"Kami tidak mendukung kekerasan," kata Abu Tayeb, manajer proyek di Islamic Centre Diversity (IDC) di Newcastle, kepada The Chronicle pada Jumat (19/11).
"Kami ingin mengubah sesuatu yang negatif, dan tidak baik bagi siapa pun, menjadi sesuatu yang positif."
Kelompok Muslim itu juga mengundang orang-orang dari semua agama untuk menghadiri sebuah seminar gratis, berjudul "Al-Quran: Membakarnya Atau Mempelajarinya?" akhir pekan ini.
Acara yang diadakan di salah satu sekolah tinggi di kota itu, merupakan respon langsung terhadap kejadian terbaru yang mengejutkan komunitas muslim, ketika enam warga di kota Gateshead membakar kitab suci Alquran.
Insiden ini dilansir oleh Chronicle yang diposting di YouTube, memperlihatkan enam orang pemuda di sebuah mengatur untuk membakar Alquran, menyebabkan kemarahan di kalangan umat Islam di daerah itu (sa/onislam)
No comments:
Post a Comment