Masih ingat dengan Helen Thomas? Itu, koresponden Gedung Putih yang mengkritik Israel dan kemudian langsung dilengserkan.
Menurut Thomas dia telah memasuki suatu wilayah yang tak boleh disentuh. "Komentar itu apa yang saya pikirkan. Anda tidak bisa mengkritik Israel di negara ini dan kemudian bertahan hidup," kata Thomas kepada stasiun WMRN-AM Ohio dalam wawancara selama 35 menit, Selasa (12/10).
Thomas, 90, mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai kolumnis untuk Hearst News Service pada bulan Juni silam setelah menyerukan Israel untuk "keluar dari Palestina."
"Pada dua minggu pertama, semuanya berjalan sangat sulit. Setelah itu, barulah saya bisa keluar dari kondisi koma saya," kata Thomas, yang orang tuanya berimigrasi ke AS dari Lebanon.
Awal mulany adalah Rabbi David Nesenoff, yang mengolola situs rabbilive.com, mendatangi Helen pada perayaan Jewish Heritage Day pada 27 Mei. Nesenoff iseng-iseng bertanya kepada Thomas tentang Israel.
"Katakan kepada mereka untuk pergi dari Palestina," jawab Thomas.
"Ingat, orang-orang Palestina itu dijajah, dan itu adalah tanah mereka. Ini bukan Jerman, bukan pula Polandia," lanjutnya. "Mereka (orang Yahudi) itu harus pulang."
"Kemana?" Nesenoff bertanya.
"Polandia, Jerman dan Amerika dan tempat-tempat lainnya," jawab Thomas.
"Saya mengatakan kepadanya persis apa yang saya pikirkan," katanya, "Saya tidak berbicara tentang Auschwitz atau hal lain."
"Mereka memutarbalikkan komentar saya, yang mereka lakukan untuk tujuan propaganda mereka sendiri."
Thomas kemudian mengeluarkan permintaan maaf, ia mengatakan kepada pewawancaranya, bahwa orang-orang marah dan ia berpikir ia telah menyakiti sebagian orang. "Pada saat yang sama, saya punya perasaan yang sama tentang agresi dan kebrutalan Israel (terhadap Palestina)," kata Thomas. (sa/haaretz)
No comments:
Post a Comment