Laporan surat kabar Turki menyatakan militer Turki telah membatalkan kesepakatan senilai 180 juta dolar dengan entitas Israel, karena dampak dari pembantaian berdarah Zionis Israel terhadap kapal Mavi Marmara armada kebebasan, yang menyebabkan jatuhnya 9 aktivis kemanusiaan Turki.
Pembatalan kesepakatan ini adalah pembelian pesawat pengintai dengung (drone), untuk Angkatan Udara Turki yang dibuat oleh perusahaan militer Israel "Iilbit."
Kesepakatan antara kedua belah pihak tersebut telah mencapai tahap akhir, dengan Turki akan menerima 6 pesawat drone dan Turki juga akan diberikan empat pesawat tambahan jenis ini dalam waktu secepatnya.
Ankara sendiri akan membayar sebagian besar jumlah utang di bawah kesepakatan itu, menurut laporan kantor berita Palestina "Wafa".
Sebagai catatan, para pekerja industri pesawat Israel "Iilbit" telah kembali ke Israel dari Turki setelah maraknya demonstrasi menentang Israel, yang menyapu semua kota di Turki.
Presiden industri Pesawat Israel, Yair Shamir, mengungkapkan bahwa perusahaannya akan terus memasok pesawat tak berawak untuk Turki yang diberi nama "Harun", dan menunjukkan bahwa kesepakatan telah ditandatangani beberapa tahun yang lalu, seperti dikutip Radio Israel.
Komentar Shamir ini datang sebagai tanggapan terhadap berita yang ditulis oleh surat kabar Today Zaman berbahasa Turki, yang mengatakan Angkatan Udara Turki telah mulai menggunakan pesawat drone tak berawak yang dibuat Turki sendiri untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang separatis Kurdi di Turki tenggara, bukan pesawat buatan Israel.
Perkembangan ini adalah bagian dari penghapusan kesepakatan militer antara Turki-Israel yang datang hanya beberapa hari setelah penangguhan pembicaraan Turki untuk memperpanjang pipa gas alam ke Israel, dalam proyek "Blue Nil" Rusia.(fq/islamtoday)
No comments:
Post a Comment