Tuesday, June 29, 2010

Pensiunan Jenderal Israel: Tel Aviv Lebih Baik Menyerah dengan Tuntutan Hamas

Align Center

Putus asa karena berbelit-belitnya proses untuk membebaskan prajurit Israel yang ditahan Hamas, Gilad Shalit, membuat para purnawiran jenderal militer Israel mendesak perdana menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk menuruti tuntutan Hamas.

Surat kabar Asharq Alawsat melaporkan, hasil jajak pendapat menyimpulkan sekitar 72 persen warga Israel menyetujui pemenuhan syarat bagi pembebasan Gilad Shalit dari Hamas. Meski tuntutan yang diminta Hamas sangat berat sekali pun.

Pada saat yang bersamaan, para pensiunan jenderal militer Israel juga berpendapat bahwa militer Israel yang telah mengirim Shalit untuk berperang, maka mereka juga harus menjamin keselamatannya. Dengan tindakan seperti ini, para personil militer Israel akan mengetahui bahwa para pimpinan dan pejabat tinggi di Tel Aviv sangat memperdulikan keselamatan mereka.

Mantan menteri peperangan dan kepala staf gabungan Israel, Shaol Mofaz, dalam hal ini menuding militer Israel telah gagal dalam perang untuk membebaskan Shalit. Menurutnya, pihak yang kalah harus membayar mahal kegagalannya, dan militer Israel harus bertanggung jawab atas keselamatan Gilad Shalit.

Emir Perets, mantan menteri peperangan Israel juga mengatakan, "Sejak hari pertama penahanan Shalit saya sudah mengatakan bahwa kita harus segera menandatangani kesepakatan dengan Hamas. Jika waktu itu pemerintahan Olmert mendengarkan saya, tentu harga yang harus dibayar lebih ringan daripada yang harus dikeluarkan sekarang."

Di lain pihak, mantan ketua dinas rahasia Israel (Mossad), Dany Yatum juga menegakan bahwa pengalaman panjang dirinya dengan lembaga-lembaga yang dicap "teroris" Palestina menunjukkan bahwa lebih baik menyerah di hadapan persyaratan Hamas sekarang daripada mengulur-ulur waktu. Bahkan menurutnya, militer Zionis harus melakukannya sekarang meski ini berarti pengakuan kekalahan.

Sebelumnya, rezim Zionis Israel selalu mengulur-ulur waktu dalam proses pertukaran tawanan dengan Hamas.(fq/irib)

Usai Piala Dunia, Delapan Kapal Bantuan Menuju Gaza


Pimpinan Hamas Mahmoud Zahar menyatakan, kapal-kapal yang membawa misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza jumlahnya kemungkinan lebih banyak dari yang diperkirakan Israel. Ia juga tidak menutup kemungkinan bahwa Mesir akan membantu Israel untuk menghentikan kapal-kapal tersebut.

Dalam wawancara dengan surat kabar Inggris The Independent, Zahar mengungkapkan bahwa sedikitnya delapan kapal akan berlayar menuju Gaza begitu ajang Piala Dunia selesai, dan jumlah kapal yang menuju Gaza kemungkinan terus bertambah pada selama bulan Ramadan yang diperkirakan akan jatuh mulai 11 Agustus mendatang.

Zahar juga mempertanyakan pihak-pihak yang menolak kehadiran kapal Iran dalam misi bantuan tersebut. "Kemana moralitas Anda. Jika Iran ingin memberikan bantuan makanan dan obat-obatan, pembenaran macam apa yang melarang bantuan itu, berikan dasar-dasar larangannya jika ada dalam alkitab," tukas Zahar.

Pimpinan Hamas itu juga mengungkapkan kemungkinan Mesir menghentikan misi kapal-kapal bantuan tersebut. Zahar mengingatkan bahwa kapal-kapal itu--sama halnya dengan kapal-kapal Israel--punya hak untuk berlayar kemana saja berdasarkan hukum internasional. "Mesir tidak akan bisa menghentikan mereka," tandas Zahar.

Dalam wawancara itu Zahar juga mengkritik negara-negara Barat yang menolak menerima kemenangan Hamas dalam pemilu di Palestina. Ia menuding negara-negara Barat ingin menciptakan "Karzai baru" di Palestina. Karzai yang dimaksud adalah Presiden Afghanistan Hamid Karzai yang menjadi presiden boneka AS di Afghanistan.

"Mengapa Barat memboikot Hamas? Karena mereka menginginkan Karzai baru di Palestina," ungkap Zahar.

Blokade di Gaza, lanjut Zahar, sudah memenuhi definisi "terorisme" versi Barat, karena yang digunakan adalah kekerasan untuk mempengaruhi sikap para korbannya. "Saya tanyakan pada Anda (Barat), mengapa Anda menerima blokade ini selama empat tahun?" imbuhnya.

Zahar juga menegaskan kembali sikap Hamas untuk menolak tuntutan dunia internasional agar Hamas mengakui eksistensi Israel, mematuhi kesepakatan-kesepakatan Palestina dan Israel yang dibuat di masa lalu dan tuntutan agar Hamas menghentikan cara kekerasan dalam menghadapi Israel.

"Apa perbatasan Israel yang nyata? Bagaimana dengan pendudukan di Yerusalem, di Dataran Tinggi Golan? Israel yang harus menghentikan cara-cara kekerasan. Dan saya meminta negara Anda (Inggris), lalu Amerika untuk menghentikan kekerasan di Afghanistan, Irak, Pakistan, baru kemudian kita bicara tentang penghentian kekerasan," tandas Zahar. (n/Ynet/hrz)

Dick Cheney Salah Satu Dalang Peristiwa WTC 9/11 ?


Fakta-fakta baru kembali terungkap terkait peristiwa WTC 9/11. Komunitas pencari fakta kasus 11 September 2001 dalam sebuah pernyataan mereka yang diterbitkan di Madrid Spanyol, mengungkapkan sejumlah fakta tentang pelaku dan aktor sebenarnya dari serangan spektakuler teror 9/11, sembari mengecam dan mengkritik kinerja komite pencari fakta yang terkait dalam kasus ini.

Dalam pertanyaan mereka tersebut, dinyatakan bahwa Wakil Presiden AS pada saat itu, Dick Cheney adalah salah satu dalang dalam serangan tersebut. Komunitas ini dalam statemennya lebih lanjut memepersoalkan kinerja Komite Pencari Fakta Serangan 11 September seraya mendesak komite tersebut untuk menjawab serangkaian pertanyaan keluarga para korban yang sampai saat ini masih belum terjawab.

"Setelah bekerja selama 442 hari, Komite ini belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan atas 70 persen pertanyaan dari keluarga para korban serangan teror 11 September," ungkap statemen tersebut.

Teori yang dipaparkan oleh pemerintah AS terkait peristiwa serangan teror 11 September 2001 sampai saat ini telah ditolak oleh lebih dari 120 perwira tinggi militer, intel, polisi dan pejabat pemerintahan di AS sendiri, juga oleh lebih dari 500 arsitek, lebih dari 100 pilot dan pakar kedirgantaraan serta lebih dari 200 dosen di AS.

Peristiwa tragis penyerangan gedung WTC pada 11 September 2001 lalu telah menimbulkan pro-kontra dikalangan umat Islam sendiri, sebagian besar mengecam dan menolak aksi tersebut dianggap sebagai bagian dari Jihad dan menyatakan bahwa peristiwa itu merupakan "by design" Yahudi alias ada konspirasi yang menyelimutinya, namun tidak sedikit kalangan pro Jihad menganggap peristiwa itu sebagai keberhasilan para 'mujahidin' melaksanakan misi sucinya menyerang jantung Amerika dan simbol kesombongan Amerika.(fq/irib)

Sunday, June 27, 2010

Berapa Banyak Muslim Yang Terbunuh Selama Bulan Mei?


Kita semua tahu bahwa pada akhir Mei 2010 kemarin, sebanyak 9 orang Muslim tewas di tangan tentara Israel dalam tragedi berdarah yang terkenal; armada kebebasan untuk Gaza. Berapa banyak sebenarnya orang Islam yang terbunuh selama bulam Mei secara keseluruhan? Semua kematian didasarkan dari teror dan atau perang.

100 Kurdi dibunuh oleh Turki (cbsnews.com)
Pakistan 764
Afganistan 249
Kashmir 50
Federasi Rusia 20
Israel 12 (termasuk insiden armada kebebasan)
AS di Irak dan Afganistan tewas berjumlah 87 orang.
Somalia 169
Yaman 51
Iran (Kurdi) 9

Semuanya berjumlah 2.255 orang, termasuk pria, wanita dan anak-anak.

Ingin tahu berapa banyak yang meninggal di bulan lainnya?

April 1.768
Maret 2.536
Februari 1.556
Januari 2.166

(sa/politicalforum)

Armenia Ubah Masjid Jadi Kandang Babi dan Sapi



Seorang jurnalis Rusia, Anrea Galavev berhasil merekam sebuah momen yang sangat mengejutkan di desa Akdam di wilayah Karrabagh, Armenia. Sebuah masjid bersejarah di wilayah itu diubah oleh penduduk setempat menjadi kandang ternak babi dan sapi.


Desa Akdam dan wilayah Karrabagh sejatinya termasuk ke dalam wilayah Azerbaijan. Namun wilayah tersebut jatuh dalam pendudukan Armenia sejak beberapa puluh tahun silam. Akibat pendudukan itu pula, hubungan antara Azerbaijan dan Armenia bersitegang hingga kini.

Konflik Azerbaijan-Armenia tak sebatas pada konflik antar wilayah, tetapi juga lebih jauh melebar pada konflik antar agama. Mayoritas warga Azerbaijan adalah Muslim, sementara Armenia adalah Kristen.


Masjid tersebut dibangun pada tahun 1870 M oleh arsitek tersohor dari Azeri, Shafi Khan Karrabaghi. (AGS/db)

Kirim Surat ke Obama, Senator AS Dukung Serangan Israel ke Freedom Flotilla


Mayoritas senator AS mendukung serangan brutal Israel terhadap rombongan "Armada Pembebasan" yang terjadi akhir Mei lalu. Dukungan itu tersirat dalam surat yang dikirim para senator ke Presiden Barack Obama. Isi surat itu memuji sikap Obama yang tidak mengutuk serangan brutal itu dan menyebutnya serangan terhadap aktivis internasional itu sebagai "hak Israel untuk mempertahankan diri."

"Sebagai respon atas serangan roket ke Israel yang dilakukan kelompok teroris Hamas di Gaza, Israel mengambil langkah untuk mencegah barang-barang yang bisa digunakan untuk melakukan serangan ke Israel, masuk ke Gaza," demikian bagian isi surat yang dikirim ke Presiden Obama.

Surat tersebut ditandatangani oleh 87 orang senator dari seluruh senator AS yang jumlahnya 100 orang. Dalam surat tersebut, para senator AS juga mengatakan bahwa blokade yang dilakukan Israel di Jalur Gaza adalah sah berdasarkan hukum internasional dan Israel boleh melarang barang-barang yang dianggap akan membahayakan Israel masuk ke perairan Gaza.

Alih-alih mengutuk kebiadaban rezim Israel, puluhan senator AS itu malah lembaga sosial Muslim Turki, IHH yang ikut dalam rombongan "Freedom Flotilla" yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mereka mengusulkan agar IHH dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris.

"Kami merekomendasikan pemerintahan Anda (Obama) untuk mempertimbangkan apakah IHH layak dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris asing," demikian saran para senator AS dalam suratnya untuk Obama.

Di bagian lain, senator-senator AS itu memuji pemerintahan Obama yang berhasil menghalang-halangi Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi atas serangan brutal Israel ke rombongan "Armada Pembebasan." Mereka menilai resolusi itu tidak adil dan memicu penilaian buruk dunia internasional terhadap Israel, yang oleh para senator dianggap sebagai penilaian yang terlalu terburu-buru. (ln/wb)

Austria Desak Israel Akhiri Blokade Terhadap Gaza

Kanselir Austria Werner Faymann
Kanselir Austria Werner Faymann

Austria mendesak Israel untuk mengakhiri blokade terhadap Jalur Gaza yang telah tiga tahun berlangsung, dan menyerukan adanya perbaikan kondisi kehidupan di wilayah pesisir tersebut.

"Kami ingin Israel mengakhiri embargo atas Jalur Gaza," kata Kanselir Austria Werner Faymann dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Presiden Israel Shimon Peres pada hari Kamis kemarin (24/6).

"Kita harus memperbaiki keadaan, situasi kehidupan masyarakat di Jalur Gaza. Untuk mendukung warga di Jalur Gaza dan memperbaiki kondisi hidup mereka maka perlu untuk mengakhiri blokade," dikutip Reuters atas pernyataan kanselir Austria tersebut.

Faymann tiba di Israel hari Rabu lalu dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman dan pemimpin oposisi Tzipi Livni.

Dia juga bertemu dengan Kepala Otorita Palestina Mahmud Abbas pada hari Kamis kemarin.

Israel baru-baru ini berada di bawah kritik internasional setelah terjadinya serangan brutal terhadap konvoi bantuan armada Kebebasan yang menuju Gaza pada 31 Mei lalu, yang menyebabkan sembilan aktivis kemanusiaan wafat dan lebih dari 50 lainnya terluka.(fq/prtv)

Thursday, June 24, 2010

Anak Palestina Kirim Surat Protes ke Arsenal FC Atas Dukungannya Kepada Israel


Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengkampanyekan boikot terhadap zionis Israel, salah satunya seperti yang dilakukan gadis cilik asal Palestina ini.

Fatima Zahrah, putri Palestina yang baru berusia tujuh tahun menulis surat kepada para pejabat klub sepakbola Inggris Arsenal.

Dalam surat pendeknya tersebut, Fatimah Zahrah mengecam perilaku zionis Israel yang telah membunuh anak-anak Palestina.

"Israel telah membunuh anak-anak Palestina yang sedang bermain bola... mengapa Anda mendukung Israel?" tanyanya dalam surat yang ditujukan kepada klub sepakbola Inggris terkenal Arsenal.

Dalam surat yang dimuat oleh situs Boycott Israel (inminds.co.uk) itu, Fatima menyatakan bahwa dirinya adalah fans Arsenal, namun memutuskan untuk tidak menyukai tim sepakbola itu karena Arsenal mendukung Israel.

Di akhir suratnya, ia menulis "Arsenal is the best" namun dicoret. Dengan cara itu Fatima ingin menunjukkan kebenciannya terhadap seluruh lembaga pendukung rezim Zionis.

Klub sepak bola Arsenal sendiri baru saja menandatangi kesepakatan (26 Februari) untuk mempromosikan Israel sebagai tujuan wisata.

Dengan nilai kontrak perjanjian sebesar 350.000 poundsterling Arsenal resmi menjadi salah satu alat bagi Israel untuk mempromosikan tujuan wisata eksklusif ke wilayah Israel.

Israel akan ditampilkan pada papan perimeter digital dan LCD 450 dengan layar definisi tinggi di stadion Arsenal pada hari pertandingan sepak bola yang dilakukan Arsenal.

Kementerian pariwisata Israel juga akan memiliki akses ke website resmi Arsenal.com, database dan majalah untuk mempromosikan Israel sebagai tujuan wisata.

Iklan televisi akan menjangkau audiens hingga 700 juta orang dengan diperkirakan diputar di 198 negara, seperti dilaporkan situs Rohama.

Departemen Pariwisata Zionis Israel juga akan menerima hak atas kekayaan intelektual, penggunaan logo tim dan hak untuk menggunakan foto-foto tim dan pemain di iklan mereka. Untuk biaya tambahan, pemain Arsenal juga akan muncul dalam iklan wisata Israel.(fq/rhm/inminds/irib)

Ulama Saudi Fatwakan Boleh Tunda Shalat Zhuhur Jika Suhu Sangat Panas


Hasil laporan diperkirakan jalan-jalan di Arab Saudi pada musim panas tahun ini akan melampaui suhu melebihi 50 derajat celcius di beberapa wilayah.

Atas suhu yang panas tersebut, seorang ulama Saudi Syaikh Abdul Muhsin Ubaikan yang juga penasehat keagamaan kerajaan, mengeluarkan fatwa untuk membolehkan menunda shalat Zhuhur dengan berdalil bahwa Rasulullah dulu pernah memberikan keringanan bagi sahabat untuk menunda shalat Zhuhur kala suhu sedang sangat panas.

Pada surat kabar Al-Wathan Saudi hari Rabu ini (23/6), Obeikan mengatakan bahwa dalam kondisi adanya kenaikan suhu di seluruh wilayah Saudi, maka seruan adzan yang menyerukan untuk shalat ke masjid akan sulit diterapkan di masjid-masjid umum, namun jika masjid tersebut di beberapa lokasi tertentu mudah dijangkau dan dekat maka disarankan seluruh kaum muslimin yang laki-laki untuk memenuhi panggilan adzan untuk menunaikan shalat Zhuhur berjamaah.

Syaikh Ubaikan menyarakan kepada kementerian urusan Islam untuk mempertimbangkan mengeluarkan surat edaran kepada masjid-masjid agar menunda pelaksanaan shalat Zhuhur dikala suhu yang sangat panas.

Syaikh Ubaikan menjelaskan bahwa pada musim panas tahun ini yang suhunya mencapai diatas 50 derajat celcius, memungkinkan untuk menunda shalat Zhuhur, dengan mengutip hadits Nabi SAW:

إذا اشتد الحر فأبردوا في صلاة الظهر، فإن شدة الحر من فيح جهنم

"Jika suhu sangat panas pada waktu zhuhur, maka panasnya itu berasal dari neraka."(fq/aby)

Monday, June 21, 2010

Libanon Dan Mesir Kecam Ancaman Israel


Perdana menteri Libanon dan Mesir mengutuk ancaman terbaru Israel terhadap Beirut, dan mengatakan hal ini "mungkin berdampak mengerikan" bagi Tel Aviv.

Perdana Menteri Libanon Saad Hariri dan rekan Mesirnya Ahmed Nazif mengambil sikap tersebut setelah Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak memperingatkan pemerintah Beirut melawan Israel dengan memungkinkan kapal bantuan berangkat dari Libanon untuk menuju Jalur Gaza yang diblokade.

"Pemerintah Israel terus mengancam Libanon," kata Hariri dalam sebuah jumpa pers dengan Nazif yang mengunjunginya di Beirut pada hari Kamis kemarin(17/6).

Minggu lalu sekelompok aktivis perempuan Libanon mengumumkan rencana mereka untuk mengirim kapal yang sarat dengan bantuan termasuk pasokan medis ke Gaza.

Panitia konvoi bantuan mengatakan 50 aktivis Libanon dan asing akan berada di atas kapal.

"Ada banyak armada datang dari Eropa," kata Hariri, dan bertanya apakah menteri pertahanan Israel akan tetap menyerang Eropa atau negara lain yang mengirim bantuan ke Gaza?"

"Cukup kebohongan ini... tindakan Israel tidak berkeperimanusiaan dan ditolak oleh semua perjanjian hak asasi manusia," dikutip AFP atas perkataan perdana menteri Libanon.

Nazif, untuk bagian ini, memperingatkan Israel terhadap konsekuensi dari serangan serupa terhadap kapal bantuan kemanusiaan yang berisi para aktivis perempuan.

Perdana Menteri Mesir mengatakan bahwa serangan Israel terhadap kapal itu mungkin akan berdampak mengerikan seperti yang kita lihat dengan armada Kebebasan Turki.

Serangan terhadap Kebebasan armada telah menimbulkan kecaman internasional ganas Israel. (fq/prtv)

Aleg Jerman: Hentikan Kerjasama Dengan Negara Yahudi Bajingan !


"Hentikan kerja sama dengan negara Yahudi bajingan", "Jangan menyerah pada industri Holocaust."

Pernyataan ini bukan dikatakan dalan parlemen di Teheran, melainkan di kota Dresden Jerman selama pertemuan parlemen di negara bagian Sachsen.

Pemimpin Nasional Partai Demokrat ekstrim kanan (NPD) Holger Apfel membangkitkan badai amarah di parlemen pada hari Kamis kemarin (17/6) ketika ia membawa pidato yang berjudul "Tidak untuk kerjasama dengan negara-negara bajingan - dan Akhiri kerjasama antara Saxony dan Israel . "

Sebagian besar anggota parlemen mendesak Apfel untuk mengubah judul, takut itu akan merusak citra Sachsens - tetapi tidak berhasil.

Apfel, mantan neo-Nazi, naik ke podium dan menyampaikan pidato 'heroiknya', sementara sebagian anggota parlemen lain mencemooh isi pidatonya.

Bahkan setelah waktunya sudah habis, Apfel menolak untuk turun dari panggung dan terus mengecam negara teroris Yahudi Israel. Pidatonya itu akhirnya berhenti setelah pimpinan sidang mematikan mikrofon dan menginstruksikan petugas keamanan untuk mengawal Apfel keluar dari aula.

Presiden Parlemen Matthias Sachsen Roessler diinstruksikan untuk menjaga Apfel keluar dari sidang parlemen sampai bulan Desember.

Ini bukan pertama kalinya Apfel menyatakan pernyataan kerasnya ke arah Israel, dan menyerukan untuk memutuskan hubungan dengan Israel.

Pada situs resmi NPS, mantan neo-Nazi ini menerbitkan reaksinya terhadap insiden Mavi Marmara, dengan mengatakan: "Serangan hari ini, dengan sedikitnya 10 korban jiwa, menunjukkan karakteristik dari negara teror baru yang dilakukan oleh Israel.

"Sejak berdirinya negara yahudi zionis Israel pada tahun 1948 dan pengusiran jutaan rakyat Palestina - sejarah Israel dipenuhi dengan pertumpahan darah," tegasnya.

Apfel menyerukan untuk memotong hubungan politik Jerman dengan Israel dan meminta diberikan sanksi ekonomi terhadap negara zionis tersebut.(fq/ynet)

Mesir Tolak Permintaan Israel Hentikan Kapal Iran


Mesir menolak permintaan Israel untuk tidak membantu Iran yang kapalnya akan berlayar ke Jalur Gaza dalam beberapa hari mendatang, kata surat kabar Kuwait al-Dar pada hari Jumat ini (18/6).

Fakta tentang armada kapal Iran yang akan menuju ke Gaza masih belum jelas dan terselubung misteri. Sampai sekarang tidak jelas apakah kapal Iran telah berlayar, dan berapa jumlah orang yang ada di dalam kapal tidak diketahui.

Pada awal minggu radio pemerintah Iran melaporkan bahwa kapal pertama telah berlayar dan kapal lain direncanakan untuk meninggalkan pelabuhan Iran akhir pekan ini.

Menurut Bulan Sabit Merah Iran, kapal-kapal Iran tersebut membawa bantuan kemanusiaan termasuk hadiah untuk anak-anak Gaza, baju bayi, mainan dan boneka.

Laporan Kuwait, yang mengutip sumber-sumber Mesir mengatakan, pejabat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak memanggil kepala Intelijen Mesir Omar Suleiman dan meminta Mesir untuk mencegah kapal Iran melalui Terusan Suez.

Sumber-sumber Israel mengatakan dalam permintaan mereka, Israel mengatakan bahwa Iran mendukung Hamas, yang merupakan kelompok yang dianggap teroris oleh Israel dan Mesir yang juga melakukan perlawanan terhadap pemerintah Mesir.

Menurut sumber surat kabar tersebut, Mesir menolak permintaan Israel, dan menegaskan hal itu dalam jawaban mereka, karena adanya perjanjian internasional tentang pelayaran yang melalui Terusan Suez, dan Mesir tidak bisa mencegah kapal berlayar melewati terusan tersebut, kecuali kapal milik negara yang berperang dengan Mesir, dan hal itu tidak terjadi dengan Iran.

Sumber menambahkan bahwa Kairo tidak ingin dianggap sebagai penghalang jalan organisasi internasional dan keinginan negara-negara Arab dan Islam untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina dan mematahkan serangan Israel terhadap Gaza.

Sementara itu, laporan al-Dar juga mengutip sumber dari Iran di Mesir yang mengatakan bahwa Kairo telah mengeluarkan visa masuk bagi ratusan warga Iran yang telah meminta untuk mendampingi kapal dalam konvoi menuju Gaza.

Visa izin masuk ke Jalur melalui Rafah untuk Bulan Sabit Merah Iran dan tim relawan bantuan kemanusiaan.(fq/ynet)

Aktivis Freedom Flotilla: Israel Telah Merompak Kami


Aktivis armada kebebasan mengatakan bahwa pasukan Israel yang menangkap mereka telah mencuri beberapa barang pribadi milik mereka dan sampai saat ini masih belum dikembalikan.

Para aktivis itu mengatakan setelah mereka diculik dan dipenjarakan, banyak di antara mereka dipukuli dan terluka dan hampir semua harta benda mereka disita oleh pasukan Israel," AFP mengutip pernyataan dari lembaga dana dan bantuan hukum untuk Palestina yang berbasis di Inggris yang mengatakan awal pekan ini.

Harian Inggris The Guardian mengatakan Jumat lalu bahwa Israel tidak hanya merampas uang dan barang yang diperuntukkan bagi rakyat miskin di Gaza, tetapi juga menyita sebagian besar milik pribadi para aktivis armada Kebebasan.

Bahkan tentara Israel telah menggunakan kartu debit aktivis armada kebebasan yang merek sita untuk membeli barang seperti aksesoris iPod, sementara itu ponsel para aktivis juga disita dan mereka juga dilarang menerima panggilan telepon, kata laporan tersebut.

Aktivis kemanusiaan asal California Kathy Sheetz menyatakan bahwa dia telah dikenakan biaya lebih dari $ 1.000 dalam transaksi dari mesin ATM di Israel sejak tanggal 6 Juni.

"Mereka kelas-jelas mengambil kartu saya dan menggunakannya," kata aktivis Inggris Musaji Ebrahim mengatakan kepada surat kabar.

"Ketika mereka mengambil barang-barang kami seperti video dan kartu debit dan menggunakannya, serta ponsel kami, itu menjadi sedikit lelucon," katanya.

"Kami disandera, kami diserang, dan sekarang mereka pasukan Israel juga mencuri barang kami. Jika polisi menyita barang Anda di Inggris, mereka tidak akan menggunakan barang-barang Anda."

Israel masih menahan setidaknya 1 juta poundsterling (lebih dari $ 1,4 juta) dari nilai barang dan uang tunai dari pasokan bantuan yang disita dan milik pribadi, kutip The Guardian dari perkataan aktivis kebebasan.

Surat kabar itu mengatakan beberapa paspor, tiga di antaranya milik warga negara Inggris, masih belum dikembalikan.

Mata-mata badan intelijen Israel Mossad telah dikenal luas karena menggunakan paspor palsu untuk menutup identitas asli mereka.

Masalah ini menjadi skandal serius bagi Israel ketika ditemukan bahwa agen Mossad yang membunuh komandan Hamas Mahmud al-Mabhuh di Dubai pada tanggal 19 Januari telah menggunakan paspor asing untuk memasuki dan meninggalkan Uni Emirat Arab. (fq/prtv)

PM Israel: Sekarang Kami Berlakukan "Blokade Keamanan"


Rezim Zionis Israel sesungguhnya tak pernah berniat untuk mengakhiri blokade di Gaza. Pernyataan Israel akan melonggarkan blokade di Gaza cuma tipu muslihat untuk mendapatkan simpati dunia, setelah rezim Zionis itu mendapat tekanan dan kecaman keras atas penyerangan yang dilakukan pasukannya ke rombongan misi kemanusiaan Gaza akhir Mei kemarin. Kenyataannya, Israel masih membatasi dan memilih jenis bantuan yang boleh masuk ke Gaza dan sekarang akan memberlakukan apa yang mereka sebut sebagai "blokade keamanan."

Wacana soal "blokade keamanan" itu dilontarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu (20/6) malam. Ia membantah bahwa Israel telah melakukan blokade terhadap warga sipil di Gaza, tetapi yang dilakukan Israel adalah "blokade keamanan" untuk melindungi rakyat Israel dari serangan Hamas.

"Kami sudah memperketat blokade keamanan, karena berhasil mengakhiri kemampuan Hamas agar semua ornag menyalahkan Israel karena telah membuat warga sipil menderita dan karena teman-teman kami di dunia mendukung kami (Israel) atas keputusan ini dan memberikan legitimasi agar kami melanjutkan blokade keamanan terhadap Hamas," kata Netanyahu.

"Kami sudah mengambil keputusan yang benar untuk Israel dari sudut pandang politik dan keamanan," sambungnya.

Dengan alasan "blokade keamanan", Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman dan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak yang akan memutuskan barang-barang apa saja yang boleh masuk dan tidak boleh masuk ke Jalur Gaza. Menurut situs Israel Y.net, ada ribuan barang yang dilarang masuk Gaza, antara lain barang-barang yang terbuat dari aluminium, logam dan pupuk.

Sumber yang dekat dengan Perdana Menteri Israel pada Y.net mengatakan bahwa kebijakan baru Israel membolehkan masuknya barang jenis pasta ke Gaza adalah strategi Israel untuk menghadapi tekanan dunia internasional dan mendapatkan dukungan dalam menerapkan "blokade keamanan."

"Strategi itu dilakukan untuk memperkuat posisi moral Israel untuk meminta dunia internasional agar terus melakukan upaya membantu Israel untuk membebaskan prajuritnya, Gilad Shalit," kata sumber tadi. Gilad Shalit adalah prajurit Israel yang ditawan pejuang Hamas di Gaza sejak tahun 2006. (ln/Ynet)

Friday, June 18, 2010

Einstein: Jangan Dukung Zionisme-Israel


Pada edisi 4 Desember 1948, surat kabar Amerika terkemuka "New York Times" memuat sepucuk surat yang dilayangkan khusus untuk rakyat Amerika. Surat tersebut tertandatangan atas nama ilmuwan kesohor pada waktu itu, Albert Einstein.

Surat tersebut secara terbuka menyerukan masyarakat Amerika untuk menolak kunjungan Presiden Israel Manahim Pygen ke Amerika. Eisntein juga memuat seruan kepada rakyat Amerika untuk tidak memberikan dukungan kepada negara yang baru berdiri itu.

Einstein juga membicarakan karakter fasis dan nazis Israel, dengan mengisahkan tragedi pembantaian Deir Yasin di mana hampir 240 orang Palestina terbunuh, termasuk anak-anak dan laki-laki. Tak hanya itu saja, fisikawan legendaris itu juga mengajak para wartawan untuk mengunjungi wilayah tersebut, serta menyaksikan bekas-bekas pembantaian.

Einstein adalah seorang Yahudi, namun ia menolak unsur Zionisme dan pendudukan Israel. (ca/al)

Thursday, June 17, 2010

Video Terbaru Perlihatkan Israel Bantai Furkan Dogan di Kapal Mavi Marmara


Rekaman video baru yang diposting di Internet baru-baru ini menunjukkan lebih banyak kekerasan yang terjadi yang dilakukan oleh pasukan komando angkatan laut Israel selama serangan brutal mematikan mereka terhadap konvoi bantuan kemanusiaan yang menuju Gaza pada bulan Mei lalu.

Video ini menunjukkan tentara Israel sengaja membunuh seorang aktivis bantuan selama serangan mereka terhadap armada Kebebasan, di mana total 20 warga sipil yang ada di kapal Mavi Marmara diyakini telah tews dibantai oleh pasukan Israel.

Rekaman terbaru tersebut memperlihatkan tentara Israel memukuli dan menendang warga Turki-Amerika yang sedang terluka Furkan Dogan.

Aktivis kemanusiaan yang masih berumur 19 tahun ini akhirnya meninggal di atas kapal Mavi Marmara setelah ditembak oleh pasukan Israel.

Tak lama setelah serangan mematikan itu, pemerintah Israel mengembalikan sembilan mayat - delapan milik warga Turki dan satu warga negara Amerika.

Sementara itu, beberapa laporan mengatakan aktivis Armada kebebasan Gaza telah dirampok sebesar 3,5 juta dolar dalam bentuk uang tunai dan peralatannya juga ikut dijarah oleh militer Israel.

Penyerbuan dan pembantaian militer Israel pada tanggal 31 Mei telah menimbulkan kemarahan internasional, dimana masyarakat di seluruh dunia melakukan aksi massa mengutuk serangan itu.(fq/prtv)

Patung Yesus Raksasa di Ohio, Tersambar Petir


Patung Yesus Kristus raksasa di Ohio, tersambar petir saat terjadi hujan badai pada Senin (14/6) kemarin, terbakar dan runtuh ke tanah.

Patung Yesus setinggi enam lantai dengan tangan yang membentang sepanjang jalan utama di Ohio, menjadi salah satu ikon kota tersebut. Patung yang diberi nama "King of Kings" itu dibangun di dekat Gereja Evangelis Solid Rock pada tahun 2004. Tinggi patung mencapai 19 meter dan lebar 12 meter, kerangka patung terbuat baja, badan patung terbuat dari busa plastik dan serat kaca.

Kepala polisi kota Ohio, Mark Neu mengatakan, tersambar petir, muncul api yang merambat dari patung ke loteng yang berhubungan dengan ruangan amfiteater. Tidak ada korban dalam peristiwa ini.

Patung dan gereja evangelis yang beranggotakan sekitar 4.000 jamaah itu dibangun oleh seorang agamawan dan pedagang kuda, Uskup Lawrence dan istrinya. Saat mendirikan patung itu pada tahun 2004, Lawrence dan istrinya mengatakan bahwa ia ingin menolong manusia dan bukan ingin menarik simpati banyak orang dengan membangun patung Yesus raksasa yang menghabiskan dana sebesar 250.000 dollar. Istri Lawrence mengusulkan figur Yesus yang dijadikan patung, sebagai lambang pengharapan dan keselamatan.

Meski seringkali orang yang melintas di Interstate 75, tempat patung itu berlokasi dibuat terkejut melihat patung besar di pinggir jalan. Tapi banyak warga yang mengatakan bahwa AS membutuhkan lebih banyak lagi simbol-simbol semacam patung Yesus raksasa itu. Meski akhirnya patung Yesus itu terbukti tak ada manfaatnya, karena ia hancur dan terbakar oleh sambaran petir. (ln/arabnews)

Warga Belanda "Minta Maaf" Atas Kemenangan Wilders



Baru empat hari diluncurkan, sudah lebih dari 70.000 orang mendaftar. Grup komunitas di Facebook yang bertajuk "Kami mohon maaf atas 1,5 juta warga Belanda yang memilih Geert Wilders", diluncurkan hanya hanya beberapa jam setelah pengumuman hasil pemilu Belanda Rabu pekan lalu.

Para pendiri grup Facebook ini merasa malu dengan kemenangan politikus rasis, Geert Wilders dalam pemilihan umum Rabu 9 Juni silam.

Partai Kebebasan, PVV meraup 24 dari 150 kursi de Tweede Kamer, parlemen Belanda, meraih sekitar 15 persen suara. Partai ini mengutamakan dan mengangkat isu-isu anti-Islam.

"PVV adalah partai sayap kanan yang mempromosikan ketakutan, kebencian dan rasisme", kata pendiri grup itu pada situs jejaring sosial Facebook.

"Mayoritas orang Belanda tidak mendukung ideologinya dan tidak ingin PVV nya Wilders ikut memerintah".

Grup Facebook itu didirikan oleh Leonie Heinicke dan kakaknya Michiel, yang terinspirasi dari inisiatif serupa yang ada di Amerika Serikat, di mana pernah ada ribuan warga Amerika memohon maaf kepada dunia ketika George W. Bush terpilih kembali pada pemilu tahun 2004.

Leonie dan Michiel membuka situs ini karena kaget. "Belanda selalu dikenal ramah dan toleran", ungkap Leonie kepada Radio Nederland Wereldomroep.

"Tapi sekarang itu telah berubah. Kami punya banyak teman internasional dan mereka bertanya pada kami bagaimana sebuah partai seperti PVV bisa begitu populer? Itulah alasan mengapa kami membuka grup komunitas ini pada jejaring Facebook."

Leonie dan Michiel ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kendati PVV menang, masih tetap ada jutaan orang Belanda yang tidak mencontreng Wilders.

"Itu satu-satunya pesan yang ingin kami sampaikan", jelas Leonie. "Kami hanya malu saja".

Para pendiri komunitas ini tidak menduga grup Facebook mereka bisa menarik begitu banyak anggota, sampai lebih dari 70.000 'teman' hanya dalam waktu 48 jam.

"Sangat mudah untuk bergabung, tentu saja", kata Leonie.

"Dan tampaknya berita tentang situs ini menyebar sangat cepat. Tapi saya yakin sebagian besar anggota kami benar-benar merasa kemenangan Wilders "adalah tren yang memprihatinkan."

Leonie dan Michiel juga menerima banyak pesan dari pendukung PVV dan Geert Wilders, pesan yang sangat jelas. "Kami mendapat cukup banyak tanggapan negatif", kata Leonie.

"Tapi kami tidak heran. Orang bicara blak-blakan tentang PVV. Namun ada beberapa e-mail yang melewati batas."

Salah satu pesan yang diterima Leonie mengatakan bahwa "dia harus keliling Amsterdam dan Rotterdam pada malam hari dan melihat apa yang akan terjadi jika dia berhadapan dengan sekelompok pemuda keturunan asing".

"Saya sendiri tinggal di sebuah kota dekat Amsterdam, jadi saya sering ke Amsterdam. Saya tidak pernah menghadapi masalah," kata Leonie.

Komunitas dalam jejaring sosial Facebook ini bukanlah kalangan garis keras anti-Wilders. "Kami tidak ada masalah dengan Wilders pribadi, kami hanya keberatan dengan idenya", kata Leonie Heinicke.

"Kami telah menerima gambar-gambar Wilders dengan swastika, pisau dan darah, tapi kami tidak akan mempublikasikannya. Itu terlalu berlebihan," tegasnya.

Leonie dan Michiel Heinicke tidak berencana mengembangkan situs web. "Kami tidak akan menyelenggarakan unjuk rasa dan sebagainya", kata Leonie.

"Kami hanya memberi tahu kalangan masyarakat di luar negeri tentang dampak kemenangan Wilders terhadap banyak orang di Belanda. Kami hanya khawatir, itu saja."(fq/rn)

Wednesday, June 16, 2010

Mantan CIA: Israel Lebih Penting Daripada Nyawa Warga Negara AS

Align Center

Bagi negara AS, membela Israel jauh lebih penting bahkan dibandingkan dengan nyawa warga negaranya sendiri yang dibunuh oleh tentara Israel. Sudah banyak warga negara AS yang menjadi korban kebrutalan tentara Zionis, tapi AS tidak pernah menekan apalagi menjatuhkan sanksi pada sekutunya itu.

Mantan analis di CIA, Ray McGovern dalam wawancara dengan stasiun televisi berbahasa Inggris Iran mengakui bahwa Washington tidak pernah memperkarakan sejumlah insiden dimana tentara Israel dengan sengaja membunuh warga negara AS. Ia mencontohkan peristiwa serangan Israel ke kapal USS Liberty milik Angkatan Laut AS yang terjadi pada 8 Juni 1967.

"Tidak ada penyelidikan atas peristiwa itu, meski Angkatan Udara dan Angkatan Laut Israel dengan sengaja menyerang dan berusaha menenggelamkan kapal USS Liberty yang saat itu masih berada di perairan internasional. 34 tentara Angkatan Laut AS tewas dan 170 orang luka-luk serius dalam insiden tersebut,' kata McGovern.

Terkait peritsiwa itu, pemerintah AS dan Israel hanya mengeluarkan laporan yang isinya bahwa insiden itu hanya sebuah "kesalahan" karena tentara Israel tidak mengenali identitas USS Liberty dan dikira sebagai kapal perang milik Mesir ynag ketika itu berperang melawan Israel. Kongres AS menolak penyelidikan lebih lanjut meski sejumlah diplomat dan agen intelijen AS yang mengetahui ihwal serangan Israel itu membantah laporan pemerintah AS dan Israel. Mereka meyakini serangan itu bukan "kesalahan" tapi kesengajaan.

Serangan tentara Israel ke kapal USS Liberty pun dipetieskan dan menjadi insiden terbesar yang dialami Angkatan Laut AS tapi tidak diselidiki. Warga AS lainnya yang menjadi korban kebrutalan tentara Zionis adalah Rachel Corrie. Pada bulan 2003, Corrie yang masih 23 tahun dan salah satu aktivis internasional pro-Palestina tewas, dilindas buldoser militer Israel saat berusaha menghalangi tentara Zionis yang akan menggusur rumah seorang warga Palestina di Gaza.

McGovern mengatakan, peristiwa dibunuhnya Rachel Corrie terjadi beberapa hari sebelum invasi AS ke Irak dan Israel tahu bahwa media AS akan lebih didominasi pemberitaan soal invasi ke Irak daripada memberitakan warga negara AS yang dilindas buldoser Israel. Benar saja, pemerintah AS sama sekali tidak melontarkan protes terhadap Israel atas kematian Corrie bahkan lebih mempercayai laporan pihak Israel atas insiden yang menimpa Corrie.

Yang masih segar dalam ingatan dunia internasional adalah serangan brutal tentara Zionis Israel ke kapal Mavi Marmara, kapal yang membawa rombongan aktivis "Freedom Flotilla" untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang sudah hampir 3 tahun diblokade Israel. Dalam serangan itu, 20 aktivis kemanusiaan tewas dan 40 orang lainnya luka-luka dan salah satu aktivis yang tewas adalah Furkan Dogan, seorang warga negara AS yang tinggal di Turki.

Sama dengan insiden-insiden sebelumnya, tak ada protes dari pemerintah AS atas kematian warga negaranya itu oleh tentara Israel. Menurut McGovern karena merasa kebal hukum dan selalu mendapat perlindungan, Israel tak segan-segan membunuh siapa saja, bahkan warga negara AS, negara yang menjadi sekutu dekatnya. Atas sikap AS yang lebih mementingkan Israel itu, McGovern berkomentar, "Apa yang bisa kita lakukan adalah melihat kembali peristiwa tahun 1967, ketika presiden AS ketika itu berulang kali menyampaikan pernyataan bahwa ia tidak peduli berapa banyak pelaut AS yang terbunuh, tidak peduli jika kapal AS tenggelam, karena ia tidak mau mempermalukan sekutunya, Israel." (ln/prtv)

Israel Seru Uni Eropa Larang Warganya Ikut Kapal Bantuan Kemanusiaan


Israel meminta negara-negara Uni Eropa untuk mencegah armada kapal kemanusiaan berangkat dari pelabuhan mereka dan mencegah warga mereka ikut ambil bagian dalam kapal tersebut.

Pada hari Senin kemarin (14/6), Israel telah mengatakan bahwa Uni Eropa harus bertindak tegas untuk mencegah kapal bantuan kemanusian berlayar menuju Gaza dan meminta Uni Eropa menghentikan warga negaranya dari usaha mereka melawan kepentingan Israel. Pesan itu adalah bagian dari dialog yang sedang berlangsung antara Israel dan Uni Eropa yang dipimpin oleh Tony Blair, utusan Kuartet untuk Timur Tengah yang juga mewakili Uni Eropa, dalam upaya untuk meringankan blokade atas Gaza.

Menurut sumber Kementerian Luar Negeri, pesan diterima dengan baik oleh para pemimpin Uni Eropa yang ingin menghindari konfrontasi - selama mungkin untuk meringankan blokade dengan cara diplomatik. Namun, pada tahap ini tidak ada langkah-langkah praktis yang telah diambil oleh pemerintah Eropa untuk menghentikan kelompok-kelompok LSM yang akan melakukan pelayaran menuju Gaza.

Sementara itu, pasukan keamanan Israel sedang mempersiapkan diri untuk "menyambut" tiga kapal yang direncanakan mencapai pantai Gaza dalam waktu dekat. Kebijakan Israel, seperti yang dinyatakan oleh Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tidak mengizinkan akses pelayaran menuju ke Gaza, sehingga Gaza tidak menjadi pelopor bagi dermaga Iran.

Setelah kontroversial serangan di kapal Mavi Marmara, pasukan komando angkatan laut Israel dilatih dalam persiapan untuk menghentikan armada kapal. Kapal dari Libanon diharapkan tiba pertama kali, berikut dengan kapal yang meninggalkan Iran pada Senin ini, ditambah kapal kedua dari Iran yang akan tiba di akhir pekan.

Menurut informasi yang diperoleh otoritas keamanan, Hamas mengatakan tidak kurang dari 10 armada kapal akan berangkat ke Gaza pada bulan Oktober 2010, pada akhir bulan Ramadhan.

Semua armada kapal bertujuan untuk mengambil keuntungan dari masalah diplomatik Israel setelah serangan mematikan terhadap armada terakhir pada tanggal 31 Mei lalu, di mana sembilan aktivis Turki wafat di kapal Mavi Marmara. Inisiatif baru armada kapal yang akan berangkat ke Gaza datang dari Libanon, Sudan, Iran, Inggris, Norwegia, Turki dan negara-negara Eropa lainnya.

Organisasi-organisasi yang bekerja untuk mengangkat blokade Israel terhadap Jalur Gaza ada yang saling bekerja sama di antara mereka sendiri. Beberapa bahkan menerima dukungan dari pemerintah mereka, setidaknya Libanon, Sudan dan Iran, dan mungkin juga Turki. Dana yang signifikan diperoleh sebagian besar melalui sumbangan dari komunitas Muslim di seluruh Eropa dan di seluruh dunia.

Di antara ratusan - bahkan ribuan - orang yang mendaftar untuk berpartisipasi adalah tokoh masyarakat. Tujuan mereka adalah untuk menciptakan armada lebih besar daripada armada kapal Turki, Mavi Marmara.

Kapal Naji Ali el diharapkan tiba dari Libanon segera dan dua kapal dari Iran yang disponsori oleh Bulan Sabit Merah setempat dengan dukungan dari pemerintah Teheran.

Kapal Libanon ini diharapkan membawa puluhan wartawan dan aktivis pro-Palestina Eropa termasuk anggota parlemen. Armada kapal tersebut diselenggarakan oleh dua kelompok: Free Palestina, dan Reporters tanpa pembatasan. Kapal tersebut dilaporkan membawa bantuan kemanusiaan dan peralatan untuk sekolah-sekolah di Jalur Gaza.

Sedangkan kapal Iran membawa sumbangan dari orang-orang Iran dan pekerja bantuan. Sumbagan tersebut dikumpulkan oleh Bulan Sabit Merah Iran.

Kapal-kapal dari Libanon dan Iran ini adalah pelopor dari apa yang disebut sebagai gelombang armada kapal bantuan, yang diharapkan mencapai puncaknya pada akhir Ramadhan, ketika organisasi-organisasi seperti Viva Palestina dan Freedom Gaza diharapkan akan mengorganisir 10 hingga 15 armada kapal. Armada kapal ini akan disebut sebagai "Freedom Flotilla II".

Salah satu aktivis, Iyad el-Sarj, yang tinggal di Norwegia dan dikenal di Israel sebagai pendiri dari kampanye untuk mencabut blokade Gaza, berpendapat bahwa armada besar akan menyebabkan perubahan ireversibel dalam kebijakan blokade laut Israel terhadap jalur Gaza.(fq/ynet)

Turki Batalkan Kesepakatan Militer Dengan Israel Sebesar 180 Juta Dolar


Laporan surat kabar Turki menyatakan militer Turki telah membatalkan kesepakatan senilai 180 juta dolar dengan entitas Israel, karena dampak dari pembantaian berdarah Zionis Israel terhadap kapal Mavi Marmara armada kebebasan, yang menyebabkan jatuhnya 9 aktivis kemanusiaan Turki.

Pembatalan kesepakatan ini adalah pembelian pesawat pengintai dengung (drone), untuk Angkatan Udara Turki yang dibuat oleh perusahaan militer Israel "Iilbit."

Kesepakatan antara kedua belah pihak tersebut telah mencapai tahap akhir, dengan Turki akan menerima 6 pesawat drone dan Turki juga akan diberikan empat pesawat tambahan jenis ini dalam waktu secepatnya.

Ankara sendiri akan membayar sebagian besar jumlah utang di bawah kesepakatan itu, menurut laporan kantor berita Palestina "Wafa".

Sebagai catatan, para pekerja industri pesawat Israel "Iilbit" telah kembali ke Israel dari Turki setelah maraknya demonstrasi menentang Israel, yang menyapu semua kota di Turki.

Presiden industri Pesawat Israel, Yair Shamir, mengungkapkan bahwa perusahaannya akan terus memasok pesawat tak berawak untuk Turki yang diberi nama "Harun", dan menunjukkan bahwa kesepakatan telah ditandatangani beberapa tahun yang lalu, seperti dikutip Radio Israel.

Komentar Shamir ini datang sebagai tanggapan terhadap berita yang ditulis oleh surat kabar Today Zaman berbahasa Turki, yang mengatakan Angkatan Udara Turki telah mulai menggunakan pesawat drone tak berawak yang dibuat Turki sendiri untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang separatis Kurdi di Turki tenggara, bukan pesawat buatan Israel.

Perkembangan ini adalah bagian dari penghapusan kesepakatan militer antara Turki-Israel yang datang hanya beberapa hari setelah penangguhan pembicaraan Turki untuk memperpanjang pipa gas alam ke Israel, dalam proyek "Blue Nil" Rusia.(fq/islamtoday)

Friday, June 11, 2010

Dokter Turki di Mavi Marmara: Kami Lebih Manusiawi Dibanding Mereka


Dr Hasan Huseyin Uysal memperlakukan dengan baik dan mengobati tiga tentara komando angkatan laut Zionis Israel yang terluka dalam serangan brutal di kapal Mavi Marmara.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar New York Times, ia mengatakan "tentara Israel mengalami luka-luka dan saya memperlakukan mereka dengan baik dan ini membuktikan bahwa aktivis kemanusiaan yang ada di Mavi Marmara memang tidak punya rencana untuk membunuh."

Dokter Turki yang bernama Hasan Huseyin Uysal, menceritakan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan surat kabar New York Times bagaimana dia memperlakukan tiga anggota pasukan komando Israel yang mengalami luka-luka selama mereka mencoba mengambil alih kapal Marmara Mavi yang merupakan armada internasional yang berusaha memecahkan blokade terhadap Jalur Gaza.

Ali Abunimah, pendiri website pro-Palestina Elektronic Intifadah, berpendapat dalam postingannya yang mendokumentasikan foto perlakuan tim medis Mavi Marmara kepada tentara IDF yang terluka membuktikan bahwa para aktivis yang ikut dalam armada tidak berencana membunuh para prajurit, dan hal ini membantah klaim Israel.

Dr Uysal dalam wawancaranya membantah bahwa para aktivis berusaha membahayakan nyawa para prajurit, dan menyatakan bahwa mereka hanya menderita luka-luka ringan dari bentrokan tersebut.

"Jika para penumpang (aktivis) ingin menyakiti mereka, mengapa mereka tidak menembak mati mereka saja setelah mereka dapat mengambil dan merebut senjata pasukan IDF? Mengapa harus repot-repot mengangkut mereka masuk dan memberikan perawatan. Apakah hal itu masih belum cukup juga sebagai bukti?" Katanya.

Dokter Turki ini mengatakan bahwa ia memperlakukan tentara Israel yang terluka sewaktu mayat para aktivis yang telah mereka bunuh berbaring di sampingnya.

"Saya berada disamping mayat yang mereka bunuh dan orang-orang terluka tergeletak di depan saya dan saya memperlakukan para tentara Israel yang telah membunuh dan melukai teman-teman kami dengan baik. Orang kami yang terluka tergeletak di lantai, namun saya membantu para prajurit Israel itu untuk duduk di kursi," katanya.

Dr Uysal menjelaskan, "Tidak ada prajurit yang mengalami luka fatal yang akan menyebabkan kehilangan organ atau cacat. Hanya ada goresan di wajah mereka, namun karena kulit wajah yang sensitif dan sangat mungkin mengalami pendarahan sehingga ada darah di wajah mereka - yang telah saya bersihkan dengan hati-hati untuk melihat seperti apa cedera yang mereka alami. Dan ternyata luka mereka, hanya luka goresan saja."

"Kami bahkan tidak memiliki peralatan untuk menjahit luka yang robek."

Meskipun demikian, dokter Turki itu mengakui bahwa salah satu tentara mengalami cedera sedikit lebih serius.

"Prajurit ketiga, menderita luka di perutnya yang mencapai membran perut, tapi bukan organ itu sendiri dan itu tidak fatal. Sebagai dokter, saya tidak mau menebak sifat cedera ini, tapi hal itu bisa disebabkan oleh salah mendarat di tiang tajam sewaktu turun dari helikopter atau pukulan dari sebuah pipa dengan ujung yang tajam. Saya tidak tahu," tuturnya

"Dalam kedua kasus, hal itu tidak fatal tetapi harus dijahit.

Namun, karena kami tidak berharap adanya konfrontasi, kami tidak membawa peralatan untuk menjahit luka di atas kapal. Yang kami miliki adalah bahan medis sederhana untuk luka sederhana, atau obat tetes untuk memudahkan pembakaran dalam kasus gas air digunakan . Walaupun saya seorang dokter mata, saya akan memperlakukan prajurit Israel itu dengan benar sesuai dengan pengetahuan umum kesehatan saya."

Dr Uysal mengatakan bahwa mencoba menenangkan para prajurit, yang tampaknya "sangat terkejut dan sangat ketakutan."

Dia mengatakan bahwa ia mencoba menjelaskan kepada para prajurit dalam bahasa Inggrisnya yang patah-patah bahwa dirinya adalah seorang dokter dan tidak ingin menyakiti mereka. Dia mengatakan bahwa ia dan teman-temannya sekapal bisa saja meninggalkan mereka tanpa memberikan pertolongan, tetapi ia menyatakan bahwa mereka bukanlah manusia yang bertindak seperti para tentara Israel itu.

"Kami telah meminta fotografer untuk tidak memfilmkan situasi di pusat medis dan saya tidak tahu bagaimana dan kapan gambar itu diambil tetapi Allah tidak pernah meninggalkan perbuatan baik tersia-siakan. Foto itu menunjukkan perbedaan antara Israel dan kita," katanya.(fq/ynet)

Erdogan 'Rising Star' di Dunia Arab dan Islam


Ada yang menarik dalam acara pertemuan forum tingkat tinggi ekonomi Turki-Arab yang barusan dibuka.

Sewaktu perdana menteri Turki Recep Tayyip Erdogan diminta untuk naik ke atas podium pada acara pertemuan tingkat tinggi tersebut, para delegasi dari negara-negara Arab dengan spontan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada Erdogan, tindakan para delegasi Arab ini mencerminkan meroketnya popularitas Turki di panggung dunia di tengah sengketa blokade Israel terhadap Gaza dan adanya usulan sanksi PBB terhadap Iran.

Forum Ekonomi Turki-Arab dibuka dengan menyerukan adanya penyelidikan internasional terhadap serangan brutal pasukan komando Israel pada tanggal 31 Mei lalu terhadap kapal bantuan kemanusiaan yang menuju Gaza, dan hal ini menjadi topik yang ditekankan oleh Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Apakah kami akan tetap diam atas pembunuhan sembilan orang warga kami? Apakah kami bisa menutup mata tindakan preman terjadi di perairan internasional," kata Erdogan dalam forum Ekonomi Turki-Arab. "Mulai sekarang, hal seperti ni tidak bisa terus dibiarkan."

Sekjen Liga Arab Amr Moussa juga menuduh zionis Israel terus melakukan kekejaman dan serangan serta pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional dan dirinya memuji sikap Turki yang berani menantang Israel atas serangan yang menewaskan delapan aktivis Turki dan seorang remaja Turki-Amerika.

Israel bersikeras bahwa pasukan komandonya bertindak untuk membela diri setelah diserang oleh para aktivis pro-Palestina di kapal Mavi Marmara.

Sekjen Liga Arab Amr Moussa mengatakan sembilan orang yang tewas "adalah para syuhada kita."

Popularitas Turki di dunia Islam semakin melonjak karena memimpin dunia dalam mengutuk serangan Israel terhadap kapal yang mencoba mendobrak blokade Israel di Gaza.

Turki - sebuah negara non-Arab dan merupakan negara mayoritas Muslim - juga memenangkan dukungan antara sekutu Arab untuk menentang sanksi baru terhadap Iran, yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB Rabu lalu.

"Embargo dan pengucilan tidak akan berguna," kata Erdogan, menambahkan bahwa dunia harus membayar harga yang berat sebagai akibat dari kebijakan mereka seperti di Irak dan Afghanistan.

"Ada ratusan ribu janda, siapa yang akan menjelaskan ini semua? Ada anak yatim, siapa yang akan menjelaskan ini? Mereka yang mengubah geografi ini dan mereka harus bertanggung jawab."

Erdogan, bagaimanapun, mengatakan negaranya tetap akan bekerja untuk menjaga kesepakatan pertukaran-nuklir yang ditengahi Turki untuk menyelesaikan sengketa Iran di atas meja perundingan.

Dia sangat menolak tuduhan Barat bahwa Turki telah bergeser ke arah Timur, dan menggambarkan klaim tersebut seperti "maksud yang jahat" dan Barat berupaya untuk mencegah Turki dari membangun hubungan dengan dunia Arab.

Erdogan menunjuk soal investasi Perancis di Suriah dan negara-negara Arab lainnya, dan menambahkan: "Namun ketika datang Turki untuk berinvestasi di negara-negara Arab atau sebaliknya, propaganda kotor sedang mencoba mereka (barat) lakukan untuk menghambat proses ini."(fq/aby)

Hasil Polling: 78% Warga Yahudi Israel Anggap Turki Sebagai Musuh


Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan pada hari Kamis kemarin (10/6) menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat warga Yahudi Israel melihat Turki - mantan sekutu strategis negara Zionis Israel - sebagai musuh, setelah adanya krisis antara kedua negara akibat serangan brutal pasukan komando Israel terhadap kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza di perairan internasional.

Dalam jajak pendapat tersebut, yang menjadi pertanyaan utama adalah: "Apakah anda percaya, terkait dengan peristiwa yang terjadi baru-baru ini bahwa Turki telah menjadi musuh negara Israel?"

Hasil yang mengejutkan, 78% responden menjawab "Ya", sementara 22% lainnya menyatakan pendapat sebaliknya.

Jajak pendapat ini diterbitkan oleh kelompok sayap kanan "Israel Hayom" yang menginginkan minoritas Arab Israel tidak ada lagi di negara Zionis.

Hasil lain menunjukkan bahwa 13% dari responden mendukung pembentukan komite untuk melakukan penyelidikan internasional atas serangan yang diluncurkan oleh Angkatan Laut Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang mengangkut para aktivis kemanusiaan dan bantuan untuk disalurkan kepada rakyat Gaza pada tanggal 31 Mei lalu.

Jajak pendapat ini menemukan bahwa 71% dari Yahudi Israel hanya mendukung adanya penyelidikan internal yang dilakukan oleh Israel sendiri.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa 91% yahudi Israel mendukung tidak adanya lagi armada kebebasan di masa depan yang mencoba mematahkan blokade Israel terhadap Jalur Gaza.

Jajak pendapat dilakukan oleh New Research in the Life Group dan mengambil sampel 561 orang yang mewakili penduduk Yahudi di Israel, dengan margin kesalahan 4 persen.(fq/imo)

Thursday, June 10, 2010

Muslim Inggris Lakukan Kempen "Inspired by Muhammad"


Komunitas umat Muslim di Inggris meluncurkan kampanye untuk memperbaiki citra Islam di mata masyarakat Inggris secara khusus dan dunia secara umum, setelah adanya jajak pendapat yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah penduduk Inggris mengasosiasikan agama Islam sebagai "ekstrimisme dan terorisme."

Kampanye "Inspired by Muhammad" ini diilhami oleh ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw, yang bertujuan untuk menyajikan dan menampilkan Islam sebagai agama yang memiliki kontribusi positif bagi masyarakat luas, mereka melakukan kampanye dengan menggunakan poster yang bertuliskan seperti: "Kami percaya terhadap hak-hak perempuan, sehingga kami tahu tentang Muhammad Nabi saw," sebagai penangguhan halte bus, stasiun kereta api dan di taksi di London.

Poster kampanye yang mereka gunakan bertujuan untuk menghilangkan stereotip negatif tentang Islam, kampanye ini juga berusaha untuk kembali pada fokus terhadap citra positif Islam dan untuk memulihkan keseimbangan bahwa agama ini bukan agama yang "bengis" seperti digambarkan oleh media-media barat.

Christina Baker, salah seorang yang mendukung kampanye ini dan mengenalkannya dalam acara televisi, mengatakan: "Sejauh ini citra negatif tentang Islam telah menyebar dan hal itu merupakan alasan di balik kebutuhan mendesak untuk melakukan kampanye ini, serta alasan untuk menyebarkan citra positif mencerminkan kenyataan tentang Islam itu sendiri dan menunjukkan semangat Islam."

Christina menambahkan: "Nilai-nilai seperti perdamaian, kasih sayang dan kebaikan, dan hak-hak perempuan dan keadilan sosial adalah bagian dari Islam, kami akan mencoba untuk fokus pada beberapa nilai-nilai saja, dan beberapa dari pesan-pesan yang mencerminkan Islam sejati di kalangan mainstream umat Islam."

Tindakan keras itu datang sebagai respons terhadap sebuah jajak pendapat yang menunjukkan bahwa 58% dari populasi masyarakat Inggris memiliki link antara Islam dan ekstremisme, dan 50% lagi menghubungkan Islam dengan terorisme, sementara 68% dari mereka merasa bahwa Islam mendorong penindasan terhadap perempuan.

Perlu dicatat bahwa sentimen anti-Islam meningkat di beberapa bagian wilayah Inggris setelah serangan di London pada tahun 2005 dan percobaan serangan terhadap Bandara Glasgow pada tahun 2007.(fq/islamtoday)

Reporter Paling Senior Gedung Putih Dipecat Akibat Komentarnya Tentang Israel?

Helen Thomas, reporter veteran atau paling senior di Gedung Putih, dikabarkan telah "dipensiunkan" setelah membuat pernyataan yang kontroversial tentang Israel.

Dalam sebuah wawancara pada tanggal 27 Mei, Helen mengatakan bahwa Israel harus "keluar dari Palestina" dan mengusulkan agar mereka (orang Israel) pergi saja ke Jerman, Polandia atau Amerika Serikat.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Robert Gibbs mengatakan komentar itu sebagai sesuatu yang "ofensif dan tercela". Helen dikabarkan telah meminta maaf.

Helen Thomas, 89, adalah wartawan yang paling lama bertugas di Gedung Putih.

Dia telah menghabiskan sebagian besar karirnya di United Press International, namun sejak tahun 2000 juga bekerja sebagai seorang kolumnis di koran Hearst.

"Helen Thomas mengumumkan hari Senin bahwa dia pensiun, efektif dengan segera," demikian Hearst.

"Keputusannya diambil setelah komentar kontroversialnya tentang Israel dan Palestina direkam oleh video dan disebarkan secara luas di internet."

Pernyataan Thomas dibuat dalam wawancara video dengan RabbiLive.com, ketika dia ditanya apakah dia punya "komentar terhadap Israel".

"Suruh mereka keluar dari Palestina," katanya. "Ingat orang-orang ini (rakyat Palestina) dijajah dan itu tanah mereka, bukan Jerman, bukan pula Polandia.

"Mereka bisa pulang, ke Polandia, Jerman, dan Amerika dan tempat-tempat lain," tambahnya.

Pada hari Senin, Asosiasi Wartawan Gedung Putih, mengeluarkan pernyataan yang memuji karir panjang dan terhormat Helen Thomas di bidang jurnalisme.

"Sepanjang karirnya, ia telah menghancur langit-langit kaca, termasuk menjabat sebagai presiden perempuan pertama di Asosiasi Wartawan Gedung Putih," kata pernyataan itu.

"Kami sedih dengan komentarnya baru-baru ini, tapi kami memuji dia karena kariernya, dan kami mengharapkan yang terbaik untuknya."

Komentar Helen juga memicu kritik dari pemerintahan Obama. Pada website-nya, Thomas mengatakan dia menyesali komentarnya. "Komentar saya tidak mencerminkan keyakinan tulus saya bahwa perdamaian akan datang ke Timur Tengah hanya jika semua pihak menyadari kebutuhan untuk saling menghormati dan toleransi. Semoga hari itu segera datang." (sa/bbc)

Aktivis Kiri Israel Itu Masuk Islam

Aktivis sayap kiri Israel, Tali Fahima yang dihukum oleh negaranya sendiri karena membantu rakyat Palestina, dilaporkan bahwa dia masuk Islam pada hari Senin (7/6) di sebuah mesjid di Umm al-Fahm, di hadapan tiga orang syekh.

Syekh Yusuf Albaz menegaskan bahwa Fahima memang sudah masuk Islam. Fahima sendiri menolak memberikan komentar, dan tak mau diwawancarai oleh "media Zionis."

Fahima dinyatakan bersalah pada bulan Desember 2005 karena terus melakukan kontak dengan Palestina dan Israel menganggap hal itu merugikan keamanan mereka, dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Secara khusus Fahima dinyatakan bersalah karena membantu Brigade Al-Aqsa, termasuk pemimpin kelompok itu di Jenin Zakaria Zubaydi. Dia dibebaskan dari penjara pada Januari 2007.

Layanan keamanan Shin Bet mengklaim bahwa Fahima, yang tinggal di Wadi Ara, berencana menjadi "teroris Yahudi pertama" kepada kaumnya sendiri.

Syekh Albaz, anggota senior dari Cabang Utara Gerakan Islam di Israel, menyertai Fahima selama proses masuk Islam. "Saya menyukai mentalitasnya, saya menyukai seseorang yang lebih suka perlawanan daripada menyerah, dan Tali Fahima adalah contoh dari perlawanan," katanya. "Saya tegaskan padanya bahwa dia harus terus seperti sekarang ini. Saya juga berbicara kepadanya tentang cara-cara Islam dan menjelaskan bahwa agama ini sekarang menghadapi segala kekuatan jahat di dunia."

"Fahima diterima dengan tangan terbuka," kata Sheikh Albaz lagi. "Dari titik ini, ia adalah seorang Muslimah, tidak ada upacara khusus."

Fahima melakukan salat di Umm al-Fahm pada akhir pekan. (sa/ynet)

Tony Blair: Saya 100% Di Pihak Israel!


Israel memiliki hak untuk melindungi diri, begitu mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Channel 10 pada hari Selasa kemarin.

Blair bertemu dengan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak pada hari Selasa kemarin juga untuk membahas dampak dari serangan Israel terhadap armada kebebasan ke Gaza pekan lalu.

"Setiap penyelidikan harus menyeluruh dan tidak memihak, dan mungkin ada semacam elemen internasional yang dapat menjadi bagian dari itu," kata Blair.

Blair meyakinkan bahwa dia dengan sepenuh hati mendukung hak Israel untuk membela diri.

"Tidak ada pertanyaan sama sekali. Ada roket ditembakkan dari Gaza, ada orang-orang di Gaza yang ingin membunuh orang-orang Israel yang tidak bersalah," demikian mantan perdana menteri Inggris.

"Jika menyangkut soal keamanan, saya seratus persen di pihak Israel." (sa/jp)

Erdogan: Israel Jangan Harap Dapat Gas dari Turki


Sebagai bagian dari aksi kerasnya terhadap perilaku rezim Zionis Israel, perdana menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa Turki berencana tidak akan menyalurkan gas alam Rusia kepada Israel melalui wilayah Turki dan pemerintahan di Ankara tidak akan memberi gas tersebut kepada negara penjajah seperti Zionis Israel.

Dalam konferensi pers bersama mitra Rusianya perdana menteri Rusia Vladimir Putin di Istanbul, Erdogan sempat menyinggung isu terkait proyek pipa gas Blue Stream-2 dan ia secara tegas menyatakan bahwa proyek tersebut tidak akan direalisasikan jika bertujuan untuk menyalurkan gas ke negara zionis Israel, seperti dilaporkan kantor berita IRNA.

Berdasarkan rencana proyek pipa gas Blue Stream-2 antara Rusia dan Turki, kedua negara telah sepakat untuk membangun jalur pipa kedua yang berdampingan dengan jalur pipa yang telah ada sebelumnya. Pipa tersebut memanjang dari Rusia, melalui Laut Hitam hingga menyambung ke Pelabuhan Samsun, Turki. Rencananya pipa gas itu dibangun untuk menyalurkan gas dari Rusia ke Israel melalui Turki.

Lawatan Putin ke Istanbul kali ini untuk menghadiri Konferensi Langkah-Langkah Interaksi dan Membangun Kepercayaan di Asia (CICA).

Menyusul tewasnya sembilan aktifis kemanusiaan Turki dalam serangan militer Israel terhadap konvoi Kapal Freedom Flotilla, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki, Taner Yildiz, Kamis lalu (3/6) membatalkan seluruh rencana proyek energi dengan rezim zionis Israel.(fq/irib)

Sunday, June 06, 2010

28 Orang Anak Menjadi Yatim Akibat Serangan Brutal Israel di Mavi Marmara


Dua puluh delapan anak-anak harus kehilangan ayah mereka sebagai hasil dari serangan brutal Israel terhadap armada Kebebasan.

Sembilan orang warga Turki ditembak mati pada tanggal 31 Mei oleh tentara Israel yang menyerang kapal Mavi Marmara, karena mencoba mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Delapan dari mereka adalah ayah yang anaknya sekarang menjadi yatim karena serangan Israel pada armada Kebebasan.

Dalam bahasa Arab yatim ini biasanya diterjemahkan sebagai yatim piatu. Namun, dalam agama Islam, kata yatim sebenarnya berarti seorang anak yang ayahnya sudah meninggal atau yang ayah dan ibunya sudah mati. Ini adalah alasan mengapa media Islam yang memanggil mereka anak-anak yatim.

Berikut adalah biografi singkat dari sembilan orang, seperti yang dilaporkan oleh Lawrenceofcyberia.blogs.com:

1.Ibrahim Bilgen

Ibrahim Bilgen (61 tahun) adalah seorang insinyur listrik dari Siirt.Dia adalah anggota dari dewan Listrik Turki. Dia pernah maju sebagai calon Partai Saadet dalam pemilu Turki tahun 2007 dan pemilihan walikota Siirt tahun 2009. Ia menikah dengan 6 orang anak.

2.Ali Haydar Bengi

Ali Haydar Bengi (39 tahun) mengelola sebuah toko telepon perbaikan di Diyarbakir. Dia lulusan dari Universitas Al-Azhar, Kairo (jurusan Sastra Arab). Dia menikah dengan memiliki 4 orang anak.

3.Cevdet Kiliçlar

Cevdet Kiliçlar (38 tahun), berasal dari Kayseri. Lulusan dari Universitas Marmara Fakultas Komunikasi dan sebelumnya seorang wartawan surat kabar untuk Gazette Nasional dan Times Anatolia. Beberap tahun lalu, ia adalah seorang reporter dan webmaster untuk lembaga Kemanusiaan IHH. Ia menikah dengan Derya Kiliçlar, dan memiliki satu putri, Gülhan, dan satu putra, Erdem.

4. Cetin Topçuoglu

Cetin Topçuoglu, 54 tahun, berasal dari Adana. Dia adalah mantan pemain sepak bola amatir dan juara taekwondo yang melatih tim taekwondo nasional Turki. Ia menikah dan punya seorang putra, Aytek. Istrinya, Cigdem Topçuoglu, juga ikut dalam kapal Marmara Mavi, namun selamat.

5. Necdet Yildirim

Necdet Yıldırım, (32 tahun) adalah pekerja bantuan lembaga IHH dari Malatya. Ia menikah dengan Refika Yıldırım dan punya satu putri, Melek, berusia tiga tahun.

6. Fahri Yaldiz

Fahri Yaldiz (43 tahun), adalah seorang petugas pemadam kebakaran yang bekerja untuk Kota Adıyaman. Ia menikah dan memiliki empat anak.

7. Cengiz Songür

Cengiz Songür (47 tahun), berasal dari Izmir. Ia menikah dengan Nurcan Songür dan memiliki enam putri dan satu putra.

8. Cengiz Akyüz

Cengiz Akyüz (41 tahun) berasal dari Iskenderun. Ia menikah dengan Nimet Akyüz dan memiliki tiga orang anak - Furkan (14), Beyza (12), dan Erva Kardelen (sembilan tahun).

9. Dogan Furkan Dogan

Furkan Dogan (19 tahun), berada di tahun terakhirnya di SMAKayseri di mana dia sedang menunggu hasil ujian masuknya ke universitas. Ia bercita-cita untuk menjadi seorang dokter dan sangat menyukai permainan catur. Ia adalah putra dari Dr Ahmet Dogan, profesor di Universitas Erciyes. Dia adalah seorang Turki-Amerika memiliki dua nasional kebangsaan dan memiliki dua saudara kandung.

Militer Israel menyerang armada Kebebasan di perairan internasional di Laut Mediterania awal pada tanggal 31 Mei, membunuh sembilan warga Turki di papan enam kapal dan melukai sekitar 50 orang lain.

Nasib tiga lainnya armada Kebebasan aktivis masih belum diketahui.(fq/prtv)

Thursday, June 03, 2010

Pengarang Swedia Menyerukan Sanksi Global Terhadap Israel


Henning Mankell, seorang pengarang terkemuka Swedia menyerukan diberlakukannya sanksi yang bersifaf global terhadap Israel. Pengarang terkenal - yang buku-bukunya banyak diangkat ke layar lebar tersebut - ikut dalam pelayaran dengan kapal Mavi Marmara itu memberikan argumen, karena Israel telah melakukan kejahatan menyerang kapal kemanusiaan dengan kekerasan senjata.

Menurut Mankell sanksi yang bersifat global itu diperlukan untuk menekan Israel agar membuka blokade terhadap rakyat Palestina di Gaza. Cara seperti itu pernah diberlakukan terhadap Afrika Selatan yang menerapkan sistem apartheid, dan kemudian negeri itu meninggalkan sistem yang keji itu.

"Saya berpikir untuk menggunakan pengalaman sanksi yang pernah diberlakukan terhadap Afrika Selatan, di mana dengan sanksi itu mempunyai pengaruh yang sangat besar dampaknya. Saatnya sekarang mengambil langkah-langkah untuk melakukan sanksi secara global terhadap Israel', ujar Mankell kepada TV Swedia.

Pengarang yang sudah berumur 62 tahun, terkenal dengan buku yang menceritakan tentang seorang detektif Kurt Wallander, dan berhasil menjual 25 juta copi buku. Buku yang dikarang Mankell itu dijadikan bahan untuk pembuatan film dan telivisi, dan Mankell ikut dalam pelayaran Marvi Marmara sebagai bentuk solidaritas dirinya atas nasib rakyat Palestina.

"Bila sesesorang berbicara tentang solidaritas, dan seseorang harus selalu menyadari langkah yang akan diambil", ujar Mankell kepada radio Swedia, Kamis ini. "Ia merupakan langkah penting, dan kami siap mendukung segala sesuatu yang saya yakini itu", tambahnya.

Menlu Swedia menegakan, bahwa kondisi ke 11 perserta dalam pelayaran Marvi Marmara yang menuju Gaza, semuanya selamat. Hanya seorang yang mengalami cidera. Enam orang di tahan, dan empat orang di deportasi, tambah Menlu Swedia.

Salah seorang yang ikut dalam pelayaran kapal Mavi Marmara terdapat anggota parlemen Swedia yang masih keturunan Turki, yaitu Mehmet Kaplan, dan sudah kembali ke rumahnya, ujar radio Swedia Ekot. Mereka bergembira dengan kembali para aktivis Swedia ke negaranya.

Enamp kapal yang berlayar menuju Gaza itu, meliputi 700 aktivis dan awak kapal, serta membawa 150.000 bantuan obat-obatan dan bahan bangunan, yang sekarang masih di tahan dipelabuhan Ashdod. (m/'wb)

Erdogan ke Israel: Persahabatan Kita Kuat, dan Permusuhan Kita Akan Lebih Kuat


Perdana Menteri Turki Recep Tayyep Erdogan mengatakan jika pihaknya tengah mengkaji untuk menjatuhkan sanksi setimpal kepada Israel yang menyerang kapal bantuan kemanusiaan asal negerinya, Mavi Marmara.

"Kelakuan Israel harus diadili, harus dibalas, tanpa adanya keraguan lagi. Tidak ada satu pihak luar manapun yang mencoba menguji kesabaran Turki," kata Erdogan.

Erdogan juga menegaskan, bahwa hubungan antara kedua negara tidak bisa kembali mesra sebagaimana dahulu. "Hubungan itu tidak akan kembali mesra sebagaimana dahulu kala, tidak akan," kata PM kharismatik itu.

Ditambahkan oleh Erdogan, Turki bukan negara lemah dan pengecut, tetapi Turki adalah negara besar, kuat, dan disegani. Pertemanan pihak luar dengan Turki sangat menguntungkan dan berharga, dan mencoba mencari gara-gara dengannya adalah kerugian besar.

Pendiri dan pengempu Partai Keadilan dan Pembangunan Turki itu juga mengingatkan Israel akan masa depan hubungan diplomatiknya dengan Turki. "Sebagaimana pertemanan kita yang kuat, maka permusuhan kita juga akan jauh lebih kuat lagi," tegasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menegaskan jika Israel hendak memperbaiki hubungan diplomatiknya dengan Turki, maka pihak Turki mensyaratkan terlebih dahulu untuk membuka blokade Gaza. (ags/qds)

Kristen Koptik Amerika Merestui Pembantaian di Kapal Mavi Marmara


Umat Kristen Koptik di luar negeri telah mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan dengan menyatakan bahwa mereka memberkati aksi brutal serta kejahatan Israel terhadap konvoi kemanusiaan armada kebebasan yang mengakibatkan terjadinya pembantaian puluhan aktivis kemanusiaan dan melukai puluhan orang lainnya warga sipil yang tidak bersalah.

Kristen Koptik luar negeri dalam pernyataan mereka menyatakan bahwa aksi solidaritas yang dilakukan untuk Gaza merupakan aksi terorisme terhadap Israel!

Pernyataan itu disampaikan oleh Majelis Nasional Kristen Koptik Amerika dengan judul "Israel sebagai contoh bagaimana melindungi tanah air dan kehormatan mereka".

Menurut mereka apa yang dilakukan Israel mencegah konvoi masuk ke perairan dan tanah Gaza telah sesuai dengan Hukum internasional dan itu sudah menjadi tugas Negara Israel, yang mendapatkan perlindungan dari negara Amerika.

Pernyataan itu menyebutkan juga kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza adalah kapal musuh yang akan melakukan aksi terorisme dan hukum internasional memberikan hak Israel untuk membela diri.

Dalam nada penuh hasutan pernyataan Kristen Koptik Amerika menegaskan, "Salam kepada negara yahudi Israel yang telah mengajarkan bagaimana melindungi tanah air dan laut mereka, dan Israel adalah sebuah model dan contoh bagi kita semua."

Kristen Koptik Amerika juga menghasut pemerintah Mesir untuk mencegah masuknya kapal-kapal bantuan melalui perairan mesir.

Patut dicatat bahwa sejumlah organisasi dan asosiasi Koptik di luar negeri, ditengarai secara teratur mendukung entitas Zionis dan menyatakan solidaritas mereka dengan lobi Yahudi di Amerika Serikat, yang telah menimbulkan kemarahan luas di dunia Arab dan negara-negara Muslim.(fq/imo)

Bola yang akan Digunakan dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan


Bola Sepak Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan--"Jabulani"

20 Jamadil Akhir 1431H.

Media Britain telah mengeluarkan gambar bola yang akan digunakan dalam Pertandingan Bola Sepak Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Bola yang dinamakan "Jabulani" ini bergaya malah kelihatan serupa dengan pakaian pasukan bola sepak negara Afrika Selatan. "Jabulani" berasal daripada bahasa Zulu, Afrika Selatan yang bermaksud" bersama-sama merayakan". Bola ini menggunakan 11 jenis warna yang mewakili 11 orang pemain bola sepak dalam satu pasukan dan 11 jenis bahasa rasmi. Menurut rancangannya, bola ini akan dikeluarkan dalam upacara cabutan nombor rasmi bagi Pertandingan Akhir Piala Dunia, dan Persatuan Bola Sepak Antarabangsa (FIFA) akan menghantar bola ini kepada setiap pasukan peserta supaya mereka menyesuaikan diri dengan bola ini dari awal lagi

Wednesday, June 02, 2010

AIPAC: Suara Amerika Berada Di Balik Tragedi Penyerangan Israel


Tidak diragukan lagi, bahwa AIPAC adalah suara Amerika.

Menurut kabar, AIPAC diucapkan dalam dua cara yang berbeda, salah satunya adalah A-PAC. Namun banyak yang juga mengucapkan seperti kata 'aisle.' Pengucapan ini mungkin lebih tepat, karena penggunaan A untuk suara Amerika adalah menyesatkan. Organisasi ini tidak ada hubungannya dengan A untuk Amerika, organisasi ini sepenuhnya untuk Israel.

Jika kita amati, maka kita melihat lebih dekat bagaimana anggota Komite Urusan Publik American-Israel (ya, AIPAC itu!) menunjukkan beberapa statistik aneh yang jumlahnya tidak proporsional sehubungan dengan kekuasaan atas kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Jelas, Israel tidak menginginkan perdamaian dengan Palestina atau orang lain di daerah mereka, namun dukungan dan bantuan keanggotaan AIPAC teah mengabaikan hidup orang lain.

Mereka telah melakukan yang terbaik dalam menekan Laporan Goldstone pada serangan Israel di Gaza, dan sekarang, tidak diragukan lagi, mereka akan habis-habisan membela Israel dalam kejahatan terbaru mereka.

Apakah para anggota AIPAC, menyadari betapa seluruh dunia sedang memerhatikan mereka, Israel, dan, karena koneksi mereka, Amerika Serikat dan warga negaranya? Jika tidak, maka jangan salahkan kemudian jika ada orang yang menganggap bahwa Amerika tidak mampu menjalankan negara mereka sendiri.

Dan jika mayoritas anggota kongres Amerika Serikat melindungi Israel maka tak pelak AS telah memberikan perlindungan kepada bangsa apartheid yang justru didengung-dengungkan sangat dibenci oleh AS. (sa/ptt)

Erdogan: Kami Tidak Akan Berpaling dari Gaza


Perdana Menteri Turki Recep Tayyep Erdogan menghentikan perjalanan diplomatiknya di Brazil dan negara-negara Amerika Latin lainnya untuk kemudian terbang ke negerinya menyusul kasus penyerangan kapal Turki Mavi Marmara yang mengangkut aktivis dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza dan diserang oleh Israel pada pagi hari Senin (31/5) kemarin.

Akibat penyerangan itu, lebih dari 10 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka serius. Dari para koran yang tewas, dikabarkan kebanyakan adalah para aktivis Turki.

Setiba di tanah airnya, PM Erdogan segera menggelar rapat darurat dengan berbagai pihak tervital negeri itu, mulai dari Kementrian Luar Negeri, Parlemen, dan Angkatan Bersenjata Turki guna membahas sikap Turki terkait serangan Israel.

Erdogan menyebut apa yang dilakukan oleh Israel adalah teror yang nyata, tindakan rendahan dan tidak berperikemanusiaan. Erdogan juga menyatakan, negaranya tidak akan tinggal diam di hadapan aksi Israel, dan pihaknya juga tidak akan membalikkan punggung dan berpaling dari Gaza.

"Kita akan teruskan misi kemanusiaan ini," tegas Erdogan.

Hingga saat ini, pihak Turki masih mempertimbangkan kemungkinan sanksi dan kompensasi yang akan diberikan kepada Israel akibat aksi penyerangannya. Beberapa sanksi diplomatik telah ditetapkan Turki kepada Israel, semisal penarikan duta besar Turki di Tel Aviv, pembatalan 3 rencana latihan militer bersama antara Turki dan Israel, serta pembatalan pertandingan sepak bola persahabatan antara kedua negara itu.

Ditambahkan oleh Erdogan, Turki bukan negara kemarin sore dan negara lemah. Tetapi Turki adalah negara besar yang memiliki sejarah perdaban yang panjang dan gemilang, dihormati dan disegani oleh bangsa-bangsa dunia lainnya.

Disebutkan oleh Erdogan, Israel mempunyai hutang sejarah yang besar kepada Turki. Sejak zaman dahulu, utamanya zaman kekaisaran Ottoman-Turki, jauh ketika negara Israel belum berdiri dan ketika ras Yahudi menjadi bulan-bulanan dan biang kebencian di negara-negara Eropa, Turki-lah yang melindungi dan menjamin keamanan Yahudi-Yahudi itu.

Selain itu, Erdogan juga menuntut Israel untuk meminta maaf kepada Turki dan masyarakat internasional atas nama kemanusiaan. Erdogan juga telah menginstruksikan diterbangkannya beberapa pesawat terbang ke Israel untuk mengangkut korban penyerangan Israel. (db/ags)

ALQURAN & RECITATION

Quran Explorer - [Sura : 1, Verse : 1 - 7]