Ayyoub Abu Sha'ar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa titik transit akan dibuka normal seperti biasa di kedua arah untuk perjalanan, dan wisatawan dalam daftar penumpang Kamis lalu dan Sabtu akan diberi prioritas pertama menyeberang.
Pejabat itu meminta warga untuk menghormati sistem daftar untuk menghindari kemacetan di perbatasan, dan membuat perjalanan setiap orang menjadi lebih cepat.
Pada tanggal 28 Mei lalu Mesir membuka terminal Rafah untuk semua pengunjung kecuali pria antara 18-40 tahun, sehingga penduduk Gaza bisa melakukan perjalanan bebas melalui perbatasan untuk pertama kalinya sejak tahun 2006.
Tapi kurang dari seminggu kemudian, pemerintah Mesir menutup penyeberangan tanpa memberitahu rekan-rekan Palestina mereka, kata pejabat Palestina dengan frustrasi, menyebabkan kekacauan pada saat bus penumpang yang akan menyeberangi terminal Palestina dan menemukan gerbang Mesir ditutup. Puluhan orang Palestina berusaha melalui perbatasan Mesir pada hari Sabtu pagi, dan terminal dibuka kembali tetapi hanya untuk pejalan kaki.
Para pejabat Palestina mengatakan keputusan untuk mengizinkan penumpang untuk masuk hanya dengan berjalan kaki sulit untuk diimplementasikan pada saat banyak wisatawan lanjut usia atau pasien yang membutuhkan perawatan medis. Pada hari Minggu lalu, pihak berwenang Palestina menutup terminal sebagai bagian dari aksi protes.
Pada hari Senin, pihak berwenang Mesir membuka perbatasan tetapi di sisi Palestina tetap tertutup, di tengah pembicaraan yang tengah berlangsung untuk membuka kembali persimpangan antara pemerintah yang didominasi Hamas di Gaza dan pemerintahan militer pasca-Mubarak di Mesir.
Rafah adalah satu-satunya penyeberangan perbatasan Gaza yang tidak dikontrol oleh Israel, dan berita keputusan Mesir untuk membuka kembali perbatasan itu disambut hangat di jalur pantai Gaza dan jalan-jalan di Mesir, meskipun Israel sangat mengkritik langkah yang dilakukan Mesir tersebut. (fq/mna)
No comments:
Post a Comment