Monday, April 25, 2011

Memoar ElBaradei: Bush Pantas Diseret ke Pengadilan Internasiona


Mantan ketua IAEA Mohamed ElBaradei menuding mantan presiden AS George W. Bush dan jajaran pemerintahannya sudah melakukan "distorsi yang luar biasa" terkait perang AS di Irak. Ia menyarankan agar dilakukan penyelidikan kriminal internasional terhadap Bush dan pejabat pemerintah AS pada masa itu.

ElBaradei mengungkapkan hal tersebut dalam buku memoarnya berjudul "The Age of Deception", yang diterbitkan oleh Henry Hold and Company.

Ketua IAEA asal Mesir itu, dalam memoarnya mengungkapkan, Bush dan para pejabatnya mengklaim Irak memiliki senjata pemusnah massal, padahal IAEA dan tim inspeksi senjata PBB di Irak tidak menemukan bukti bahwa Irak memiliki senjata yang diklaim AS itu.

"Perang yang memalukan itu seharusnya tidak perlu terjadi. Perang Irak mengajarkan saya bahwa tipu muslihat yang dilakukan secara sengaja tidak terbatas pada negara-negara kecil yang diperintah oleh para diktator," tulis ElBaradei yang menjadi ketua IAEA pada tahun 1997 sampai 2009.

ElBaradei yang aktif dalam revolusi di Mesir menjatuhkan rezim Husni Mubarak beberapa waktu lalu, dalam memoar setebal 321 halaman menyampaikan kesimpulan bahwa diplomasi senjata nuklir selama dua dekade ini "bertele-tele dan membosankan" terutama terkait nuklir Korea Utara dan Iran.

"Semua pihak harus kembali ke meja negosiasi," tulis pemenang Nobel Perdamaian itu.

Ia mengkritik Washington yang enggan dan cenderung melakukan pendekatan "garis keras" dalam bernegosiasi dengan Pyongyang dan Teheran.

Secara khusus, dalam memoarnya ElBaradei mengecam keras pemerintahan Bush yang memicu perang ke Irak antara tahun 2002-2003, ketika ia dan Hans Blix, selaku tim inspeksi senjata PBB sedang melakukan pemeriksaan senjata ke Irak dan memastikan bahwa Negeri 1001 Malam itu sudah menghentikan program senjata nuklir, kimia dan senjata biologinya.

Kesimpulan tim PBB pada saat itu, antara lain, bahwa Irak membuat tabung-tabung aluminium yang didisain untuk pembuatan senjata artileri berupa roket, bukan untuk peralatan pengayaan uranium seperti yang diklaim AS. Tapi AS tetap menyebarkan berita bohong bahwa Irak melakukan pengayaan uranium untuk membuat senjata nuklir dan masih mengembangkan senjata kimia, sembari memprovokasi dunia untuk membenarkan keinginan AS menyerang Irak dengan dalih ingin menghancurkan senjata-senjata berbahaya itu.

Setelah membumihanguskan Irak, klaim AS bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal tidak pernah terbukti. Tapi ribuan rakyat Irak terlanjur menjadi korban keganasan agresi militer AS.

Dalam kasus ini, ElBaradei mendesak Pengadilan Internasional untuk melakukan penyelidikan dan menentukan apakah perang AS ke Irak ilegal. "Jika perang itu terbukti ilegal, Pengadilan Kriminal Internasional lebih lanjut harus menyelidiki apakah terjadi kejahatan perang dan menentukan siapa yang bertanggung jawab atas perang tersebut," tukas ElBaradei.

Ia menegaskan, sebagai dunia internasional harus punya kearifan dan keberanian melakukan langkah koreksi yang diperlukan. "Untuk memastikan bahwa tragedi seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi," tandasnya. (ln/Isc/AP)

No comments:

ALQURAN & RECITATION

Quran Explorer - [Sura : 1, Verse : 1 - 7]