Thursday, May 27, 2010

Saling Berkasih Sayang Diantara Mereka

20/5/2010 | 7 Jumada al-Thanni 1431 H | 449 views
Oleh: Al-Ikhwan.net


Risalah dari Dr Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 07-05-2010

Penerjemah: Abu ANaS

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mendukungnya… selanjutnya…

Umat Islam sekalipun dalam kondisi lemah dan terpecah belah namun secara umum tetap setia pada agamanya dan negaranya, menolak untuk berkompromi dengan mengorbankan izzah (kehormatan) dan martabatnya, dan menolak berbagai upaya dalam melakukan pemutusan hubungan dan perpecahan, seperti yang dijelaskan oleh Allah tentang umat yang terbaik

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan belas kasih (saling menyayangi) di antara mereka sendiri” (Al-Fath:29),

Dan firman Allah dalam mendeskripsikan orang-orang yang dicintai Allah dan mereka mencintai Allah:

أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ

“Senantiasa tunduk dan hormat terhadap orang-orang beriman dan tegas dihadapan orang-orang kafir” (Al-Maidah:54).

Kombinasi antara tegas dan lembut, dan tunduk (merendah diri) dan izzah (kebanggaan) pada karakter seorang muslim ini mengungkapkan akan adanya keseimbangan yang menakjubkan, karena itu sikap tegas yang bukan pada tempatnya tidaklah terpuji, begitupula saling berkasih sayang, namun yang terpuji adalah hendaknya seseorang memiliki sikap tegas pada tempatnya, bersikap lunak juga pada tempatnya, memiliki izzah dan bangga ketika berada dihadapan musuh-musuhnya dan pada spionase umatnya, lalu memandang mereka dengan pandangan kebanggaan; bukan pandangan lemah dan hina, hormat dan tunduk meletakkan sayapnya ketika berhubungan dengan urusan ikhwannya dan anak bangsanya, hatinya penuh dengan kasih sayang dan cinta kepada mereka, dengan itulah menjadi sebuah refleksi sabda nabi saw:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam berkasih sayang, saling cinta dan kelembutan adalah seperti satu tubuh yang jika mengalami darinya sakit maka seluruh tubuhnya ikut merasakannya dengan begadang dan demam”. (Muslim).

Musuh kita adalah yang memusuhi dan menyerang kita:

Sesungguhnya seorang muslim dituntut untuk senantiasa berbuat ihsan kepada seluruh manusia, sebagaimana firman Allah:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

“Dan berkatalah kepada seluruh manusia pada yang baik” (Al-Baqarah:83)

Dan ini mencakup seluruh manusia; Muslim atau kafir, terkecuali orang-orang kafir memerangi umat dan para agresor yang telah menistakan tempat-tempat suci dan kesuciannya, sebagaimana Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً

“ Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa”. (At-Taubah:123)

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (Al-Baqarah:190).

Dan begitu pula jika demi menghilangkan kezhaliman dari selain kita dari orang-orang yang meminta pertolongan kepada kita, Allah SWT berfirman:

وَمَا لَكُمْ لاَ تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah Kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah Kami penolong dari sisi Engkau!”. (An-Nisa:75)

Adapun orang-orang kafir yang tidak memerangi kita, tidak memusuhi, menganeksasi dan membunuh kita maka Allah SWT berfirman:

لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu”. (Al-Mumtahanah:8)

Adapun makna kata al-birr (kebaikan) yang diperintahkan dalam ayat mencakup seluruh jenis kebaikan.

Dan dalam sejarah tentang umat ini, yang diriwayatkan secara mutawatir disebutkan bahwa umat Islam senantiasa berbuat ihsan (baik) kepada non muslim, khususnya warga Negara kita dan tetangga kita serta sekutu kita dari warga nasrani; sehingga bersatu darah kita dan darah mereka dalam mempertahankan negeri, menyatu keringat kita dengan keringat mereka dalam membangun kembali kebangkitannya dan peradabannya.

Ketidakseimbangan dan mundurnya umat:

Banyak dari umat Islam yang telah mengabaikan tsawabit Islam dan insaniyah (humanisme) secara gamblang, sehingga mereka menjadi sosok yang tegas (keras) atas orang-orang beriman dan selalu tunduk, merendah diri dan hormat dihadapan orang-orang kafir, persis dengan apa yang disebutkan oleh nabi saw tentang sifat orang-orang khawarij yang melakukan

يَقْتُلُونَ أَهْلَ الإِسْلاَمِ، وَيَدَعُونَ أَهْلَ الأَوْثَانِ

“membunuh para pemeluk ajaran Islam dan membiarkan hidup para penyembah berhala” (Syahikhani).

Dan inilah yang membuat zionis dan antek-anteknya berani merebut negara kita dan tempat-tempat suci kita.

Dan oleh karena itu pula, banyak kita saksikan saat ini darah umat Islam tumpah dengan mudahnya dan harga yang sangat murah dan bahkan tanpa ada harganya, ruh dan jiwa-jiwa kita berada dalam wahn

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (As-Syura:30)

Bahwa kehinaan dan kerendahan yang dilakukan oleh umat Islam saat ini adalah hasil dari apa yang kita lakukan oleh tangan kita sendiri, dan dari apa yang kita usahakan oleh diri kita sendiri, dan jika kita tidak kembali kepada agama kita dan tsawabit (konstanta) kita, dan bersuaha menjaga dan mempertahankan martabat kita, sehingga kita dapat mengembalikan kemuliaan dan kehormatan kita, sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Faruq:

إنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ فَلَنْ نَلْتَمِسَ الْعِزَّةَ بِغَيْرِهِ

“Kami adalah umat yang telah dimuliakan Allah melalui Islam, maka dari itu, kami tidak akan mencari izzah kepada selain Islam”. (Al-Hakim)

Bermaafan bagi musuh dan keras terhadap sesama muslimi ( Ikhwanul Muslimin)

Tampak mengherankan ditubuh orang yang berakal dari umat ini, mereka melihat beberapa pemerintah sangat berambisi dan antusias memberikan maaf dan berlapang dada atas semua kejahatan yang dilakukan oleh Zionis terhadap umat ini, bahkan bagitu cepat menerima berbagai tindak kejahatan dan pelaku kejahatan Zionis kepada pemerintah zionis dengan rasa bangga dan terhormat, bahkan tanpa meminta dilakukan persidangan, serta bahkan untuk tindakan yang paling keras (dan paling keji) tingkatannya sekalipun dalam berbagai agresi Zionis yang senantiasa berulang dan berulang, dengan dalih sebagai wadah untuk memobilisasi proses perdamaian yang diluncurkan oleh pemerintah Zionis atasnya setiap hari berbanding puluhan rudal mematikan yang diabaikan oleh Pemerintah dan bangsa kita, bahkan berlawanan dengan semua undang-undang dan konvensi internasional.

Dan lebih mengherankan lagi adalah ketika pemerintah yang begitu lembut kepada musuh, tidak henti-hentinya menunjukkan kekejaman secara terus menerus dan terang-terangan terhadap bangsa dan warganya sendiri, memberlakukan keadaan darurat, merebut kebebasan, menangkap para tokoh, dan menumpahkan masalah kepada orang-orang yang berusaha melakukan perbaikan terhadap negaranya sendiri, menjatuhkan pengadilan militer dan pengadilan khusus, menjatuhkan hukum yang paling keras dan kejam bagi siapa yang berusaha membantu atau mencoba membantu para pejuang dan para pembela kebenaran, dan yang terakhir kali terjadi dijatuhkannya hukuman secara tiba-tiba terhadap kelompok yang berusaha memberikan dukungan logistik kepada para pejuang di Gaza, sekalipun pada kelompok lain telah melakukan kesalahan berupa pelanggaran batas kedaulatan negara Mesir, namun dapat dimaafkan dan diberikan keringanan atas karena niat mereka yang baik dan keinginan yang tulus untuk membantu saudara-saudara kita di Gaza, terutama karena mereka tidak terlibat dalam berbagai tindak agresi terhadap Mesir; karena itulah, yang sangatlah menakjubkan lagi adalah besarnya pembicaraan tentang kedaulatan Nasional (di mana kami sangat antusias terhadapnya), pada saat tidak adanya istilah-istilah ini sepenuhnya, terutama ketika agresor Zionis melakukan tindakan mencurigakan melawan Mesir, khususnya ketika tertangkap senjata yang mereka bawa sangat jelas.

Seruan untuk memberi maaf dari semua orang yang tertindas:

Dengan ini kami – sebagaimana kami menyeru kepada negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Yaman, Libya untuk membebaskan beberapa warga Mesir yang dijatuhi hukuman di negara-negara tersebut- kami menyeru kepada Presiden Mubarak untuk tidak membenarkan atas hukuman yang keras tersebut, sebagaimana kami menyeru untuk menggunakan kekuasaan konstitusional dalam memberikan maaf (Amnesti) kepada mereka, dan membebaskan semua tahanan politik secara zhalim, termasuk korban pengadilan Militer yang tidak alami.

Bahwa pemberian maaf (Amnesti) yang menjadi kewajiban dan dicintai oleh Allah yang senantiasa kami menganjurkannya adalah yang terdapat di dalamnya kebaikan bagi kondisi Negara dan warga Negara

فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ

“Maka barangsiapa yang memaafkan dan membuat kebaikan maka pahalanya dari Allah (Syura: 40) yaitu: barangsiapa yang memberikan maafnya mencakup melakukan perbuatan baik maka dialah yang berhak memperoleh pahala dari Allah.

Namun jika pemberian maafnya diiringi tindak kejahatan bukan kebaikan, dengan memberikan maaf kepada Zionis yang telah merebut dan menganeksasi negara kita, membunuh dan mengusir saudara-saudara kita; maka hal tersebut merupakan tindakan orang yang berdosa terhadap hak warga dan negaranya, serta terhadap diri sendiri dan agamanya.

Kami bertanya-tanya kepada orang-orang yang berakal dari bangsa kami: Apakah amnesti bagi kaum Zionis yang jelas-jelas merupakan musuh, dan berani melanggar dan menistakan tempat-tempat suci kita, merampas negara kita dan menghina symbol-simbol dan syiar kita, termasuk para hakimnya.

sebagai simbol keadilan dalam Negara kita adalah tindak kejahatan atau perbaikan?

Di sisi lain kami juga bertanya-tanya kepada mereka: Apakah dengan mengambil keluarga kami dan anak-anak dari agama kami dan bagian dari bangsa kami hanya karena praduga, tuduhan dan tanpa bukti, dan melarang mereka untuk tampil di depan hakim secara alami namun dibawa ke pengadilan khusus dan pengadilan militer, dan mengeluarkan keputusan keras terhadap mereka dan tidak bisa ditentang, adalah merupakan tindakan untuk mencapai perbaiakan atau kerusakan?

Beberapa orang mungkin mengerti bahwa hendaknya kita menghentikan sementara permusuhan terhadap anak bangsa kita sendiri terutama saat kita mempersiapkan diri untuk menghadapi mereka (musuh), namun dalam konteks apa kita dapat memahami hal ini, kekakuan dan tindak kekerasan yang berlebihan terhadap saudara-saudara kita dan warga negara sendiri, dan pada saat bersamaan menunjukkan sikap lunak yang berlebihan dalam menghadapi musuh-musuh umat dan para agresos tersebut.

ketahuilah bahwa hal tersebut kita akan mampu mempertahankan jati diri dan prestise kita, dan tidak akan mengembalikan kedudukan kita kecuali dengna meletakkan segala urusan ditempatnya masing-masing.

Sikap lembut, jika tidak ada sikap lembut yang menghiasi pemiliknya # Namun bersikap lembut dhadapan musuh merupakan kehinaan

Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah, dan salawat dan salam atas Nabi kita Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya.

No comments:

ALQURAN & RECITATION

Quran Explorer - [Sura : 1, Verse : 1 - 7]