Dalam keterangan pers tanggal 11 Maret lalu, organisasi "Banlieuses Respect Collective" mengajukan permohonan izin menggunakan gereja-gereja yang kosong, pada otorita gereja Prancis, untuk keperluan salat Jumat.
Juru bicara Collective, Hassan M. Ben Barek mengatakan, mereka ingin memanfaatkan gereja-gereja yang kosong itu agar warga Muslim tidak perlu salat di jalan-jalan pada saat salat Jumat. Selama bertahun-tahun, masjid-masjid di Prancis selalu dipenuhi jamaah, bahkan sampai meluber ke jalan raya, pada saat pelaksanaan salat Jumat. Sehingga jalan terpaksa ditutup selama satu sampai dua jam.
Dalam banyak kasus, pemerintah kota dan aparat kepolisian tutup mata atas keterbatasan ini. Politisi Prancis Marine Le Pen bahkan melontarkan kecaman atas apa yang disebutnya "jamaah jalanan", yang memicu reaksi negatif terhadap komunitas Muslim di Negeri Menara Eiffel itu.
Saat ini, di kota Paris saja, terdapat sekitar 75 masjid. Moahmmed Moussaoui, Presiden Conseil Francais du Culte Muslims (CFCM), pada tahun 2008 pernah memberikan gambaran tentang padatnya masjid-masjid di Prancis saat salat Jumat.
"Muslim di Prancis diasumsikan berjumlah lima juta orang dan jika 17 persen dari mereka ke masjid untuk salat Jumat, maka jumlah muslim yang ke masjid pada hari itu sekitar 850 ribu orang. Untuk menampung mereka semua, masjid-masjid harus ditambah jumlahnya," kata Moussaoui.
Dipekirakan jumlah Muslim di Prancis sekarang lebih dari lima juta orang. Persoalannya, membangun masjid di Prancis bukan perkara mudah. Selain persoalan dana, juga masalah perizinan.
Bukan hal yang mengejutkan jika seorang Pendeta seperti Samir Khalil Samir, yang mengaku juga mempelajari Islam, menolak keras keinginan komunitas Muslim Prancis untuk memanfaatkan gereja-gereja yang kosong sebagai tempat salat Jumat.
"Kalau gereja-gereja itu sekarang kosong, itu bukan karena dikosongkan, tapi tetap akan digunakan oleh komunitas Kristen. Kalau komunitas Muslim ingin menggunakan gereja sebagai tempat ibadahnya, mereka pasti akan membuang elemen dan simbol-simbol Kristen yang ada di gereja dan menggantinya dengan simbol-simbol Islam," tukasnya. (ln/Asia News/EUNews)
No comments:
Post a Comment