Kepala lembaga prestisius Al-Azhar Mesir mengatakan pada hari Rabu kemarin (30/6) bahwa menyelesaikan keretakan antara kelompok Palestina Hamas dan Fatah adalah sebuah kewajiban dalam Islam dan siapa pun yang menolak persatuan tersebut adalah orang yang berdosa.
"Rekonsiliasi Palestina adalah kewajiban agama dan tugas suci. Kubu siapapun yang menunda-nunda dan menolak terwujudnya persatuan berarti mereka telah berdosa," kata Syaikh Ahmad al-Tayyib Syaikhul Azhar dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Mesir MENA.
Tayib - yang menjadi ulama terkemuka Mesir pada bulan Maret lalu setelah wafatnya pendahulunya di Al-Azhar - juga menyerukan warga Palestina berlepas diri dari berafiliasi terhadap mereka, untuk mengatasi perbedaan yang ada.
Palestina telah terbagi sejak gerakan Islam Hamas memenangkan pemilu secara demokrastis dan mengambil alih jalur Gaza dari pasukan Fatah yang dipimpin oleh Mahmud Abbas pada tahun 2007.
Mesir tidak berhasil mencoba untuk menengahi antara Fatah dan Hamas, dan menyalahkan Hamas, yang menolak menandatangani perjanjian persatuan, atas kegagalan pembicaraan.(fq/aby)
No comments:
Post a Comment