Wednesday, April 07, 2010

Kapan Para Pemimpin Sadar Bahwa Tugas Mereka Adalah Melayani Umat?

6/4/2010 | 22 Rabbi al-Thanni 1431 H | 50 views
Oleh: Al-Ikhwan.net


Risalah dari DR. Muhammad Badi Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 01-04-2010
Segala puji bagi Allah, dan Salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw dan para pengikutnya ..Sselanjutnya.
Bahwa jabatan dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi untuk mengemban misi yang sangat besar dalam melayani bangsanya, Nabi saw bersabda:
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
“Seorang pemimpin adalah benteng, ikut berperang dibelakang dan memberikan perlindungan dengannya”. (Muttafaqun alaih)
Namun dengan syarat harus merealisasikan keadilan ditengah bangsanya dan menunaikan tanggungjawabnya dan amanahnya, Nabi saw bersabda:
إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ
“Sesungguhnya orang yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat nanbti dan paling dekat majlisnya denganku adalah; imam yang adil, dan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh majlisnya denganku adalah pemimpin yang jahat”. (At-Tirmidzi).
Apakah para penguasa dan pemimpin negara membutuhkan adanya seruan untuk mengingatkan mereka tentang apa yang Islam telah perintahkan dan wajibkan kepada mereka untuk melakukan kesiap siagaan kepada umat, menolak berbagai serangan yang bertubi-tubi atasnya dan tidak pernah berhenti? Apakah para penguasa dan pemimpin bangsa membutuhkan adanya peringatan bahwa Negara kita saat sedang berada antara penjajahan dan hegemoni, pada kondisi kesia-siaan proyek American Zionis, dan usaha merendahkan kita denganberbagai macam cara? Apakah para pemimpin umat membutuhkan kepada orang yang siap untuk membantu mereka menyadari bahwa memberikan dukungan kepada Masjid Al Aqsha dan melindungi tempat-tempat suci Islam sebagai kewajiban atas mereka sebelum sebelum habis waktunya?
Seorang pemimpin yang adil Umar bin Al-Khattab dalam suratnya kepada para pemimpin rakyat setelah itu: “Selanjutnya, bahwa sebaik-baik pemimpin atau orang yang paling bahagia adalah mereka yang mau membahagiakan rakyatnya, dan orang yang paling sengsara atau pemimpin yang paling celaka adalah pemimpin yang menyengsarakan rakyatnya, dengan timbangan ini dapat diukur kadar seorang pemimpin, terdistribusi rakyatnya dan terdistibusi dengan baik, dipahami oleh seluruh umat. Maka dari itu, saat ini seluruh bangsa dan umat meyadari bahwa bahwa kegagalan penguasa adalah masalah kronis dan menjadi penykit kambuhan, setelah tampak bencana yang terjadi di tangan para penguasa dengan mengadakan berbagai konferensi, seminar dan pertemuan, tidak hanya mengakibatkan penghukuman dan kecaman.
Inilah yang membuat musuh bangsa tidak takut atas kejahatan yang mereka lakukan, tidak peduli dengan apapun sekalipun rakyat menyatakan bahwa mereka telah bosan dengan metode menyerah diri dan merasa kalah, yang terus dilakukan oleh penguasa dan pemimpin dalam menghadapi dominasi atau pendudukan atau pengepungan, atau bahkan dalam usaha menghentikan arogansi dan penistaan para penjajah terhadap tempat-tempat suci umat Islam; sampai kapan para penguasa mau sadar untuk menunaikan tugas dan peran meraka? Sampai kapan mereka mau menyadari bahwa tindakan nyata yang dituntut dan sangat dibutuhkan dari mereka adalah: manjalin Solidaritas dan gotong royong serta menjalin persatuan, meninggalkan sengketa yang merobek kekuatan mereka, sementara seruan Allah sangatlah jelas seperti dalam firman-Nya:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara”. (Ali-Imran: 103).
Bahwa para penguasa dari satu miliar atau setengah miliar dalam posisi kemampuan mereka untuk menghadapi beberapa juta Zionis yang telah menistakan tempat-tempat suci mereka, sebagaimana mereka juga mampu mencapai kemenangan yang diinginkan, khususnya karena di tangan mereka kas kekayaan negara kita, yang mengontrol manajemen kemudinya.
Bahwa para penguasa dari “umat dan bangsa yang terabaikan”, yang masih terus berdiri dan tegar dalam kebenaran, melawan berbagai tindak pendudukan, dan menolak hegemoni; mereka mampu melakukan perlawanan dan penghadangan untuk menghentikan berbagai tindak kejahatan Zionis dan menjadi tameng (pelindung) bagi rakyat mereka.
Bahwa para penguasa dan pemimpin bagi “bangsa yang telah Allah tuliskan untuknya dengan kemuliaan” sebenarnya mereka mampu menyelamatkan para tahanan wanita muslimah di penjara Zionis, yang mana mereka menjerit dan menangis minta tolong, dan mengangkat suara mereka dengan nada penghinaan dan kerendahan diri mereka.
Wahai penguasa umat ini ..
Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada ustadz Al-Hasan al-Basri yang menjelaskan karakter pemimpin yang adil sesuai dengan apa yang diinginkan Allah,dia berkata: “Allah
telah menjadikan imam yang adil sebagai tonggak dan pelurus setiap terjadi penyimpangan, perbaikan pada setiap kejahatan, islah pada setiap kerusakan, kekuatan bagi yang lemah, pembela kepada setiap orang yang terzhalimi, pemberi kenyamanan bagi siapa orang yang membutuhkan, dia adalah orang yang menegakkan kebenaran dihadapan Allah dan hamba-hamba-Nya, menyimak firman Allah dan Alalh senantiasa mendengar ucapan mereka, Allah akan melihat mereka dan mereka memperlihatkannya, Allah akan menuntun mereka dan mereka menuntunnya, dan dialah sosok yang memimpin umat tidak dengan hukum jahiliyah, dan tidak mengikuti jalan orang-orang yang zhalim serta tidak menumpahkan arogansi pada yang orang-orang yang tertindas (terzhalimi)” (Al-Aqdul Farid)
Wahai para pemimpin umat Islam ..
- Islam yang kalian loyal kepadanya, telah menyeru bahwa kondisi umat tidak akan berjalan benar dan lurus kecuali dengan jihad. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمْ انفِرُوا فِي سَبِيلِ اللهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنْ الآخِرَةِ
“Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat?”.
Karena itu kebangkitan, ketinggian dan kemuliaan kita tergantung pada keistiqamahan ini, yang mana hal tersebut tidak akan terwujud kecuali dengan melakukan perlawanan, dan mendukungnya dengan seluruh yang kita miliki dari harta, senjata, informasi, jiwa dan barang berharga sekalipun.
- Ketahuilah bahwa rakyat memperhatikan akan kebaikan kalian,karena itu janganlah kalian kecewakan harapan mereka, dan kalian berada di posisi terbesar dalam melakukan transaksi dengan Allah, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (As-Shaff:10-11)
- Lihatlah kepada para pemimpin umat kita yang telah menorehkan tinta emas dalam sejarahnya, mereka menolak penghinaan dan penistaan, seperti yang dilakukan oleh sang komandan Shalahuddin Al-Ayyubi, setelah tentara Salib banyak melakukan perusakan dan pembantaian atas umat Islam selama 90 tahun lamanya, dan mereka juga mengusir pasukan Tatar yang dikomandan oleh Sayfuddin Qutz, setelah selama empat tahun lamanya melakukan kerusakan erhadap tanah hijau dan kering.
- Dalam sejarah kita baru-baru ini, Ayat-ayat Allah menampakkan kemenangan pada tangga sepuluh Ramadhan, sebagai saksi bahwa kemenangan pasti akan terwujud kita mampu melakukan berbagai usaha sebagai penyebab datangnya kemenangan tersebut, dan hal itu itu tersedia dalam umat kita, mengapa harus merasa rendah diri dan mengalah? Kenapa kita harus menerima mundur? dihadapan musuh yang karakter dasarnya adalah selalu lagi dari tangan orang yang beriman, Allah berfirman:
لا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلاَّ فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ
“Mereka tidak akan memerangi kamu dalam Keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti”. (Al-Hasyr:14)
Kewajiban kalian wahai para pemimpin umat saat ini…
- Menghentikan negosiasi yang sia-sia baik secara langsung atau tidak langsung, dan mendukung semua bentuk perlawanan untuk membebaskan setiap inci yang diduduki oleh musuh baik di Palestina, Irak dan Afghanistan, dan di seluruh dunia Islam.
- Rujukan mereka seperti yang disepakati oleh para ulama berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah, dan bukan dari resolusi PBB atau dikte Zionis dan Amerika, dan untuk mencapai ini adalah dengan pengumuman kalian bahwa isu Palestina dan isu-isu pendudukan atas negara-negara Islam adalah inti dari penyebab permasalahan kalian semua.
- Memberi dukungan kepada rakyat kalian yang merdeka melalui lembaga dan institusinya dalam tuntutan mereka yang berulang mulai dari: boikot, menghentikan normalisasi, mendukung perlawanan dan para pejuangnya, dan memberikan ekspresi damai dalam menyelamatkan dan membela Al-Aqsha, cemburu dengan tempat-tempat suci ini, tidak melanjutkan dengan penangkapan atas tuduhan “membela Al-Aqsha”, dan segera membebaskan semua yang berusaha mendeklarasikan dan mengungkapkan kemarahan mereka dari setiap lembaga seperti persatuan profesi, pelajar (mahasiswa), buruh, dan orang-orang biasa yang ditangkap baru-baru ini, atau itu akan datang seperti ungkapan salah seorang pemimpin Arab:
جيوشنا مجهزة لقمع شعوبنا
“Pasukan kami siapa untuk menindas bangsa kami”, renungkanlah apa yang ditulis oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib, kepada penguasa Mesir:
فليكن أحب الذخائر إليك ذخيرة العمل الصالح، وأشعر قلبك بالرحمة للرعية واللطف بهم، ولا تكونن عليهم سبعًا ضاريًا تغتنم أكلهم
“Jadikan amunisi yang paling anda cintai adalah amal shalih, dan saya merasa hati Anda terhadap rakyat dan kebaikan kepada mereka, janganlah kamu seperti binatang buas memakan dengan lahap santapannya. “
- Melakukan pembatalan terhadap seluruh perjanjian untuk menyerah, karena serangan Zionis selalu berulang dan berulang, dan kejahatan mereka terhadap Al-Quds senantiasa berlangsung; menghentikan perjanjian, melakukan serangan terhadap kedaulatan negara dan bangsa kita secara bersamaan; khususnya perjanjian ” Camp David,” yang diluncurkan oleh Menteri Luar Negeri Mesir pada waktu itu: “sebagai Pembantaian Konsesi “, dan beliau mengajukan pengunduran dirinya, dan para ahli hokum mengungkapkan bahwa perjanjian” Camp David ” yang ditandatangani pada 26 Maret 1979 merupakan pelanggaran terhadap Konstitusi Mesir, dan pelanggaran terhadap resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), oleh karena itu, tidak berhak para pejabat Mesir untuk patuh kepada mereka, sebagaimana terungkap bahwa Konvensi tersebut bertentangan dengan Konvensi “Vienna” yang berhubungan dengan perjanjian internasional di pasal 35 yang menegaskan: “Setiap perjanjian tidak berlaku jika terdapat pelanggaran norma-norma hukum internasional, telah perjanjian Camp David telah melanggar semua dokumen dan fakta aturan-aturan hukum
Internasional dan norma-normanya “, sementara sebagian ahli berpandangan: fakta bahwa konvensi ini tidak memiliki jangka waktu secara eksplisit juga bertentangan; karena setiap konvensi harus ada peninjauan ulang atau berakhir dengan sendirinya setelah berjalan 30 tahun.
Wahai penguasa Umat Islam…
Bagaimanakah kalian menilai bangsa dan wilayahnya yang sedang dilanggar?
Dan bagaimana kalian membenarkan tindakan musuh, sementara mereka menistakan tempat-tempat suci kalian?
Apakah ada perubahan dari Netanyahu, yang mengumumkan secara arogan melakukan aneksasi masjid haram Ibrahimi untuk warisan Yahudi, dan berusaha keras untuk menghancurkan Al-Aqsa, dan menistakan Tanah Suci dengan geraja kiamat – yang merupakan puncak lebih dari 61 rumah ibadat yahudi- , mencegah orang-orang yang ingin shalat untuk memasuki masjid Al-Aqsa, dan membunuhi warga Palestina dengan peluru? Dan baru-baru ini menyatakan: bahwa pembangunan di Al-Quds seperti konstruksi di Tel Aviv, karena Al-Quds adalah ibukota “Israel”.
Apakah Obama berubah yang tidak pernah berhenti dengan kata-kata manisnya – di ibukota kita – untuk mengirim lebih banyak tentara AS di Afghanistan, dan bahkan memberkati kunjungan terakhir untuk mengekalkan pendudukan, dan memberikan musuh
Zionis dukungan material dan moral, dan dengan terang-terangan memberikan dukungan untuk melakuakn tirani dan pembantaian serta kerusakan di dunia Arab dan dunia Islam?
Akhirnya ..
Ini adalah peringatan dan doa dari Rasulullah saw kepada setiap pemimpin yang jauh dari keadilan dan kbenaran, dan lebih banyak melakukan tindak kezhaliman dan kajahatan sebagai cara yang kami lihat melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya,bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang beriman dan para mujahidin dan saling berkasih saying dan mesra dengan para musuh Zionis dan mata-mata, adapun doa Nabi saw adalah
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهِمْ فَشُقَّ عَلَيْهِ
“Ya Allah, barangsiapa yang menjadi pemimpin dari umatku lalu lembut dan berkasih saying maka berilah kasih sayang kepadanya, dan barangsiapa yang menjadi pemimpin dari umatku lalu melakukan perpecahan maka pecahkanlah atasnya” (Musnad Ahmad)
doa ini pasti diijabah, Insya Allah.
Kenapa harus berbohong dihadapan hegemoni Zionis dan tirani, dan kejahatan Amerika Serikat dengan dalih kepentingan? Mengapa harus terjadi perpecahan antara kalian dengan bangsa kalian serta kepentingan negara kalian; selama itu mengancam keamanan nasional
dan merongrong kedaulatan kita? Mengapa kalian tidak melindungi pasukan perlawanan terhadap musuh pendudukan, padahal suatu hari nanti mereka akan menjadi musuh atau lawan pemerintahan kalian? Mengapa kalian tidak bersatu untuk melawan musuh Zionis dan mendeklaraskan dengan kekuatan kalian: Tidak ada jalan untuk menyerah atas nama negosiasi? Mengapa kalian tidak memberikan dorongan kepada rakyat dan bangsa kalian serta Komite bantuan sosial – untuk mendukung pasukan perlawanan – dalam melakukan dan meneruskan perannya? Ya Allah aku telah menyampaikannya, ya Allah saksikanlah.

muh. Badi

Kapan Para Pemimpin Sadar Bahwa Tugas Mereka Adalah Melayani Umat? Risalah dari DR. Muhammad Badi’ Mursyid Am Ikhwanul Muslimin,

Penerjemah:

Abu ANaS

Segala puji bagi Allah, dan Salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw dan para pengikutnya, Selanjutnya.

Bahwa jabatan dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi guna dapat mengemban misi yang sangat besar dalam melayani bangsanya, Nabi saw bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

“Seorang pemimpin adalah benteng, ikut berperang dibelakang dan memberikan perlindungan dengannya”. (Muttafaqun alaih)

Namun dengan syarat harus merealisasikan keadilan ditengah bangsanya dan menunaikan tanggungjawabnya dan amanahnya, Nabi saw bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ

“Sesungguhnya orang yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat nanti dan paling dekat majlisnya denganku adalah; imam yang adil, dan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh majlisnya denganku adalah pemimpin yang jahat”. (At-Tirmidzi).

- Apakah para penguasa dan pemimpin negara membutuhkan adanya seruan untuk mengingatkan mereka tentang apa yang Islam telah perintahkan dan wajibkan kepada mereka dalam melakukanmobilisasi umat, menolak berbagai serangan yang bertubi-tubi atasnya dan tidak pernah berhenti?

- Apakah para penguasa dan pemimpin bangsa membutuhkan adanya peringatan bahwa Negara kita saat berada antara penjajahan dan hegemoni, pada melakukan negosiasi sia-sia dengan proyek Amerika dan Zionis, dan usaha merendahkan kita dengan berbagai macam cara?

- Apakah para pemimpin umat ini membutuhkan adanya orang yang siap untuk membantu mereka menyadarkan bahwa memberikan dukungan kepada Masjid Al-Aqsha dan melindungi tempat-tempat suci Islam atas tugas dan kewajiban atas mereka sebelum habis waktunya?

Seorang pemimpin yang adil Umar bin Al-Khattab dalam suratnya kepada para pemimpin rakyat setelah itu pernah berkata:

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ أَسْعَدَ الْوُلاَةِ مَنْ سَعِدَتْ بِهِ رَعَيِتَّهُ، وَإِنَّ أَشْقَى الْوُلاَةِ مَنْ شَقِيَتْ بِهِ رَعِيَّتَهُ

“Selanjutnya, bahwa sebaik-baik pemimpin atau orang yang paling bahagia adalah mereka yang mau membahagiakan rakyatnya, dan orang yang paling sengsara atau pemimpin yang paling celaka adalah pemimpin yang menyengsarakan rakyatnya”

Dengan timbangan ini dapat diukur kadar seorang pemimpin, memahami rakyatnya dan terdistibusi dengan baik kesejahterannya, dan dipahami oleh seluruh umat. Maka dari itu, saat ini seluruh bangsa dan umat meyadari bahwa kegagalan pemimpin adalah masalah kronis dan menjadi penykit kambuhan, setelah tampak bencana yang terjadi di tangan para pemimpin sebelumnya dengan mengadakan berbagai konferensi, seminar dan pertemuan, yang hanya berakibat penghukuman dan kecaman atas mereka.

Inilah yang membuat musuh bangsa tidak takut atas kejahatan yang mereka lakukan, tidak peduli dengan apapun sekalipun rakyat telah merasa bosan dan lelah dengan metode menyerah dan merasa kalah, yang terus dilakukan oleh penguasa dan pemimpin dalam menghadapi dominasi, pendudukan atau pengepungan, atau bahkan dalam usaha menghentikan arogansi dan penistaan para penjajah terhadap tempat-tempat suci umat Islam;

- Sampai kapan para pemimpin sadar untuk segera dan amanah dalam menunaikan tugas dan peran mereka?

- Sampai kapan mereka mau menyadari bahwa tindakan kongkrit dan nyata yang dituntut dan sangat dibutuhkan dari mereka adalah: manjalin Solidaritas dan gotong royong serta persatuan, meninggalkan sengketa dan perpecahan yang merobek kekuatan mereka, sementara seruan Allah sangatlah jelas seperti dalam firman-Nya:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara”. (Ali-Imran: 103).

Bahwa para pemimpin dari satu miliar jiwa atau setengah miliar jiwa berada dalam posisi memiliki kemampuan besar hakikatnya mampu dalam menghadapi hanya beberapa juta warga Zionis yang telah menistakan tempat-tempat suci mereka, sebagaimana mereka juga mampu mencapai kemenangan yang diinginkan, khususnya karena di tangan mereka memiliki banyak kekayaan yang tersimpan di negara kita, dan merekalah yang mengontrol kemudinya.

Namun ada para pemimpin dari “umat dan bangsa yang terabaikan”, yang masih terus berdiri dan tegar dalam kebenaran, melawan berbagai tindak pendudukan, dan menolak hegemoni; mereka mampu melakukan perlawanan dan penghadangan untuk menghentikan berbagai tindak kejahatan Zionis dan menjadi tameng (pelindung) bagi rakyat mereka.

Bahwa para pemimpin bagi “bangsa yang telah Allah tuliskan untuknya kemuliaan” sebenarnya mampu menyelamatkan para tahanan wanita muslimah di penjara Zionis, yang mana mereka menjerit dan menangis minta tolong, dan mengangkat suara mereka dengan nada penghinaan dan kerendahan diri mereka.

Wahai para pemimpin umat ini ..

Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada ustadz Al-Hasan al-Basri yang menjelaskan karakter pemimpin yang adil sesuai dengan apa yang diinginkan Allah, beliau berkata:

إن الله جعل الإمام العادل قوام كلِّ مائل، وقصد كلِّ جائر، وصلاح كلِّ فاسد، وقوة كل ضعيف، ونصفة كلِّ مظلوم، ومفزع كلِّ ملهوف، وهو القائم بين الله وعباده، يسمع كلام الله ويسمعهم، وينظر إلى الله ويريهم، وينقاد إلى الله ويقودهم، وهو الذي لا يحكم في عباده بحكم الجاهلية، ولا يسلك بهم سبيل الظالمين، ولا يسلط المستكبرين على المستضعفين

“Allah telah menjadikan imam yang adil sebagai tonggak dan pelurus setiap terjadi penyimpangan, perbaikan pada setiap kejahatan, islah pada setiap kerusakan, kekuatan bagi yang lemah, pembela kepada setiap orang yang terzhalimi, pemberi kenyamanan bagi siapa yang membutuhkan, dia adalah orang yang menegakkan kebenaran dihadapan Allah dan hamba-hamba-Nya, menyimak firman Allah dan Alalh senantiasa mendengar ucapan mereka, Allah akan melihat mereka dan mereka memperlihatkannya, Allah akan menuntun mereka dan mereka menuntunnya, dan dialah sosok yang memimpin umat tidak dengan hukum jahiliyah, dan tidak mengikuti jalan orang-orang yang zhalim serta tidak menumpahkan arogansi pada yang orang-orang yang tertindas (terzhalimi)” (Al-Aqdul Farid)

Wahai para pemimpin umat Islam ..

- Islam yang kalian loyal kepadanya, telah menyeru bahwa kondisi umat tidak akan berjalan benar dan lurus kecuali dengan jihad. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمْ انفِرُوا فِي سَبِيلِ اللهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنْ الآخِرَةِ

“Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat?”. (At-Taubah:38)

Karena itu kebangkitan, ketinggian dan kemuliaan kita tergantung pada keistiqamahan ini, yang mana hal tersebut tidak akan terwujud kecuali dengan melakukan perlawanan, dan mendukungnya dengan seluruh sarana yang kita miliki; harta, senjata, informasi, jiwa dan barang berharga lainnya.

- Ketahuilah bahwa rakyat selalu memantau dan memperhatikan akan kebaikan kalian dan tindak tanduk kalian, karena itu janganlah kalian kecewakan harapan mereka, dan kalian berada di posisi terbesar dalam melakukan transaksi dengan Allah, Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (As-Shaff:10-11)

- Lihatlah kepada para pemimpin umat Islam yang telah menorehkan tinta emas dalam sejarahnya, mereka menolak penghinaan dan penistaan, seperti yang dilakukan oleh sang komandan Shalahuddin Al-Ayyubi, setelah tentara Salib banyak melakukan perusakan dan pembantaian atas umat Islam selama 90 tahun lamanya, dan mereka yang telah mengusir pasukan Tatar yang dikomandani oleh Sayfuddin Qutz, setelah selama empat tahun lamanya melakukan kerusakan terhadap tanah hijau dan kering.

- Dalam sejarah kita baru-baru ini, Ayat-ayat Allah menampakkan kemenangan pada tanggal sepuluh Ramadhan, sebagai saksi bahwa kemenangan pasti akan terwujud jika kita mau melakukan berbagai usaha sebagai penyebab datangnya kemenangan tersebut, dan hal itu tersedia dalam tubuh umat kita, mengapa harus merasa rendah diri dan mengalah? Kenapa kita harus menerima mundur, dihadapan musuh yang karakter dasarnya adalah selalu lari dari tangan orang yang beriman, Allah berfirman:

لا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلاَّ فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ

“Mereka tidak akan memerangi kamu dalam Keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti”. (Al-Hasyr:14)

Tugas dan Kewajiban kalian wahai para pemimpin umat saat ini…

- Menghentikan negosiasi yang sia-sia baik secara langsung atau tidak langsung, dan mendukung semua bentuk perlawanan untuk membebaskan setiap inci dari daerah yang diduduki oleh musuh baik di Palestina, Irak dan Afghanistan, dan di seluruh dunia Islam.

- Rujukan mereka seperti yang disepakati oleh para ulama berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah, dan bukan dari resolusi PBB atau dikte Zionis dan Amerika, dan untuk mencapai ini adalah dengan pengumuman kalian bahwa isu Palestina dan isu-isu pendudukan atas negara-negara Islam adalah inti dari penyebab semua permasalahan.

- Memberi dukungan kepada rakyat kalian yang ingin merdeka melalui lembaga dan institusinya dalam tuntutan mereka yang berulang mulai dari: boikot, menghentikan normalisasi, mendukung perlawanan dan para pejuangnya, dan memberikan ekspresi damai dalam menyelamatkan dan membela Al-Aqsha, cemburu dengan tempat-tempat suci ini, tidak melanjutkan penangkapan dengan tuduhan “membela Al-Aqsha”, dan segera membebaskan semua yang berusaha mendeklarasikan dan mengungkapkan kemarahan mereka dari setiap lembaga seperti persatuan profesi, pelajar (mahasiswa), buruh, dan orang-orang biasa yang ditangkap baru-baru ini, atau itu akan datang seperti ungkapan salah seorang pemimpin Arab:

جيوشنا مجهزة لقمع شعوبنا

“Pasukan kami siap untuk menindas bangsa kami”,

Renungkanlah apa yang ditulis oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib, kepada penguasa Mesir:

فليكن أحب الذخائر إليك ذخيرة العمل الصالح، وأشعر قلبك بالرحمة للرعية واللطف بهم، ولا تكونن عليهم سبعًا ضاريًا تغتنم أكلهم

“Jadikanlah amunisi yang paling anda cintai adalah amal shalih, dan saya merasa hati Anda terhadap rakyat dan kebaikan kepada mereka, janganlah kamu seperti binatang buas yang memakan dengan lahap santapannya. “

- Melakukan pembatalan terhadap seluruh perjanjian, karena serangan Zionis selalu berulang dan berulang, dan kejahatan mereka terhadap Al-Quds senantiasa berlangsung; menghentikan perjanjian, karena mereka senantiasa melakukan serangan terhadap kedaulatan negara dan bangsa kita secara bersamaan; khususnya perjanjian ” Camp David,” yang diluncurkan oleh Menteri Luar Negeri Mesir pada waktu itu: “sebagai Pembantaian Konsesi “, dan beliau mengajukan pengunduran dirinya, dan para ahli hukum mengungkapkan bahwa perjanjian” Camp David ” yang ditandatangani pada 26 Maret 1979 merupakan pelanggaran terhadap Konstitusi Mesir, dan pelanggaran terhadap resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), oleh karena itu, tidak berhak para pejabat Mesir untuk patuh kepada mereka, sebagaimana terungkap bahwa Konsesi tersebut bertentangan dengan Konsesi “Vienna” yang berhubungan dengan perjanjian internasional pada pasal 35 yang menegaskan: “Setiap perjanjian tidak berlaku jika terdapat pelanggaran norma-norma hukum internasional, dan perjanjian Camp David telah melanggar semua dokumen dan fakta aturan-aturan hukum dan norma-normanya”, sementara sebagian ahli berpandangan: fakta bahwa konsesi ini tidak memiliki jangka waktu secara eksplisit juga bertentangan; karena setiap konsesi harus ada peninjauan ulang atau berakhir dengan sendirinya setelah berjalan selama 30 tahun.

Wahai penguasa Umat Islam…

- Bagaimanakah kalian menilai bangsa dan wilayahnya yang sedang dilanggar?

- Dan bagaimana kalian membenarkan tindakan musuh, sementara mereka menistakan tempat-tempat suci kalian?

- Apakah ada perubahan dari Netanyahu, yang mengumumkan secara arogan dalam melakukan aneksasi terhadap masjid haram Ibrahimi sebagai warisan Yahudi, dan berusaha keras untuk menghancurkan Al-Aqsa, dan menistakan Tanah Suci dan geraja kiamat – yang merupakan puncak pembangunan lebih dari 61 rumah ibadat yahudi- , mencegah orang-orang yang ingin shalat untuk memasuki masjid Al-Aqsa, dan membunuhi warga Palestina dengan peluru? Dan baru-baru ini menyatakan: bahwa pembangunan di Al-Quds seperti konstruksi di Tel Aviv, karena Al-Quds adalah ibukota “Israel”.

- Apakah Obama berubah, yang tidak pernah berhenti dengan kata-kata manisnya – di ibukota kita – untuk mengirim lebih banyak tentara AS di Afghanistan, dan bahkan memberkati kunjungan terakhir untuk mengekalkan pendudukan, dan memberikan musuh Zionis dukungan material dan moral, dan dengan terang-terangan memberikan dukungan untuk melakuakn tirani dan pembantaian serta kerusakan di dunia Arab dan dunia Islam?

Akhirnya ..

Ini adalah peringatan dan doa dari Rasulullah saw kepada setiap pemimpin yang jauh dari keadilan dan kebenaran, lebih banyak melakukan tindak kezhaliman dan kajahatan sebagai cara yang kami lihat melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang beriman dan para mujahidin dan saling berkasih saying dan mesra dengan para musuh Zionis dan mata-mata, adapun doa Nabi saw adalah

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهِمْ فَشُقَّ عَلَيْهِ

“Ya Allah, barangsiapa yang menjadi pemimpin dari umatku lalu lembut dan berkasih saying maka berilah kasih sayang kepadanya, dan barangsiapa yang menjadi pemimpin dari umatku lalu melakukan perpecahan maka pecahkanlah atasnya” (Musnad Ahmad) doa ini pasti diijabah, Insya Allah.

- Mengapa harus berbohong berhadapan hegemoni Zionis dan tirani, dan kejahatan Amerika Serikat dengan dalih kepentingan?

- Mengapa harus terjadi perpecahan antara kalian dengan bangsa kalian serta kepentingan negara kalian; selama itu mengancam keamanan nasional dan merongrong kedaulatan kita?

- Mengapa kalian tidak melindungi pasukan perlawanan terhadap musuh pendudukan, padahal suatu hari nanti mereka akan menjadi musuh atau lawan pemerintahan kalian?

- Mengapa kalian tidak bersatu untuk melawan musuh Zionis dan mendeklaraskan dengan kekuatan kalian: Tidak ada jalan untuk menyerah atas nama negosiasi?

- Mengapa kalian tidak memberikan dorongan kepada rakyat dan bangsa kalian serta Komite bantuan sosial – untuk mendukung pasukan perlawanan – dalam melakukan dan meneruskan perannya?

Ya Allah aku telah menyampaikannya, ya Allah saksikanlah.

No comments:

ALQURAN & RECITATION

Quran Explorer - [Sura : 1, Verse : 1 - 7]