Para sahabah apabila bertemu pada hari raya mengucapkan TaqabbalaLlah minna wa minka (semoga Allah menerima amalan kami dan kamu)” (lihat: al-Albani, Tamam al-Minnah 354-356). Ucapan-ucapan lain tidak salah selagi mengandungi maksud yang baik dan bukan membawa kepada kesedihan dan kedukaan.

11. Maka, jadikanlah hariraya sebagai hari kegembiraan dan kesyukuran, bukan hari kesedihan.

Sunday, September 19, 2010

Siri 1: Dosa akan Mematikan Hati


Oleh: Dr. Abdullah Farjullah Abdullah

Semasa raja bertemu dengan Imam Syafie, baginda telah dinasihati dengan katanya; “Aku lihat Allah telah campakkan cahaya kepadamu..oleh itu janganlah kegelapan maksiat mamadamkan cahaya itu..Takutilah kegelapan yang semakin kuat itu, kerana ia boleh memenuhi hati hingga meresap ke dalam anggota. Kemudian menutupi wajah seluruhnya yang bergantung kepada kuatnya maksiat atau bertambah banyak maksiat yang dilakukan. Apabila mati nanti semasa di alam barzah, kubur dipenuhi dengan kegelapan sebagaimana sabda nabi saw: “Sesungguhnya penghuni kubur ini dipenuhi dengan kegelapan tetapi Allah Azzawajallah meneranginya dengan solatku ke atas mereka”. (Ahmad)

Hassan al-Basri menyatakan: “Mereka ini sekalipun keldai membunyikan suaranya dan kuda pembawa bebanan berjalan dengan cepat , menyebabkan kehinaan maksiat tidak akan menceraikan hati-hati mereka kerana Allah membiarkan hati orang yang terus mengotorinya dengan maksiat”.

Ramai para salafussaleh berbicara tentang akibat maksiat dan kesannya kepada seorang hamba sebagai peringatan kepada orang-orang yang beriman dan penguat tentang tuntutan untuk menjauhi maksiat dan dosa. Di antara mereka ialah Imam Muhammad bin Abu Bakar az-Zar’i Ad-Dimasq di dalam bukunya “Al-Qayyim; Toriq al-Hijrataini” . Beliau menyatakan bahawa seseorang yang berpengetahuan tentang akibat perbuatan maksiat, keburukan kesannya serta kemudaratan yang timbul daripada dosa, akan mendorongnya untuk meninggalkan maksiat dan menghalangnya daripada terjerumus ke dalam pintunya. Beliau menyebutkan kesan utama perbuatan maksiat dan dosa ini. Di antaranya ialah:

Menghitamkan wajah, menggelapkan hati, menyempitkan, menutupkan, menyedihkan, menyakitkan, membataskan, menambahkan kegusaran dan kebimbangan, memecahkan keteguhannya, melemahkan penentangan terhadap musuhnya. menanggalkan hati dari perhiasannya, kehairanan tentang urusannya, penolong dan pelindung meninggalkannya, musuh menguasainya, menutupi ilmu yang bersedia untuknya, melupai kekuatan atau kelemahannya, dan penyakitnya terus dibawa hingga menemui kematian kerana dosa boleh mematikan hati.

Di antaranya ialah kehinaan selepas kemuliaan dan menjadi tawanan di tangan musuh-musuhnya selepas menjadi raja yang berkuasa yang menakutkan musuh-musuhnya..di antaranya juga menghilangkan pengaruhnya sehingga rakyat enggan melaksanakan titah perintahnya lagi apatah lagi bukan rakyatnya.

Di antaranya, lenyap perasaan keamanan dan ketenangan dan diganti dengan ketakutan dan kebimbangan kerana telah menjadi manusia yang paling takutkan kejahatan. Di antaranya, lenyap keramahan dan kini kebengisan mengambil tempatnya. Ketika kejahatan bertambah maka kebengisan juga bertambah. Di antaranya, lenyap kerelaan dan kini kemarahan menggantikannya.

Di antaranya, lenyap ketenangan dan ketenteraman kerana menghampirkan diri kepada Allah dan berserah kepadaNya, dan kini digantikan dengan keresahan kerana menjauhkan diri daripada Allah.

Di antaranya, dosa akan menjerumuskan ke dalam lembah kekecewaan dan keluhan.

Di antaranya, kefakiran selepas kekayaan. Padahal kekayaan yang sebenar ialah apabila mempunyai modal iman yang ia dagangkan dan memperolehi keuntungan yang berlipat ganda. Tetapi jikalau modalnya dirampas maka ia telah menjadi miskin papa kecuali kalau ia berusaha mendapatkan modal yang lain dengan bertaubat nasuha secara serius dan sedar. Jika tidak, keuntungan yang banyak itu akan lenyap kerana telah kehilangan modal yang sepatutnya.

Inilah beberapa akibat dari hati yang mati yang menghilangkan ketenangan, melenyapkan ketenteraman, keramahan dan kerelaan, dirinya dikuasai oleh sifat kekecewaan, kefakiran, kebengisan, kekesalan serta siri-siri akibat perbuatan dosa dan maksiat yang berpanjangan.

Akan bersambung dalam siri 2

Terjemahan dari http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=14302&SecID=

Beberapa Peristiwa di Bulan Syawal




Oleh: Atif Abdul Hadi

Pelbagai peristiwa besar telah berlaku di bulan Syawal. Kami akan bicarakan sebahagiannya sebagai langkah untuk mengenali sejarah kita dan membongkar sedikit daripada tamadun kita pada masa umat Islam jahil tentang sejarah dan tamadun dunia. Di antara peristiwa tersebut ialah:

Perang Khandak (Ghazwah Ahzab)

Pada tahun kelima Hijrah di bulan Syawal berlaku Perang Khandak. Faktornya berlaku Perang Khandak ialah orang-orang Yahudi setelah melihat kemenangan Musyrikin di dalam Perang Uhud mendorong pembesar Yahudi seperti Salam bin Ubai al-Haqiq dan lainnya telah keluar menemui pemimpin Quraisy di Mekah menggalakkan mereka untuk memerangi Rasulullah dan berjanji bersama mereka dan menolong mereka. Lalu musyrikin Mekah menyahut tawaran mereka. Kemudian mereka keluar menemui Ghatfan dan mereka turut menyahutnya. Kemudian mereka menemui kabilah-kabilah Arab dan mengajak mereka berperang. Setengah dari mereka bersetuju berperang.

Tentera Quraisy dipimpin oleh Abu Sufyan bersama 4000 tentera dan disertai oleh Bani Sulaim, Bani Asad,Bani Fazarah, Bani Asyja’ dan lainnya sehingga jumlah tentera musyrikin seramai 10,000 orang.

Justeru Rasulullah telah bermesyauarat dengan para sahabat bagi menghadapi situasi ini. Lalu Salman al-Farisi telah mencadangkan supaya menggali parit yang memisahkan antara musuh dan kota Madinah. Dengan itu Rasulullah saw telah memerintahkan kaum muslimin segera melakukan kerja-kerja penggalian. Bahkan baginda sendiri turut bekerja keras bersama-sama muslimin . Beberapa peristiwa luar biasa telah belaku semasa penggalian yang menunjukkan tanda kenabian seperti yang diriwayatkan secara mutawatir.

Rasulullah saw telah keluar ke Khandak seramai 3000 orang tentera. Kedudukan tentera Islam ketika itu menjadikan bukit di sebelah belakang dan parit di sebelah depan. Kaum wanita dan anak-anak berkumpul di Madinah.
Selepas sebulan Kota Madinah dikepung tentera musyrikin Allah telah mendatangkan pertolonganNya dengan mengutuskan tentera dan ribut yang menjadi sebab kemenangan yang besar kepada tentera muslimin. Dengan itu juga turun surah al-Al-Ahzab.

Ghazwah Uhud

Ghazwah Uhud adalah peperangan dhamir dan kemenangan ke atas jiwa, tarbiyah kelompok mukmin supaya dengar dan taat arahan pimpinan terutama di saat-saat genting.

Ghazwah Uhud berlaku pada bulan Syawal tahun ketiga Hijrah setelah Musyrikin Mekah hendak menuntut bela di atas kekalahan mereka semasa Ghazwah Badar al-Kubra setelah kedudukan mereka tercemar di serata Semenangjung Arab.

Terbukti dengan jelas di dalam gazwah ini pengorbanan para sahabat dan kecintaan mereka yang mendalam kepada Rasulullah saw.

Tentera muslimin ditimpa kekalahan ekoran pasukan pemanah melanggar arahan nabi saw supaya bertahan di bukit biar apa terjadi. Jumlah muslimin yang syahid seramai 70 orang sahabat.

Ghazwah Hunain

Peperangan ini tercetus pada 7 Syawal tahun ke lapan Hijrah yang tertumpu di Lembah Hunain iaitu suatu lembah bersebelahan Zul Majaz. Jarak dengan Mekah sejauh 27 km yang terletak berdekatan dengan Arafah. Bilangan tentera muslimin seramai 12000 orang yang menggabungkan 10000 dari Madinah dan 2000 dari Mekah.

Kejayaan Islam dalam Fathul Mekah telah mencetuskan kemarahan kabilah-kabilah Arab yang berdekatan Mekah. Lalu mereka bangkit memerangi Islam yang dipelopori Hawazin dan Thaqif. Para pemimpin kabilah-kabilah ini telah berkumpul dan bersetuju menyerahkan kepimpinan kepada Malik bin Auf Said dari kabilah Hawazin. Mereka juga bersetuju berjalan kaki untuk memerangi tentera muslimin.
Segelintir tentera muslimin timbul perasaan “ghurur” setelah melihat jumlah mereka lebih ramai dari sebelumnya dan kedudukan mereka lebih kuat dari musuh. Dalam hal ini Allah mengungkapkan dalam firmanNya:

“Sesungguhnya Allah Telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (Ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak Karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu Telah terasa sempit olehmu, Kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir. (At-Taubah: 25-26)

Dalam suasana berkecamuk akibat diserang hendap musuh yang bersembunyi di balik bukit menyebabkan ramai tentera Islam bertempiaran lari namun terbukti keteguhan dan keberanian nabi saw. Baginda maju ke hadapan.. mendekati barisan kuffar sambil memanggil dengan suara yang kuat: “Saya nabi bukan pendusta saya anak Abdul Mutalib”.

Kemudian datang pertolongan Allah dengan ribut dan tentera yang tidak kelihatan. Inilah kurniaan Allah kepada rasulNya dan para mukminin.

Kelahiran dan kewafatan Raja Adil Nurudin Mahmud Zanki

Menurut Ibn Athir tiada lagi selepas Umar bin abdul Aziz yang lebih adil seperti Raja Nurudin. Dia ialah Raja Adil Nurudin Abu al-Qasim Mahmud bin Raja Imaduddin Zanki raja Syam dan Mesir yang diberi gelaran Raja Adil. Baginda juga digelar dengan syahid kerana bercita-cita mati syahid. Baginda merupakan barisan raja dari keturunan Turki Saljuk yang juga raja yang paling adil, paling berketrampilan dan paling utama di zamannya. Baginda juga pemilik sekolah yang mengeluarkan Solahuddin al-Ayubi dan Zahid Peprus. Baliau lahir pada bulan 17 Syawal tahun 511H di Bandar Halab dan wafat pada 11 Syawal tahun 569H.

Ghazwah Bani Qainuqa’

Ghazwah ini tercetus pada 15 Syawal tahun 2 Hijrah setelah Yahudi Bani Qainuqa’ mengkhianati perjanjian yang telah dimeterai antara Rasulullah bersama mereka. Bahkan mereka dengan segera melanggar perjanjian dan bertambah marah dan iri hati dengan kemenangan muslimin di Badar . Kini secara terangan mereka memusuhi muslimin setelah berlaku satu peristiwa di mana seorang lelaki Yahudi (tukang emas) mengangkat hujung baju seorang wanita Islam di pasar Bani Qainuqa’. Bila wanita itu bangun maka terselaklah auratnya, lalu ia memekik. Seorang lelaki Islam bingkas menyerang lelaki Yahudi itu dan membunuhnya. Kemudian Yahudi-yahudi yang lain pula berkumpul dan menerkam lelaki Islam tadi dan membunuhnya. Lantas orang-orang Islam memanggil muslimin yang lain dan membangkitkan kemarahan muslimin lainnya sehingga berlaku pergaduhan antara orang Islam dan Bani Qainuqa’ . Rasulullah telah mengepung selama 15 malam bermula pada 15 Syawal tahun kedua Hijrah menurut pendapat yang kuat sehingga bulan Zulqaedah. Akhirnya mereka tunduk dengan hukuman dan keputusan Rasulullah saw iaitu seluruh harta, isteri dan anak-anak serta diri mereka hendaklah keluar meninggalkan Madinah. Lalu mereka telah menuju ke Azar’at di Syam. Yahudi Bani Qainuqa’ adalah Yahudi yang pertama menentang nabi saw. Ayat al-Quran telah turun mengecam perbuatan Bani Qainuqa’. Firman Allah:

“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka jahannam. dan Itulah tempat yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang Telah bertemu (bertempur), segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”. (Ali-Imran: 12-13)

Kewafatan al-Hafiz Abu Daud As-Sajastani Sahib as-Sunan

Beliau ialah Sulaiman bin Al-Asy’as bin Ishaq bin Basyir al-Azdi as-Sajastani seorang al-Hafiz dalam bidang hadith dan pengarang kitab Sunan “Sunan Abu Daud”. Beliau dilahirkan pada tahun 202 Hijrah. Beliau seorang pemaaf, baik hati dan warak. Di antara guru yang beliau hirup ilmu dan mengambil hadith ialah Imam Bukhari. Ada ulamak mengatakan tentangnya: “Lembutnya (berhati-hati) Abu Daud dalam meriwayatkan hadith seakan-akan Nabi Daud melembutkan besi”. Kitab beliau menunjukkan hal ini iaitu seakan-akan “besi”. Menurut al-Hafiz Az-Zahabi: “Imam Abu Daud seorang yang mengetahui selok belok dan keindahan di dalam hadith. Beliau merupakan di antara tokoh fuqaha’ yang pintar, bersahabat dengan Imam Ahmad, mengikuti pengajiannya untuk tempoh lama dan kerap bertanya soalan-soalan yang rencam berkaitan perkara furu’ dan usul.

Imam Abu Daud telah menghimpunkan hadith di dalam kitab Sunannya sebanyak 5274 hadith. Keprihatinan beliau terhadap kitab ini terbukti dengan mengumpulkan hadith-hadith yang sering dijadikan dalil oleh para fuqaha’ dan diulang-ulang di kalangan mereka. Ramai para ulamak dari satu zaman ke zaman yang lain menggunakan himpunan hadith di dalam kitab beliau sebagai sandaran hukum dan menamakan hadith-hadith ini sebagai hadith hukum.

Beliau wafat di Basrah pada hari jumaat 15 Syawal tahun 275H.

Kewafatan Syeikh Muhammad al-Ghazali

Beliau ialah al-Fadhil Prof. Muhammad al-Ghazali bin Ahmad as-Saqa al-Misri. Beliau merupakan seorang pemikir Islam terulung, pendakwah dan penulis. Lahir di daerah Buhairah di Mesir tahun 1335H. Beliau dikenali sebagai al-Ghazali kerana bapanya seorang yang sangat fanatic dengan Imam Ghazali pengarang Ihya’ Ulumuddin.

Beliau telah belajar di Al-Azhar dan menyertai Ikhwan Muslimin, pernah dipenjara dan bekerja sebagai secretariat di Majalah Ad-Dakwah. Beliau telah mengambil jurusan syariah, usuluddin dan pengajian Arab di Univerisiti Al-Azhar dan Universiti Ummul Qura di Mekah. Terlibat dalam perkembangan fakulti Syariah di Universiti Qatar dan menyumbangkan tenaga dalam penubuhan Universiti Amir Abdul Qadir Islamiah di Algeria. Pernah sebagai pemerhati dan wakil bagi Kementerian Hal Ehwal Agama Mesir dan menerima anugerah pingat Raja Faisol kerana sumbangannya kepada Islam.

Beliau seorang berbudi pekerti mulia, sering merendah diri, sopan santun, petah berbicara, menguasai hadith dan kaya dengan ilmu.

Beliau meninggal dunia di Riyadh pada 19 Syawal 1417H dan dikebumikan di perkuburan Baqi’ di Madinah. Beliau telah mengarang lebih 60 judul.

British menjajah Libya

Berlaku pada 11 Syawal 1329H bersamaan 4 Oktober 1911M setelah berakhir penjajahan Itali di Libya. Ia berpunca di atas kelemahan umat Islam di semua tempat kerana dalam masa yang sama Perancis menjajah Tunisia, Algeria dan Morocco sementara British turut menjajah Mesir dan Qubrus. Di sinilah lahirnya tokoh mujahid Umar al-Mukhtar.

Kewafatan Muhammad bin Sirin penulis kitab Tafsir mimpi

Pada 9 Syawal tahun 110H berlaku kewafatan Muhmmad bin Sirin pengarang Kitab al-Ahlam. Beliau dilahirkan pada zaman Khalifah Uthman bin Affan r.a tahun 33H (653M). Beliau dikenali seorang yang zuhud dan warak. Beliau juga seorang pakar hadith yang bijak dan seorang pakar fiqh yang matang. Beliau adalah imam di zamannya dalam bidang ilmu-ilmu agama. Beliau terkenal dalam bidang ilmu, feqh dan ta’bir mimpi. Bapanya dulu adalah budak suruhan Anas bin Malik yang kemudian dimerdekakan. Ibunya bernama Sofiyah yang merupakan budak suruhan Abu Bakar As-Siddiq r.a.

Kelahiran Imam al-Bushairy pengarang Al-Burdah

Beliau ialah Imam Syarafuddin Muhammad al-Bushairy pelopor ayat-ayat pujiaan kepada nabi . Lahir pada 1 Syawal 608H bersamaan 7 Mac 1213M di Mesir di daerah Bani Suef. Beliau memiliki nurani yang halus dan citarasa yang tinggi di dalam pujian kepada nabi.

Beliau pernah bermimpi berjumpa nabi saw yang seolah-olah nabi menghampirinya sambil memakaikan pakaian burdah yang merupakan lambing ketinggian dan kemegahan. Lalu setelah bangun dari tidur beliau begitu riang gembira dan terus mengarang qasidah tentang nabi yang dinamakan Burdah.

Perkahwinan nabi saw dengan Saidatina ‘Aisyah

Perkahwinan ini hasil cadangan Khawlah binti Hakim untuk mengukuhkan hubungan dengan Abu Bakar as-Siddiq dan mengikatnya melalui hubungan musoharah. Lalu nabi telah meminangnya dan melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal.

Kewafatan Hassan al-Hudhaibi

Beliau adalah Mursyid Am Ikhwan Muslimin yang kedua. Beliau lahir di daerah Qalyubi pada Disember 1891M. Pada tanggal 17 Oktober 1951 beliau telah dilantik sebagai Mursyid Am Ikhwan Muslimin selepas pengasas dan Mursyid yang pertama Imam Hassan Al-Banna. Di antara karya beliau ialah Duat la Qudhath, Inna Haza al-Qur’an, Islam wa al-Da’iyyah.

Pada subuh khamis 14 Syawal 1393H bersamaan 11 November 1973 beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Diterjemah dari http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=24558&SecID=363

Saturday, September 18, 2010

Memperingati Penyembelihan di Sabra, Shatila

Haluan Palestin
Peristiwa pembunuhan dan penyembelihan beramai-ramai rakyat Palestin di kem pelarian Sabra dan Shatila dari 16 hingga 18 September 1982 tidak mungkin terpadam daripada sejarah kemanusiaan, walaupun media arus perdana seakan-akan tidak pernah tahu tentang hakikat peristiwa tragis itu.

Serangan dan pembunuhan di Sabra dan Shatila itu merupakan salah satu daripada rentetan sikap keji yang dilakukan oleh rejim pengganas Zionis Israel atas arahan secara langsung oleh Menteri Pertahanan ketika itu, Ariel Sharon. Sharon menggunakan taktik jahat dan hina dengan mengambil kesempatan daripada krisis militia Palangist Kristian di Lubnan bagi menghancurkan rakyat Palestin yang terpaksa menumpang hidup di kem-kem pelarian berkenaan.

Batalion Palangist ini menyerang, menyiksa dan membunuh secara kejam wanita, anak-anak dan warga tua sementara tentera Zionis yang mengawal perimiter kem-kem tersebut membiarkan sahaja keganasan itu berlaku dan menghalang pihak luar daripada memasuki kawasan.

Serangan brutal dan tragis selama 3 hari itu telah mengorbankan seramai 3,500 pelarian Palestin. Ramai lagi dilaporkan hilang dan terkubur di bawah runtuhan bangunan. Ratusan mangsa serangan yang masih hidup telah dibawa menaiki trak menuju ke tempat misteri, yang sehingga ke hari ini tidak diketahui nasib mereka.

Bukan sahaja tentera Zionis tidak mengambil sebarang tindakan untuk menghalang serangan dan pembunuhan, malahan mereka membantu puak militia Palangist dengan tembakan-tembakan cahaya ke udara supaya pembunuhan dapat diteruskan pada waktu malam.

Siasatan yang dilakukan oleh Suruhanjaya Kahan di bawah arahan pemerintah rejim Zionis pada bulan Februari 1983 memutuskan bahawa Sharon telah bersalah secara langsung kerana membenarkan puak Palangist masuk ke kem-kem tersebut dan seterusnya gagal menghalang pembunuhan ribuan orang awam. Tentera Sharon juga membekalkan senjata dan peralatan kepada Palangist dan menyediakan pengangkutan untuk membawa masuk militia.

Walaupun sikap keji Zionis ini mendapat kutukan dunia, termasuk negara-negara Barat sendiri, Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB) dan juga Majlis Keselamatan PBB terus menunjukkan sikap dingin terhadap desakan supaya menghukum mereka yang ternyata bersalah.

PBB mengutuk tindakan zalim Zionis ini melalui Resolusi 521 (19 September 1982,) namun tidak pernah ada sebarang hukuman dikenakan terhadap Sharon, pemerintah mahupun tentera Zionis. Malahan ramai daripada keluarga mangsa-mangsa pembunuhan itu terpaksa membuat dakwaan secara sendirian ke atas Sharon.

Pada bulan Februari 2003, Mahkamah Tinggi Belgium memutuskan untuk membicara kes jenayah perang ke atas Sharon, tetapi Israel menuduh tindakan tersebut sebagai berbau politik. Pada bulan September 2003, memandangkan tidak seorangpun daripada mereka yang membuat dakwaan ke atas Sharon berbangsa Belgium, Mahkamah Tinggi Belgium terpaksa menggugurkan kes ini.

Mereka yang bersalah terus bebas dan merencana kezaliman demi kezaliman ke atas kemanusiaan, khususnya ke atas rakyat Palestin. (mn/Maan)

Thursday, September 16, 2010

Apakah Agenda Selepas Ramadhan?

Oleh: Dr. Jamal Nasier

Tidak dinafikan bahawa bulan Ramadhan adalah bulan penuh keagungan dengan bermacam kelebihan di dalamnya. Ini kerana umat Islam memperolehi kebahagiaan di saat umat mendekatkan diri dengan Allah seperti bulan yang mulia ini setiap tahun melimpahkan keberkatan, kebaikan, kerahmatan, keampunan dan pembebasan dari api neraka, satu saat yang dinantikan golongan tua dan muda, lelaki dan perempuan, golongan kaya dan miskin di mana Allah campakkan perasaan itu di lubuk hati semua para mukminin termasuk hati kanak-kanak yang tidak mengenal erti puasa mahupun qiam.

Ramadhan adalah bulan yang membangunkan jiwa dan salah satu rukun Islam yang telah dipilih oleh Allah sebagai pintu-pintu Islam yang besar dan sudut-sudut Islam yang luas dan Allah jadikannya sebagai salah tiang kepada Islam.

Oleh itu, bulan Ramadhan bukanlah semata-mata untuk memperolehi kebahagiaan ketika berada dibulan ini dan merasai kesedihan ketika berpisah dengannya kemudian menunggu kedatangan Ramadhan pada tahun yang akan datang. Bulan Ramadhan adalah umpama salah satu tiang yang menampung Islam. Cuba bayangkan bersama saya, jikalau tiang-tiang ini tidak ada atau bayangkan tiang-tiang ini dikhianati atau bayangkan tiang-tiang ini berlaku kecacatan semasa pembinaannya atau kecacatan semasa pemasangannya, apa yang akan terjadi? Pastilah binaan keseluruhannya akan runtuh walaupun hanya berpunca dari satu tiang sahaja. Benar..binaan yang besar akan runtuh seluruhnya!

Seandainya kita mahukan sebuah binaan yang kuat lagi kukuh bagi umat ini maka asas binaannya mestilah kukuh. Kemudian tugasan selepas Ramadhan mestilah sampai tahap terbaik hingga mampu memikul amanah Islam yang agung lagi hebat.

Dengan keazaman, pemikiran dan dari titik tolak ini kita ingin hidup selepas Ramadhan dan kita ingin supaya kita berkemampuan untuk memikul amanah yang agung dan besar ini. Justeru isu ini bukan sekadar isu puasa sahaja tetapi isu pembinaan umat atau dikatakan pembinaan sebaik-baik umat: kita bawakan isu terbiyah kerana barisan muslim perlu kepada elemen tarbiyah yang lebih khusus. Ramadhan datang dengan fungsi ini kerana seorang muslim tidak akan mampu untuk berjihad, berjuang atau berdiri teguh melainkan jika mengambil elemen tarbiyah secara seimbang. Bulan Ramadhan mendidik kita dengan tujuh jenis akhlak; antaranya mendidik kita menyahut perintah Allah dengan sempurna tanpa melihat hikmat di sebaliknya, begitu juga Ramadhan mendidik kita supaya mengawal syahwat yang cenderung kepada sesuatu yang tidak diredhai Allah, akhlak mendidik kita supaya mengawal perasaan dan keupayaan menahan marah, mendidik kita untuk menafkahkan pada jalan Allah. Begitu juga Ramadhan mendidik kita kepada sensitiviti yang mulia iaitu sensitiviti kesatuan, persaudaraan dan solidarity antara semua umat Islam di seluruh dunia dan sensitiviti kepada penderitaan dan permasalahan orang lain.

Fakta terakhir bahawa Ramadhan mendidik kita satu perkara yang sangat penting. Perkara ini adalah intipati ibadah puasa yang menjadi tujuan utama puasa iaitu Ramadhan mendidik kita kepada “takwa”.

Justeru kita wajib menghayati dan menghidupkan amalan selepas Ramadhan untuk membangunkan diri kita dan umat kita yang baru. Sensitiviti yang memuliakan dan mengutamakan Islam adalah antara elemen penting kepada kemenangan dan keteguhan Islam. Umat yang memiliki sensitiviti kepada selain Islam menyebabkan umat tidak akan bangun dan tidak akan menuju puncak ketinggian.

Beberapa pengajaran yang boleh diambil daripada Ramadhan

- Sentiasa mencintai ilmu dan kefahaman agama dengan menggemblingkan tenaga untuknya dan mengambil ilmu ini daripada sumber yang tulin: Kitab Allah dan sunnah Rasulullah saw, sirah dan petunjuknya berpandukan pedoman yang ditinggalkan oleh ulamak terdahulu berupa pusaka ilmu dan ketamadunan yang masih menjadi tumpuan manusia dan kekal begitu sehingga hari Kiamat.

- Sentiasa menjaga hubungan dengan Allah melalui puasa sunat, qiamullail, zikir, tilawah al-Quran, muhasabah diri, bertaubat, beristighfar, sedekah dan lain-lain lagi.

- Sentiasa menjaga akhlak dan budipekerti mulia seperti berbuat baik dengan ibubapa, menjaga silaturrahim, mengelakkan diri dari menyusahkan orang lain dalam apa jua bentuk, menahan kemarahan dan memaafkan kesalahan orang lain, berlaku ihsan iaitu melakukan yang terbaik kerana takutkan Allah, mengharapkan pahalaNya dan menjauhkan diripada perbuatan jahat yang menghasilkan perbuatan jahat yang lain, tetapi menjadikan perbuatan jahat diganti dengan perbuatan baik.

- Sentiasa menyucikan hati daripada sifat iri hati, hasad dengki, khianat, menipu, was was, bermusuh dan membenci terutama seperti sabda nabi:

“Berpuasalah pada bulan kesabaran dan tiga hari setiap bulan akan menghapuskan dosa dan amalkanlah harru sodr”. (Ibn Hibban)

Menurut ulamak harru sodr ialah perbuatan yang tidak ada penipuan, was was, bengis, iri hati, hasad dengki, marah. Inilah perbuatan yang dapat menghindarkan dari perpecahan dan persengketaan.

-Sentiasa berdoa dan memohon kepada Allah supaya mengurniakan kita sifat ikhlas, jujur, sabar, melakukan usaha menasihati dan mengajak manusia ke jalan yang benar dan terpuji, menyatukan barisan dan berterusan dengannya tanpa terputus.

-Sentiasa menjaga ahli keluarga, anak-anak dan kerabat kita di mana kita bergaul, menyantuni dan memberi makanan ruh, jiwa dan akal mereka supaya sentiasa berada di atas petunjuk Allah dan RasulNya juga mengambil pengalaman dan pengajaran daripada murabbi yang benar.

-Sentiasa mendedahkan konspirasi dan perancangan musuh supaya masyarakat awam tidak tertipu dan berusaha menggagalkan rancangan jahat ini melalui apa jua cara yang terdaya selagi tidak bertentangan prinsip syarak yang suci.

Oleh itu kita hendaklah sentiasa melaksanakan semua di atas selepas Ramadhan tahun ini seperti yang kita telah tempuhi dan rasainya di bulan Ramadhan.

Beberapa perkara yang patut kita berikan perhatian

-Berwaspada dari syaitan kerana setelah satu bulan dengan ibadah yang panjang selepas berakhir Ramadhan dan hari pertama syawal akan berlaku kemerosotan amalan, tetapi pada ketika berlaku kemerosotan ini syaitan sedikitpun tidak menolong kamu bahkan menambahkan lagi kemerosotan itu.

-Tidak logic kita meninggalkan semua ini..kamu jatuh dari cita-cita tertinggi kerana Allah telah mengurniakan nikmat kepada kita dengan ibadah yang panjang di bulan Ramadhan dan selepas Ramadhan. Kita telah mengetahui kesan ibadah dan kita telah merasai makanan iman, kemanisan ibadah dan kelazatan munajat. Oleh itu kita perlu memelihara kenikmatan ini dengan cara kita memberi perhatian kepada ketaatan, menghidupkan ibadah dan mengikuti jalan yang lurus dan petunjuk yang benar melalui tilawah al-Quran walaupun satu halaman sehari, mengamalkan doa harian walaupun beberapa minit selepas solat isyak, mengamalkan zikir harian dengan zikir pagi dan petang, menunaikan solat lima waktu secara berjamaah semampu mungkin, bergaul dengan sahabat yang soleh dan mengutamakannya hingga sebahagian mereka membantu sebahaian yang lain untuk taat dan teguh hati.

- Soalan yang sering ditanya kebanyakan orang ialah adakah Allah menerima Ramadhan kita? Oleh itu kita mestilah menjadikan selepas Ramadhan suatu kebaikan dan kesejahteraan pada kita..kita melaksanakannya di minggu pertama selepas Ramadhan kerana kita bimbangkan diri kita..kalau kita tetap melakukan ibadah dan perbuatan maksiat. Adapun kalau kita dapati perlaksanaan ibadah dan akhlak kita meningkat dan berubah ke arah lebih baik selepas Ramadhan kita rasa gembira dengan izin Allah sebelum kita bertemu Ramadhan semula..

Dengan makna ini kita semestinya menghayati dan mengambil kebaikan daripada bulan Ramadhan yang mulia untuk pembangunan dan pembinaan jiwa kita dalam semua lapangan supaya menjadi sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia.
Kita mohon Allah menerima amal ibadah kita dan menolong kita melakukan kebaikan pada bulan-bulan akan datang selepas Ramadhan. Allah adalah pemiliki atas semua perkara dan berkuasa atas segala sesuatu.

Terjemahan dari http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=54207&SecID=363

Kisah Aidilfitri pelbagai negara




PERASAAN hiba tiba-tiba menyelubungi dirinya. Hatinya meronta-ronta mahu pulang ke kampung halaman. Namun apakan daya dia terpaksa menyambut lebaran sekali lagi di perantauan.

Selama 13 tahun bermastautin di Jepun, sudah lapan kali Apsanizam Abdul Kadir, 33, menyambut Hari Raya Aidilfitri di negara Matahari Terbit itu.

“Sewaktu menuntut di Universiti Tokai, Jepun, hari raya sering jatuh pada hari kuliah dan musim peperiksaan. Kini, setelah bekerja masalah yang sama juga berlaku kerana hari raya bukanlah hari kelepasan am di Jepun.

“Jadi permohonan cuti sukar diluluskan,” tutur Apsanizam Abdul Kadir, 33, yang kini bertugas sebagai pengurus bahagian informasi maklumat di sebuah syarikat telekomunikasi Perancis cawangan Jepun di daerah Shinjuku.

Bagaimanapun, Apsanizam atau mesra dipanggil Apsa menjelaskan situasi tersebut sudah berubah. Sejak syarikat Jepun mengambil graduan dan profesional di kalangan rakyat asing, majikan mula sensitif dan peka dengan kebajikan para pekerja khususnya yang beragama Islam. Pekerja-pekerja Muslim diberi kelonggaran bercuti pada hari raya.

Bicara anak kelahiran Kuala Lumpur itu, kemeriahan dan suasana sambutan hari raya di Jepun jauh berbeza berbanding di Malaysia.

Di Jepun, Apsa mengakui sukar melihat kanak-kanak bermain bunga api dan melonjak keriangan menerima duit raya. Kesibukan golongan wanita di dapur menyediakan juadah raya langsung tidak kedengaran. Biarpun sepi tanpa suasana itu, Apsa tetap menyambut Syawal walaupun serba ringkas.

Serunding daging

“Selepas menunaikan solat Subuh saya bertakbir seorang diri di rumah dan siap menyarung baju Melayu untuk pergi ke Kedutaan Malaysia di Shibuya, Tokyo untuk menunaikan solat Aidilfitri secara berjemaah.

“Sebelum bertolak ke kedutaan saya menikmati serunding daging yang dihantar oleh keluarga dan nasi himpit,” jelas bekas pelajar Sekolah Datuk Abdul Razak, Seremban, Negeri Sembilan itu.


MASYARAKAT Islam di Silver Spring, Maryland, Amerika Syarikat (AS) menunaikan solat sunat Aidilfitri.

Disebabkan jarak rumahnya dengan kedutaan hanya mengambil masa 20 minit perjalanan maka dia lebih selesa berbasikal. Mengayuh basikal dengan berbaju Melayu di pinggir jalan raya di Jepun sememangnya mencetuskan pandangan unik.

Apatah lagi kebanyakan baju raya kiriman keluarganya berwarna terang dan bercorak.

“Mereka begitu teruja melihat warga Malaysia menyambut hari raya kerana kita sentiasa bergaya dalam persalinan tradisional yang menawan.

“Kadangkala segelintir orang Jepun yang beragama Islam sanggup meminjam baju daripada kawan-kawan Malaysia bagi memeriahkan suasana Aidilfitri,” jelas Apsa bahawa nasi himpit antara sajian paling popular dan sering dihidangkan oleh komuniti Malaysia di Jepun.

Soto ayam juga antara menu utama yang dihidangkan di Jepun ketika sambutan Aidilfitri.

“Jika diberi peluang saya teringin beraya di benua Amerika kerana ingin merasai suasana raya bersama umat Islam yang datang dari seluruh dunia,” ujar Apsa.

Sementara itu, calon doktor falsafah jurusan pendidikan di Universiti Michigan State (MSU), Lansing, Amerika Syarikat (AS), Norseha Unin, mempunyai cerita tersendiri.

Dia yang menetap di AS bersama suami dan tiga orang anaknya berpeluang menyambut hari raya di negara Uncle Sam itu sebanyak tujuh tahun berturut-turut.

Pada pagi raya, umat Islam di pekan Langsing akan ke masjid berhampiran untuk menunaikan solat sunat hari raya. Namun sejak dua tahun kebelakangan ini, masyarakat Muslim di pekan tersebut mencecah hampir 2,000 orang.

Bagi memberi keselesaan kepada orang ramai menunaikan solat hari raya, Pusat Konvensyen Langsing yang terletak lapan kilometer (km) dari MSU telah dijadikan lokasi untuk jemaah bersolat.


BIARPUN terpaksa beraya di perantauan, Ariff tetap melakukan persiapan raya.

“Di Malaysia, alunan takbir raya berkumandang di setiap tempat tetapi di AS sebaliknya. Pihak berkuasa tempatan tidak membenarkan pihak pengurusan masjid melaungkan takbir raya menggunakan alat pembesar suara. Mereka bimbang ia boleh mengganggu kesejahteraan masyarakat setempat.

“Jadi kami hanya mendengar takbir menerusi siaran televisyen Malaysia daripada Internet,” kata Norseha yang tidak pernah melepaskan peluang menyertai sambutan hari raya yang diadakan di Jabatan Penuntut Malaysia (MSD) di Chicago, Illinois bersama 500 rakyat Malaysia yang lain.

Selesa berjubah

Kebanyakan penuntut lebih gemar beraya di MSD kerana tempoh perjalanan ke sana hanya mengambil masa empat jam sedangkan perjalanan ke Kedutaan Malaysia dari Michigan ke Washington DC melebihi sepuluh jam.

Bekalan ayam dan daging halal pula boleh didapati di beberapa buah kedai yang diusahakan masyarakat Muslim dari Somalia dan Sudan.

Sementara itu, pelajar jurusan Kejuruteraan Penerbangan di Moscow Aviation Institute, Moscow, Rusia, Ariff Shah Ramlan, 23, menyatakan masyarakat Muslim di Moscow kurang menonjol kerana jumlahnya yang terlalu kecil.

Namun, budaya ziarah menziarahi pada pagi raya masih menjadi amalan.

Pada pengamatan Ariff Shah, masyarakat Muslim di Moscow lebih selesa berjubah kerana terpengaruh dengan budaya orang Arab.

“Di Moscow, saya dan rakan-rakan menganjurkan aktiviti bergotong-royong untuk menyiapkan juadah hinggalah ke program pengisian hari raya.

“Biarpun terpaksa membelanjakan sejumlah wang untuk membeli ayam dan daging yang harganya tiga kali ganda berbanding di Malaysia, ia langsung tidak membataskan sambutan hari raya kami,” ulas bekas pelajar Sekolah menengah Sains Muzaffar Syah, Melaka itu.

Kepada pelajar jurusan kejuruteraan elektrik, Universiti Melbourne, Australia, Zunita Ramli, 23, sudah genap empat tahun berturut-turut dia beraya di negara itu.

“Suasana ceria beraya di Melbourne cukup terbatas. Selain seleksi juadah raya dan aktiviti rumah terbuka yang kurang meriah, program-program dan lagu-lagu berkonsepkan hari raya juga tiada. Maka, lazimnya kami memasang lagu dan takbir raya di komputer,” ujarnya yang merindui lemang dan rendang masakan ibunya.

Pada malam raya, rata-rata pelajar Malaysia berkumpul di Dewan Malaysia untuk bergotong-royong memasak juadah raya dan mendengar ceramah serta tazkirah.

Zunita memberitahu, di Australia penganut Islamnya berpegang kepada mazhab dan fahaman yang berbeza-beza.

“Pertama kali beraya di sini saya terkejut kerana tarikh bermulanya Ramadan dan 1 Syawal di kalangan umat Islam berbeza-beza.

“Solat sunat hari raya pernah dilakukan pada hari yang berbeza meskipun mereka menetap di kawasan perumahan yang sama.

“Lama-kelamaan baru saya faham dan dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan di sini,” bicara Zunita yang menjelaskan komuniti Islam di Melbourne kebanyakannya berasal dari Asia Barat.


MASYARAKAT Jepun sentiasa teruja melihat Apsanizam menyarungkan baju Melayu sambil berbasikal menuju ke Kedutaan Malaysia di Shibuya, Tokyo.


Kosmo! berpeluang menghubungi rakan wartawan dari akhbar Al-Ahram Weekly, Rasha Sadek, yang beribu pejabat di Kaherah, Mesir.

Berkongsi kisah hari raya di negara utara benua Afrika itu, Rasha memberitahu umat Islam di sana bangun seawal pagi. Adakalahnya ia dibantu dengan bunyi dentuman mercun.

“Selesai bersolat sunat di masjid, kahk iaitu sajian pastri tradisi yang ditabur gula halus dihidangkan. Aroma doh roti yang harum memenuhi udara, seiring dengan senyuman semua orang yang mahu meraikan hari raya. Tiada krisis ekonomi yang dapat menghapuskan keseronokan perayaan ini,” ujar Rasha.

Masyarakat kelas bawahan, menurut Rasha, paling berpegang kepada tradisi. Pakaian baru digayakan sejak malam raya, diikuti dengan agenda ziarah menziarahi saudara-mara dan kanak-kanak pula asyik bermain dalam kumpulan.

“Bagi mereka, kunjungan ke taman adalah satu kemestian untuk bersuka ria kerana tidak banyak keluarga yang mampu menyambutnya di restoran mewah yang menghadap Sungai Nil,” jelasnya.

Pesta muzik

Bercerita lanjut, Rasha memberitahu, komuniti Muslim Nubia di selatan Mesir cukup terkenal dengan pesta muzik dan tarian kebudayaannya. Mereka berkumpul mengelilingi unggun api untuk menyanyi dan menari sepanjang malam. Warna kulit mereka yang lebih gelap menyerlahkan rona pakaian mereka yang berwarna-warni.

“Itulah budaya sambutan Aidilfitri yang sebenar dan tidak tercemar dengan unsur moden pada hari ini. Tidak seperti di Kaherah. Setiap penjuru jalanannya dipenuhi manusia dan kenderaan yang dipandu secara gila-gila,” terangnya.

Keluarga kelas pertengahan di Kaherah pula menyambut Syawal secara berbeza-beza. Tidak mengunjungi taman atau berpesta dengan unggun api, mereka menuju ke Rumah Besar.

Rumah Besar adalah rumah generasi paling tua dalam keluarga. Di situlah sanak saudara berkumpul untuk pelbagai keramaian tahunan. Selepas bersalaman dan berkongsi khabar, semua akan menuju ke meja makan yang tersedia dengan pelbagai juadah lazat.


ZUNITA (tengah) bersama teman-teman sudah empat tahun beraya di Melbourne, Australia.

Makanan penuh dengan pilihan karbohidrat, daripada nasi beras perang dengan kekacang, makaroni dengan sos putih bechamel hinggalah variasi hidangan berasaskan kentang. Turut disajikan adalah menu turun-temurun seperti ayam belanda atau merpati sumbat, kebab panggang, hati lembu dan banyak lagi menu berasaskan daging.

“Tidak ketinggalan seleksi juadah seperti popiah dan sambousak (samosa) yang berintikan daging atau keju,” kata Rasha sambil berseloroh butang baju pun boleh tercabut dan perut pun terdedah setelah menikmati hidangan itu.

ALQURAN & RECITATION

Quran Explorer - [Sura : 1, Verse : 1 - 7]