Lebih dari 28.000 orang yang disurvei antara bulan Desember 2010 dan Februari tahun 2011 dalam survei yang dirancang untuk mengukur sikap masyarakat terhadap berbagai negara di seluruh dunia.
Hanya 21% dari mereka yang disurvei menyatakan pendapat positif mereka terhadap Israel, sementara 49% menyatakan sikap negatif terhadap negara Yahudi tersebut. Namun, jumlah yang berpandangan positif meningkat dibandingkan dari tahun lalu, ketika tahun lalu hanya 19% yang pro-Israel.
Dari 17 negara yang termasuk dalam survei, hanya tiga negara yang ditemukan negara yang kurang populer dibanding Israel yaitu Pakistan, Korea Utara, dan Iran - dengan hanya 17% dan 16% dari mereka yang disurvei mendukung ketiga negara itu. Lebih dari 55% dari orang yang disurvei menyatakan sikap negatif mereka terhadap negara-negara ini.
Negara-negara di mana mayoritas penduduk menunjukkan opini positif mereka terhadap Israel hanya sedikit. Di AS, 43% mendukung Israel sedangkan 41% menentang negara itu, di Rusia rasionya adalah 35% sampai 27%, di Ghana 32% hingga 27%, dan di India 21% sampai 18%.
23 negara lainnya yang disurvei mengungkapkan mayoritas masyarakat menentang negara Yahudi. Cina adalah satu-satunya negara di mana dukungan untuk Israel semakin tumbuh - sebesar 10% - tetapi tetap pada rasio 40% sampai 48%. Di banyak negara Barat - Inggris, Kanada, Australia, Spanyol, dan Portugal - dukungan terhadap Israel ditemukan semakin berkurang.
Jerman hasil survei menjadi negara yang paling populer, dan Inggris menduduki peringkat kedua dalam daftar negara terpopuler. Brasil melompat kepopulerannya dari 40% menjadi 49% dan Afrika Selatan, yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010, juga meningkat status populernya.
AS memperbaiki posisinya selama tahun keempat yang berjalan, tetapi tertinggal di belakang Kanada, Uni Eropa, Jepang, Perancis, dan Brasil. Namun AS mendapat tanggapan negatif terutama dari negara-negara Muslim, seperti Pakistan, Turki, dan Mesir.
AS terlihat menjadi lebih baik di Indonesia, di mana 58% menyatakan pandangan positif tentang negara adidaya tersebut, hal ini dimungkinkan karena kunjungan Presiden Barack Obama abru-baru lalu ke Jakarta.(fq/ynet)
No comments:
Post a Comment