Penetapan Istanbul sebagai Ibukota Kebudayaan Eropa sudah direncanakan oleh Uni Eropa sejak tahun 2006 bersama dua kota lainnya di Eropa yaitu kota Essen di Jerman dan kota Pecs di Hungaria. Istanbul sendiri selama beratus-ratus tahun perjalanan sejarah negara Turki, pernah menjadi ibukota Romawi, Bizantin dan kekhilafan Islam, Ustmaniyah.
Terpilihnya Istanbul sebagai Ibukota Kebudayaan Eropa memiliki arti politis bagi Turki yang sejak tahun 2005 mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Uni Eropa tapi ditentang oleh sejumlah negara Eropa lainnya. Wilayah Turki sendiri terbelah menjadi dua sisi, wilayah yang berada di daratan Asia dan wilayah yang berada di daratan benua Eropa. Kedua wilayah itu dipisahkan oleh Selat Bosporus.
"Jelas ada hubungan antara julukan Ibukota Kebudayaan Eropa dengan proses Turki untuk menjadi bagian dari Eropa, jika ada peluang untuk menunjukkan Turki di Eropa dan Eropa di Turki," kata Cengiz Aktar, pakar Eropa dari Universitas Bahcesehir, Istanbul.
Peluncuran secara resmi kota Istanbul sebagai Ibukota Kebudayaan Eropa 2010 hari Sabtu (16/1), dimeriahkan dengan aneka konser musik, karnaval di jalan-jalan, pesta kembang api dan sejumlah museum buka hingga tengah malam. Presiden Turki Abdullah Gul dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyib Erdoga mengundang sekitar 5.000 tamu, diantaranya para menteri dari 20 negara Eropa dalam perayaan tersebut.
Terkait dengan perayaan itu, Turki juga akan menggelar sekitar 520 event yang bertajuk "Istanbul 2010" yang mayoritas berkaitan dengan sejarah dan kegiatan seni. Diantaranya adalah pembukaan "Museum of Innocence" pada bulan Juli, pameran "From Byzantium to Istanbul" dari bulan September hingga November, festival teater antar universitas se-Eropa pada bulan Mei dan konser musik band rock asal Irlandia, U2.
Rangkaian acara itu diharapkan bisa menarik 10 juta wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Istanbul. Sepanjang tahun 2009 kemarin, Istanbul menggelar 170 event dan berhasil menarik 7,5 juta wisatawan.
Kota Istanbul dibangun oleh penguasa Romawi, Kaisar Konstantin pada tahun 330-an Masehi dengan nama Konstantinopel. Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan Islam dibawah Dinasti Ustmaniyah. Setelah pemerintahan Islam runtuh, karakter Islami di kota ini perlahan memudar dan Istanbul lambat laun menjadi kota metropolis yang berbudaya sekuler dengan penduduk sekitar 14 juta jiwa. (ln/mol)
No comments:
Post a Comment