Pernah mendengar nama Soldiers of Allah, atau biasa disebut SOA? Tenang, ini bukan grup teroris baru saingan Al Qaidah (yang entah ada dimana dan siapa). SOA adalah sebuah grup rap atau hip-hop asal Amerika. Sesuai dengan namanya, mereka mengenalkan nilai-nilai Islam lewat lagu-lagunya yang lebih mirip berceloteh.
SOA sendiri berasal dari Los Angeles, California, dan dalam lima tahun belakangan ini cukup mengejutkan industri musik Amerika. Album terakhir mereka, 1924, menjadi salah satu album yang paling sukses. Dalam lagu-lagunya, mereka tidak tanggung-tanggung, selain membicarakan nilai-nilai Islam, juga banyak menceritakan sejarah Islam, Khilafah, dan juga tokoh-tokoh besar Islam di masa lampau seperti Salahuddin, Khalid bin Walid, atau Harun al-Rashid.
SOA tidak sendirian. Mereka diikuti oleh Mecca2Medina, Poetic Pilgrimage, serta masih banyak grup rap lainnya. Dua nama terakhir berasal dari Inggris, namun cukup bunyi di Amerika dan dunia musik internasional. Saat ini memang, grup-grup rap Islami banyak bermunculan di Amerika, dan trend ini dengan sendirinya menunjukan minat masyarakat AS terhadap Islam.
Saat ini, yang tengah naik daun adalah Hamza Perez, seorang penyanyi dari Puerto Rico namun sangat terkenal di dunia rap Amerika. Ia baru saja mengeluarkan karya bertitel “New Muslim Cool”, sebuah film dokumenter.
Hamza Perez asalnya seorang penyanyi rap yang lekat dengan dunia narkoba. Dalam dunia rap Amerika, hampir bisa dipastikan, drugs dan seks selalu menjadi bagian besarnya. Hamza tampaknya merasa putus asa bagaimana menghentikan ketergantungannya pada dua hal itu, namun ketika ia memeluk Islam, ia serta-merta berhenti. Sesuatu yang aneh, menurut Hamza. “Namun, saya tidak bisa berhenti dari musik hip-hop!” tandasnya.
Setelah masuk Islam, Hamza baru tahu banyak kejadian yang merugikan Islam. Misalnya saja, FBI seringkali menghancurkan masjid-masjid tanpa ada alasan. Ia dijebloskan ke penjara, namun di hotel Prodeo itu, Hamza mengajarkan Islam kepada para tahanan yang lain. “Sekarang, bagi saya, karena saya tidak bisa berhenti dari musik, maka musik saya sepenuhnya jalan dakwah saya.” ujarnya.
Saat ini, para penyanyi rap dan hip-hop Muslim di Amerika lebih banyak tinggal di daerah Bay-Area. Menurut Tyson Amir-Mustafa, 29, seorang warga San Jose yang telah merilis empat album rap Islami, Islam masih sangat baru di daerah itu, tapi berkembang sangat cepat.
Menurut Mustafa, sangat sulit untuk menciptakan sebuah lagu rap Islami. Karena, seperti yang diketahui, Islam bukanlah sebuah agama yang membebaskan perbuatan dan perkataan kotor, sedangkan rap sudah identik dengan sumpah serapah dan caci maki. Namun, satu hal yang membuat Mustafa dan para rapper lainnya menjadi terbuka, tema yang bisa diangkat dalam Islam menjadi sangat luas. “Kalau Anda ingin mengetahui perbedaan Islam dengan agama lainnya, dengarkanlah musik kami. Musik rap kami mempunyai integritas.” jelasnya.
Tampaknya, seperti zaman yang kini sedang berkembang, musik rap Islami akan menjadi alternatif yang semakin banyak dipilih oleh masyarakat Amerika, sekaligus juga mengenalkan dan mengajak orang kepada Islam, sebuah agama yang jauh sama sekali dari kata teror. (sa/sndycrncl)
No comments:
Post a Comment