Ada banyak kelompok yang 'bermain' dalam aksi menentang pemerintahan Gaddafi di Libya. Libya sendiri merupakan sebuah negara yang terdiri dari banyak suku dan klan. Dan hampir semua kelompok oposisi pemerintah tinggal di pengasingan di luar negeri. Kelompok oposisi di pengasingan telah mempublikasikan sebuah deklarasi pada tanggal 14 Februari 2011 lalu, yang menyerukan Gaddafi untuk mengundurkan diri.
Kelompok-kelompok yang menandatangani deklarasi meminta Gaddafi untuk turun adalah: Gerakan Keadilan Sosial dan Uni Demokrasi, Front Nasional Keselamatan Libya, Gerakan Nasional Libya, Persatuan Gerakan Islam Libya, Konferensi Oposisi Libya, Gerakan Cukup, Komisi Libya untuk Keadilan dan Kebenaran dan Persatuan intelektual dan Penulis Libya.
Sedangkan gerakan oposisi terkuat di Libya adalah Ikhwanul Muslimin Libya, Front Keselamatan Nasional Libya dan gerakan-gerakab jihad.
Ikhwatul Islamiyah Libya
Ikhwatul Islamiyah Libya didirikan pada tahun 1979. Seperti Ikhwanul Muslimin Mesir, sasaran dan tujuan dasar kelompok ini berprinsip harus adanya "negara Islam." Sesudah tahun 1993 Ikhwatul Islamiyah Libya mulai menyebut diri mereka Ikhwanul Muslimin Libya.
Selama era tujuh puluhan dan delapan puluhan karena pendekatan keras dan tanpa ampun administrasi Gaddafi, pendiri dan administrator kelompok Ikhwan telah ditahan di tempat yang sangat rahasia.
Untuk sementara waktu Syaikh Muhammad bin Ghali mewakili Ikhwanul Muslimin Libya dalam setiap pertemuan kelompok tersebut. Namun dalam sebuah wawancara tahun sembilan puluhan oleh majalah Al Muslim, Rasyid Al Muntasar disebut-sebut sebagai orang yang bertanggung jawab atas gerakan Ikhwanul Muslimin Libya. Juga dilaporkan Abu Abdullah Sin mewakili Ikhwanul Muslimin Libya di beberapa organisasi. Diperkirakan bahwa orang-orang inilah yang menjadi administrator gerakan Ikhwanul Muslimin Libya selama beberapa periode tertentu.
Ikhwanul Muslimin Libya berpendapat bahwa Libya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dunia Islam. Ikhwan Libya melihat pemerintahan Libya sebagai rezim yang bertarung melawan Islam, membatasi kebebasan dan menindas rakyat.
Ikhwan Libya mengklaim bahwa pelarangan berdirinya partai politik dan kegiatan-kegiatannya di Libya oleh rezim yang berkuasa dan kontrol ketat Gaddafi terhadap peradilan dan semua organisasi sosial, bertentangan dengan hak asasi manusia.
Front Nasional Keselamatan Libya
Didirikan pada tahun 1981 dan menentang pemerintahan Gaddafi. Front ini bertujuan untuk menggulingkan Gaddafi dan mendirikan sebuah sistem konstitusional dan demokratis. Tujuan dipisahkan ke dalam sebelum dan setelah Gaddafi.
Gerakan-gerakan Jihad
Ada beberapa gerakan jihad di Libya."Gerakan Syuhada" dan "Kelompok Pejuang Islam" adalah dua gerakan jihad penting yang telah membuat suara mereka didengar di Libya.
Konflik pertama antara gerakan-gerakan jihad dan pemerintahan Gaddafi terjadi pada tahun 1986 di kota Benghazi.
Pembunuhan Ahmad Misbah al Warifli, seorang anggota "Komite Revolusi" yang didirikan oleh Gaddafi di Benghazi, dikenal sebagai konfrontasi pertama antara rezim Gaddafi dengan gerakan jihad.
Ahmad Misbah al Warifli tewas pada bulan Agustus, 1986, oleh 9 anggota gerakan Jihad karena sikap kerasnya khususnya terhadap PKL di kota Benghazi dan penindasan yang ia terapkan keapda rakyat. Setelah pemerintahan Gaddafi mengeksekusi sembilan orang anggota gerakan Jihad pada Oktober, 1987, konflik bersenjata dimulai.
Secara umum rezim Libya dan, khususnya, para anggota "Komisi Revolusi" dianggap sebagai musuh di mata rakyat Benghazi.
Dalam periode berikutnya pemerintahan Libya sering melakukan penggerebekan di masjid gerakan jihad, khususnya di Tripoli.
Gerakan-gerakan lainnya
Pada tanggal 15 Februari 2011, anggota gerakan jihad membentuk kelompok baru yang disebut "Gerakan Islam Libya untuk Perubahan." Menunjukkan bahwa mereka bertujuan untuk mengubah pemerintah Libya dengan cara damai, kelompok ini mengumumkan bahwa mereka tidak bersenjata.
Gerakan, yang meliputi anggota gerakan keagamaan dan anggota kelompok Islam yang ditangkap sebelumnya, menyerukan kepada rakyat Libya untuk bergabung dengan mereka.
Setelah kemerdekaan di Libya, gerakan sosial seperti Partai Baath Arab sosialis, Hizbut Tahrir al Islami dan gerakan nasionalis Arab menunjukkan kehadiran mereka untuk beberapa waktu. Ada juga kelompok komunis, sosialis, liberal dan pendukung demokrasi di negara ini dan kelompok masyarakat sipil membuat berbagai kegiatan.
Seperti di negara-negara Arab lainnya, mayoritas rakyat di Libya tidak memiliki hubungan dengan partai politik. (fq/wb)
No comments:
Post a Comment