Thursday, May 27, 2010

Saling Berkasih Sayang Diantara Mereka

20/5/2010 | 7 Jumada al-Thanni 1431 H | 449 views
Oleh: Al-Ikhwan.net


Risalah dari Dr Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 07-05-2010

Penerjemah: Abu ANaS

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mendukungnya… selanjutnya…

Umat Islam sekalipun dalam kondisi lemah dan terpecah belah namun secara umum tetap setia pada agamanya dan negaranya, menolak untuk berkompromi dengan mengorbankan izzah (kehormatan) dan martabatnya, dan menolak berbagai upaya dalam melakukan pemutusan hubungan dan perpecahan, seperti yang dijelaskan oleh Allah tentang umat yang terbaik

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan belas kasih (saling menyayangi) di antara mereka sendiri” (Al-Fath:29),

Dan firman Allah dalam mendeskripsikan orang-orang yang dicintai Allah dan mereka mencintai Allah:

أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ

“Senantiasa tunduk dan hormat terhadap orang-orang beriman dan tegas dihadapan orang-orang kafir” (Al-Maidah:54).

Kombinasi antara tegas dan lembut, dan tunduk (merendah diri) dan izzah (kebanggaan) pada karakter seorang muslim ini mengungkapkan akan adanya keseimbangan yang menakjubkan, karena itu sikap tegas yang bukan pada tempatnya tidaklah terpuji, begitupula saling berkasih sayang, namun yang terpuji adalah hendaknya seseorang memiliki sikap tegas pada tempatnya, bersikap lunak juga pada tempatnya, memiliki izzah dan bangga ketika berada dihadapan musuh-musuhnya dan pada spionase umatnya, lalu memandang mereka dengan pandangan kebanggaan; bukan pandangan lemah dan hina, hormat dan tunduk meletakkan sayapnya ketika berhubungan dengan urusan ikhwannya dan anak bangsanya, hatinya penuh dengan kasih sayang dan cinta kepada mereka, dengan itulah menjadi sebuah refleksi sabda nabi saw:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam berkasih sayang, saling cinta dan kelembutan adalah seperti satu tubuh yang jika mengalami darinya sakit maka seluruh tubuhnya ikut merasakannya dengan begadang dan demam”. (Muslim).

Musuh kita adalah yang memusuhi dan menyerang kita:

Sesungguhnya seorang muslim dituntut untuk senantiasa berbuat ihsan kepada seluruh manusia, sebagaimana firman Allah:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

“Dan berkatalah kepada seluruh manusia pada yang baik” (Al-Baqarah:83)

Dan ini mencakup seluruh manusia; Muslim atau kafir, terkecuali orang-orang kafir memerangi umat dan para agresor yang telah menistakan tempat-tempat suci dan kesuciannya, sebagaimana Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً

“ Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa”. (At-Taubah:123)

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (Al-Baqarah:190).

Dan begitu pula jika demi menghilangkan kezhaliman dari selain kita dari orang-orang yang meminta pertolongan kepada kita, Allah SWT berfirman:

وَمَا لَكُمْ لاَ تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah Kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah Kami penolong dari sisi Engkau!”. (An-Nisa:75)

Adapun orang-orang kafir yang tidak memerangi kita, tidak memusuhi, menganeksasi dan membunuh kita maka Allah SWT berfirman:

لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu”. (Al-Mumtahanah:8)

Adapun makna kata al-birr (kebaikan) yang diperintahkan dalam ayat mencakup seluruh jenis kebaikan.

Dan dalam sejarah tentang umat ini, yang diriwayatkan secara mutawatir disebutkan bahwa umat Islam senantiasa berbuat ihsan (baik) kepada non muslim, khususnya warga Negara kita dan tetangga kita serta sekutu kita dari warga nasrani; sehingga bersatu darah kita dan darah mereka dalam mempertahankan negeri, menyatu keringat kita dengan keringat mereka dalam membangun kembali kebangkitannya dan peradabannya.

Ketidakseimbangan dan mundurnya umat:

Banyak dari umat Islam yang telah mengabaikan tsawabit Islam dan insaniyah (humanisme) secara gamblang, sehingga mereka menjadi sosok yang tegas (keras) atas orang-orang beriman dan selalu tunduk, merendah diri dan hormat dihadapan orang-orang kafir, persis dengan apa yang disebutkan oleh nabi saw tentang sifat orang-orang khawarij yang melakukan

يَقْتُلُونَ أَهْلَ الإِسْلاَمِ، وَيَدَعُونَ أَهْلَ الأَوْثَانِ

“membunuh para pemeluk ajaran Islam dan membiarkan hidup para penyembah berhala” (Syahikhani).

Dan inilah yang membuat zionis dan antek-anteknya berani merebut negara kita dan tempat-tempat suci kita.

Dan oleh karena itu pula, banyak kita saksikan saat ini darah umat Islam tumpah dengan mudahnya dan harga yang sangat murah dan bahkan tanpa ada harganya, ruh dan jiwa-jiwa kita berada dalam wahn

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (As-Syura:30)

Bahwa kehinaan dan kerendahan yang dilakukan oleh umat Islam saat ini adalah hasil dari apa yang kita lakukan oleh tangan kita sendiri, dan dari apa yang kita usahakan oleh diri kita sendiri, dan jika kita tidak kembali kepada agama kita dan tsawabit (konstanta) kita, dan bersuaha menjaga dan mempertahankan martabat kita, sehingga kita dapat mengembalikan kemuliaan dan kehormatan kita, sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Faruq:

إنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ فَلَنْ نَلْتَمِسَ الْعِزَّةَ بِغَيْرِهِ

“Kami adalah umat yang telah dimuliakan Allah melalui Islam, maka dari itu, kami tidak akan mencari izzah kepada selain Islam”. (Al-Hakim)

Bermaafan bagi musuh dan keras terhadap sesama muslimi ( Ikhwanul Muslimin)

Tampak mengherankan ditubuh orang yang berakal dari umat ini, mereka melihat beberapa pemerintah sangat berambisi dan antusias memberikan maaf dan berlapang dada atas semua kejahatan yang dilakukan oleh Zionis terhadap umat ini, bahkan bagitu cepat menerima berbagai tindak kejahatan dan pelaku kejahatan Zionis kepada pemerintah zionis dengan rasa bangga dan terhormat, bahkan tanpa meminta dilakukan persidangan, serta bahkan untuk tindakan yang paling keras (dan paling keji) tingkatannya sekalipun dalam berbagai agresi Zionis yang senantiasa berulang dan berulang, dengan dalih sebagai wadah untuk memobilisasi proses perdamaian yang diluncurkan oleh pemerintah Zionis atasnya setiap hari berbanding puluhan rudal mematikan yang diabaikan oleh Pemerintah dan bangsa kita, bahkan berlawanan dengan semua undang-undang dan konvensi internasional.

Dan lebih mengherankan lagi adalah ketika pemerintah yang begitu lembut kepada musuh, tidak henti-hentinya menunjukkan kekejaman secara terus menerus dan terang-terangan terhadap bangsa dan warganya sendiri, memberlakukan keadaan darurat, merebut kebebasan, menangkap para tokoh, dan menumpahkan masalah kepada orang-orang yang berusaha melakukan perbaikan terhadap negaranya sendiri, menjatuhkan pengadilan militer dan pengadilan khusus, menjatuhkan hukum yang paling keras dan kejam bagi siapa yang berusaha membantu atau mencoba membantu para pejuang dan para pembela kebenaran, dan yang terakhir kali terjadi dijatuhkannya hukuman secara tiba-tiba terhadap kelompok yang berusaha memberikan dukungan logistik kepada para pejuang di Gaza, sekalipun pada kelompok lain telah melakukan kesalahan berupa pelanggaran batas kedaulatan negara Mesir, namun dapat dimaafkan dan diberikan keringanan atas karena niat mereka yang baik dan keinginan yang tulus untuk membantu saudara-saudara kita di Gaza, terutama karena mereka tidak terlibat dalam berbagai tindak agresi terhadap Mesir; karena itulah, yang sangatlah menakjubkan lagi adalah besarnya pembicaraan tentang kedaulatan Nasional (di mana kami sangat antusias terhadapnya), pada saat tidak adanya istilah-istilah ini sepenuhnya, terutama ketika agresor Zionis melakukan tindakan mencurigakan melawan Mesir, khususnya ketika tertangkap senjata yang mereka bawa sangat jelas.

Seruan untuk memberi maaf dari semua orang yang tertindas:

Dengan ini kami – sebagaimana kami menyeru kepada negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Yaman, Libya untuk membebaskan beberapa warga Mesir yang dijatuhi hukuman di negara-negara tersebut- kami menyeru kepada Presiden Mubarak untuk tidak membenarkan atas hukuman yang keras tersebut, sebagaimana kami menyeru untuk menggunakan kekuasaan konstitusional dalam memberikan maaf (Amnesti) kepada mereka, dan membebaskan semua tahanan politik secara zhalim, termasuk korban pengadilan Militer yang tidak alami.

Bahwa pemberian maaf (Amnesti) yang menjadi kewajiban dan dicintai oleh Allah yang senantiasa kami menganjurkannya adalah yang terdapat di dalamnya kebaikan bagi kondisi Negara dan warga Negara

فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ

“Maka barangsiapa yang memaafkan dan membuat kebaikan maka pahalanya dari Allah (Syura: 40) yaitu: barangsiapa yang memberikan maafnya mencakup melakukan perbuatan baik maka dialah yang berhak memperoleh pahala dari Allah.

Namun jika pemberian maafnya diiringi tindak kejahatan bukan kebaikan, dengan memberikan maaf kepada Zionis yang telah merebut dan menganeksasi negara kita, membunuh dan mengusir saudara-saudara kita; maka hal tersebut merupakan tindakan orang yang berdosa terhadap hak warga dan negaranya, serta terhadap diri sendiri dan agamanya.

Kami bertanya-tanya kepada orang-orang yang berakal dari bangsa kami: Apakah amnesti bagi kaum Zionis yang jelas-jelas merupakan musuh, dan berani melanggar dan menistakan tempat-tempat suci kita, merampas negara kita dan menghina symbol-simbol dan syiar kita, termasuk para hakimnya.

sebagai simbol keadilan dalam Negara kita adalah tindak kejahatan atau perbaikan?

Di sisi lain kami juga bertanya-tanya kepada mereka: Apakah dengan mengambil keluarga kami dan anak-anak dari agama kami dan bagian dari bangsa kami hanya karena praduga, tuduhan dan tanpa bukti, dan melarang mereka untuk tampil di depan hakim secara alami namun dibawa ke pengadilan khusus dan pengadilan militer, dan mengeluarkan keputusan keras terhadap mereka dan tidak bisa ditentang, adalah merupakan tindakan untuk mencapai perbaiakan atau kerusakan?

Beberapa orang mungkin mengerti bahwa hendaknya kita menghentikan sementara permusuhan terhadap anak bangsa kita sendiri terutama saat kita mempersiapkan diri untuk menghadapi mereka (musuh), namun dalam konteks apa kita dapat memahami hal ini, kekakuan dan tindak kekerasan yang berlebihan terhadap saudara-saudara kita dan warga negara sendiri, dan pada saat bersamaan menunjukkan sikap lunak yang berlebihan dalam menghadapi musuh-musuh umat dan para agresos tersebut.

ketahuilah bahwa hal tersebut kita akan mampu mempertahankan jati diri dan prestise kita, dan tidak akan mengembalikan kedudukan kita kecuali dengna meletakkan segala urusan ditempatnya masing-masing.

Sikap lembut, jika tidak ada sikap lembut yang menghiasi pemiliknya # Namun bersikap lembut dhadapan musuh merupakan kehinaan

Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah, dan salawat dan salam atas Nabi kita Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Wednesday, May 26, 2010

Hamas: Ancaman Israel terhadap Armada Kebebasan adalah Terorisme Negara


Gerakan perlawanan Palestina Hamas, mengutuk ancaman Israel terhadap konvoi bantuan multinasional armada kebebasan yang akan menuju Gaza.

Armada, yang terdiri dari sembilan kapal dari Turki, Irlandia, Inggris dan Yunani, adalah salah satu cara untuk mematahkan serangan Israel di Jalur Gaza. Armada ini membawa sekitar 10.000 ton bahan konstruksi, peralatan medis dan perlengkapan sekolah, serta sekitar 750 aktivis.

Pemerintah Israel telah bersumpah akan menggagalkan masuknya kapal bantuan tersebut. Media Israel telah juga memperingatkan bahwa para aktivis akan ditangkap dan dimasukkan ke dalam tahanan.

Jurubicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan ancaman itu sebagai aksi "terorisme negara," lapor International Middle East Media Center pada hari Selasa kemarin (25/5).

Tel Aviv telah memberlakukan blokade terhadap wilayah darat, udara, dan laut di Jalur Gaza sejak pertengahan Juni 2007 ketika gerakan perlawanan Palestina Hamas menguasai wilayah itu.

Abu Zuhri berkata, "Kapal-kapal membawa misi kemanusiaan, mereka ingin mematahkan pengepungan ilegal dan memberikan bantuan kemanusiaan."

Dia menyambut baik masuknya Mauritania, Aljazair dan Kuwait dalam armada kapal dan berkata, "entitas Zionis akan bertanggung jawab bagi kehidupan para aktivis Arab dan internasional, dan tokoh-tokoh politik dan para pejabat yang menyertai konvoi armada kapal." (fq/prtv)

Monday, May 24, 2010

PERANAN AKIDAH 1 : AKIDAH DALAM MEMBINA MANUSIA

Email : Jaafar ash-shodiq

PENDAHULUAN

Pertanyaan-pertanyaan yang selalu menghantui manusia dalam hidupnya adalah dari manakah ia berada (di dunia ini), kemanakah ia akan dikembalikan kelak dan apakah tujuan dari keberadaannya ini?

Pertanyaan-pertanya an yang dilontarkan manusia kepada dirinya sepanjang masa ini memerlukan jawaban yang jitu dan memuaskan, supaya ia, berdasarkan jawaban tersebut, dapat mengambil sikap yang tegas dalam kehidupannya, meluruskan perilakunya dan menegakkan undang-undang ideal yang diminati oleh masyarakatnya.

Dengan asumsi-asumsi hampa dan tidak memuaskan rasa haus manusia akan hakekat dan realitas hidup, akidah-akidah hasil rekayasa manusia (al-’aqa`id al-wadl’iyah) mengalami kegagalan fatal dalam menjawab pertanyaan-pertanya an tersebut. Jawaban-jawaban yang dilontarkan oleh akidah-akidah tersebut dalam menjawab pertanyaan-pertanya an itu antara lain;‘manusia ditemukan dengan sendirinya’, ‘manusia ditemukan akibat perkembangan materi’ dan lain sebagainya.

Dan kegagalan akidah-akidah itu tidak sampai di sini saja. Mereka juga gagal dalam menciptakan formulasi-formulasi undang-undang kemasyarakatan yang dapat membina manusia dan merealisasikan kebahagiannya.

Di saat akidah dan kepercayaan- kepercayaan agama yang tidak orisinil itu menjawab pertanyaan-pertanya an di atas dengan jawaban-jawaban yang palsu dan membingungkan dengan asumsinya bahwa manusia memiliki pencipta, akan tetapi pencipta yang serupa dengan makhluknya, akidah Islam telah berhasil menjawab pertanyaan-pertanya an tersebut dengan jitu dan memuaskan. Akidah Islam mengakui bahwa manusia memiliki Pencipta Yang Maha Bijaksana lagi Kuasa yang tidak dapat dicapai dengan indra dan tidak bisa disamakan dengan manusia. Akidah Islam menegaskan bahwa manusia diciptakan untuk sebuah tujuan yang tinggi, yaitu menyembah Allah yang konsekuensinya, ia akan dapat mencapai tingkat kesempurnaan dan keabadian yang tertinggi.

Di samping itu, akidah ini juga mewujudkan naluri ideal (dalam diri manusia) yang Islam menganjurkan agar naluri tersebut selalu dikembangkan demi terwujudnya manusia sempurna di bidang pemikiran, sosial dan perilaku. Begitu juga demi terwujudnya kepribadian berakidah yang berjalan sesuai dengan akal yang terarah, perilaku yang lurus dan siap mengemban missi, tidak seperti kepribadian yang mengalami kevakuman akidah, yang seluruh perhatiannya tercurahkan kepada egoisme dan kemaslahatan dirinya. Kepribadian semacam ini akan mengalami kevakuman akal, kemelut jiwa dan kehilangan tujuan dalam hidup.

Patut untuk diingat di sini bahwa akidah Islam bukan seperti akidah (yang didefinisikan oleh) para filsuf yang tidak lebih dari sekedar teori pemikiran yang tersembunyi di sudut-sudut otak manusia. Akan tetapi akidah Islam adalah sebuah power yang (bersemayam dan) bergerak di dalam hati dan berpengaruh secara positif pada jiwa dan anggota badan. Dengan ini, orang yang memiliki akidah akan terdorong untuk berkiprah di medan jihad dan amal. Atas dasar ini, akidah Islam (pada masa kejayaan Islam) telah menjadi sebuah kekuatan yang aktif dan motor penggerak (bagi muslimin) yang telah mampu mengubah perjalanan sejarah, merombak kebudayaan-kebudaya an (yang berlaku kala itu), meletuskan revolusi-revolusi agung dalam kehidupan manusia, baik di bidang tatanan hidup sosial maupun pemikiran dan menciptakan kemenangan militer. Telah kita ketahui bersama bahwa kelompok minoritas (muslim) Makkah yang tertindas telah mampu bertahan selama tiga belas tahun menghadapi kelaliman yang melanda mereka bagai topan dengan akidah tersebut.

Akidah inilah yang telah berhasil mengumpulkan tentara sebanyak sepuluh ribu orang untuk berkhidmat kepada Rasulullah saww yang sebelumnya beliau tidak memiliki kekuatan militer dan lari dari Makkah secara sembunyi-sembunyi karena diusir oleh orang-orang kafir Makkah -. Dan orang-orang yang memerangi beliau sepanjang masa itu tidak mampu bertahan menghadapi kekuatan iman yang kokoh ini. Oleh karena itu, mereka menyerah dan menyatakan keislaman mereka di hadapan beliau atau membayar jizyah.

Muslimin kala itu memiliki sarana kemenangan yang paling kuat, yaitu akidah Islam yang telah mampu menciptakan hal-hal yang tidak dipercayai oleh manusia biasa. Akidah ini telah memberanikan Hamzah untuk memimpin Sariyah pertama Islam yang hanya berkekuatan tiga puluh pasukan berkuda ketika menghadapi tiga ratus pasukan berkuda Quraisy di pinggiran Laut Merah. Sariyah Islam ini tidak keluar ke medan laga hanya demi memamerkan kekekaran tubuh. Sariyah ini memiliki semangat juang tinggi yang hanya ingin bertujuan menumpas musuh yang kekuatannya lebih besar sepuluh kali lipat dari kekuatan dirinya.

Dan belum pernah terjadi dalam sejarah pertempuran- pertempuran Islam yang selalu menghasilkan kemenangan-kemenang an gemilang itu, kekuatan muslimin secara materi setara dengan kekuatan musuh. Akan tetapi, dari sisi jumlah dan prasarana, kekuatan mereka terkadang hanya seperlima lebih kecil dari kekuatan musuh. Kemenangan yang mereka peroleh itu bersumber dari kekuatan spiritual yang terpancar dari akidah dan kekuatan-kekuatan ghaib yang turun kepada mereka secara kontinyu. Sarana dan prasarana materi hanyalah pelengkap kemenangan tersebut.

Dengan ini, akidah adalah kekuatan yang fundamental dalam setiap pertempuran (yang pernah terjadi pada masa kejayaan) Islam dan faktor utama terwujudnya kemenangan di segala bidang.

Dan supaya kita mampu mewujudkan sebuah kebangkitan peradaban di dalam diri setiap individu muslim, (salah satu cara yang efektif adalah) kita mengingatkannya akan persembahan- persembahan yang telah dianugerahkan oleh akidah Islam ini kepada masyarakat muslim masa lampau.

Betul, bahwa seorang muslim tidak akan melucuti akidahnya dari sanubarinya. Akan tetapi, dikarenakan adanya perang pemikiran yang menyerang akidah tersebut dan faktor-faktor dekadensi moral yang menyerang masyarakatnya sebagai akibat dari jauhnya mereka dari kultur dan ajaran-ajaran langit, akidah tersebut akan kehilangan fungsi, dan ia akan kehilangan rasa solidaritas sosial dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah :

Pertama, mengenalkan setiap individu muslim dengan akidah yang benar lewat sumber-sumbernya yang bersih dan suci.

Kedua, meyakinkannya akan kebenaran akidah yang dimiliki, validitas akidah tersebut untuk dipromosikan di zaman modern ini dan keunggulannya secara mutlak atas akidah-akidah yang lain.

Ketiga, berusaha untuk memulihkan kembali peran akidah dalam membina manusia muslim supaya akidah tersebut merasuk ke dalam sanubarinya berbentuk sebuah iman yang kokoh, perilaku yang baik dan akhlak yang terpuji dalam perangainya sehari-hari, sebagaimana akidah tersebut telah mempengaruhi cara hidup muslimin terdahulu dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka.

Untuk merealisasikan tujuan ini, kami angkat pembahasan yang meliputi peranan akidah dalam membina manusia, baik secara pemikiran, tata cara kehidupan sosial dan kejiwaan, dan refleksi-refleksiny a terhadap etika dan perilaku seorang muslim ini ke permukaan. Dan di dalam buku ini kami juga memaparkan peran Ahlul Bayt a.s. yang besar dalam memelihara akidah dan memerangi usaha-usaha (sebagian orang) yang ingin melupakan muslimin (terhadap arti hidup) yang sedang menimpa masyarakat muslim dalam dunia politik di masa kini.

Patut disinggung di sini, dalam pembahasan ini kami mengikuti metode naqli dan bersandarkan kepada referensi-referensi Islam.

Dari Allahlah kami memohon bantuan dan taufik.

Thursday, May 20, 2010

SOLAT SUNAT TAUBAT

Oleh: Azharali Zaini

Solat ini dilakukan sebagai tanda kita bertaubat kepada Allah. Tiada waktu yang tertentu ditetapkan, boleh dilakukan pada bila-bila masa sahaja apabila seseoarng itu rasa menyesal dan ingin bertaubat kepada Allah. Seelok-eloknya setelah kita melakukan istighfar, munajat, muhasabah diri...dan bertaubat kepada Allah di tengah malam yang sunyi.. kemudian disusuli dgn solat tahajjud dsb...

Digalakkan utk dilakukan dalam bulan-bulan haram iaitu Muharram, Rejab, Syaaban dan Ramadhan. Boleh dilakukan sebanyak 2 rakaat @ lebih.

Lafaz Niat


Sahaja Aku solat sunat taubat 2 rakaat kerana Allah SWT

Setelah membaca surah al-Fatihah, bacalah surah al-Kafirun di rakaat pertama dan di rakaat kedua pula Surah al-Ikhlas sebanyak 3 kali.


Doa Sujud terakhir rakaat kedua.

Aku memohon keampunan Allah yang Maha Besar, tiada Tuhan melainkan Allah,
Dialah yang Maha Hidup, Maha berdiri sendiri dan aku bertaubat kepadaNya.


2. Tiada had


Tiada keupayaan (untuk mentaati perintahMu) dan tiada kekuatan (untuk menjauhi laranganMu)
melainkan dengan keizinan Allah yang Maha Besar.


3. Ataupun dengan istighfar dan taubat yang ringkas ini


Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku.

Doa Taubat


Tuesday, May 18, 2010

Janganlah Berbuat Kerusakan Di Muka Bumi..!!

Oleh: Al-Ikhwan.net


Risalah dari DR. Muhammad Badi’ Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 30-04-2010

Bismillah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw beserta kelurganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka hingga hari pembalasan, selanjutnya…

Sungguh sangatlah urgen setiap insan yang berakal waras untuk berfikir –terutama orang-orang yang membawa risalah reformasi pada zaman kita ini dimanapun mereka berada- dengan fikiran yang serius akan masa depan planet bumi yang menjadi tempat kita hidup di atasnya- bagaimana ia dikelilingi oleh bencana yang melanda ke seluruh dunia, baik karena kita bertanggung jawab langsung atau tidak langsung atas berbagai kejadian tersebut.. yang mampu mengancam kita dan semua potensi serta kekayaan umat manusia, seperti mulai dari polusi lingkungan hingga terjadinya pemanasan global, dari ancaman nuklir hingga penjajahan modern yang keji dalam segala bentuk kekejian dan eksploitasinya; yang ditargetlam pada masyarakat yang lemah dan negara-negara yang terbelakang untuk mengisap darah dan mencuri sumber daya alam mereka dan memonopoli keputusan yang dikeluarkan olehnya.

Jika hal tersebut ditambahkan dengan kondisi nilai-nilai materi dan syahwani, yang juga akan berakibat pada runtuhnya akhlak, melanggar kesucian, tirani (kezhaliman) atas hak yang sah dan kelalaian yang penuh terhadap hari penghisaban. Dan bagi yang takut kepadanya merupakan sesuatu yang fitri sehingga membatasi diri dari melakukan kezhaliman terhadap manusia dan meminalisir pelanggaran para pemegang kekuasaan.

Tidakkah ini sangat dibutuhkan oleh para pemimpin dan yang memiliki akal yang waras, dari berbagai ras, warna kulit, agama, untuk menyeru dengan berbagai cara dan sarana komunikasi modern guna menentukan satu sikap, dan menyeru dengan satu suara untuk berdiri menghadang ketidakadilan, tirani dan kerusakan dan korupsi?!

Inillah kami menyeru mereka

Wahai para pemimpin dunia ..

Wahai para cendekiawan dunia ..

Wahai para pemegang amanah hak-hak manusia…

Seluruh manusia ..

Bersatulah dan salinglah membantu satu sama lain dan gabungkanlah potensi kalian dalam berbagai organisasi masyarakat sipil untuk menyelamatkan manusia dari apa yang sedang dialami dan apa yangmengancam mereka jika situasi tetap seperti apa adanya ..

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Ar-Ruum:41)

Jika kita memfokuskan pada pandangan yang menyeluruh akan inti dari sebab-sebab kondisi yang terjadi ini sangatlah banyak dan beragam; kita temukan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta sangat baik sejak awal, dan dipersiapkan untuk manusia jauh sebelum diciptakannya Adam dan Hawa, dan menjadikan mereka semua sebagai anak dari seorang ayah dan ibu, dan diberikan hak kepada manusia dengan karakter hidupnya sebagai khalifah dimuka bumi dan bertanggung jawab untuk memakmurkannya ..

هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا

“ Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya”. (Huud:61)

Dan diantara kemurahan Allah dan kebaikan-Nya kepada seluruh umat manusia adalah bahwa Allah menciptakan bumi ini dalam dua hari, dan memberikan makanan di dalamnya dalam empat hari untuk siapa yang membutuhkannya; maksudnya adalah bahwa manusia bermitra dalam semua unsur kehidupan di dunia, karena itu apakan ada perawatan untuk manusia dari Tuhan mereka yang maha Pengasih,.. adakah yang lebih banyak dari ini?!

Dialah Allah SWT menitipkan kepada manusia bahkan untuk seluruh benda memiliki elemen kehidupan dan mata pencahariannya masing-masing ..

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (Huud:6)

Misalnya adalah tersimpannya minyak sesuai dengan kebutuhannya, dan hal tersebut merupakan mukjizat Robbani yang sangat luar biasa, yang mampu menyimpan selama ratusan juta tahun lamanya di dalam tanah bahkan jika telah matang pikiran manusia dan mengalami perkembangan yang signifikan dan spektakuler dalam berbagai karyanya sehingga memiliki alat-alat untuk menggali tanah tersebut, Allah tetap memberikan petunjuk sehingga mampu mengekploitasi harta karun untuk dapat dimanfaatkan darinya, dan harta karun lainnya banyak sekali, ia tetap ada dan tersimpan hingga hari kiamat.

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلاَّ بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ

“Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu”. (Al-Hijr:21)

Karena itu, Apa peran manusia setelah melihat dan menyaksikan semua karunia ilahi ini, dan setelah disampaikan semua seruan ini?

يَا أَيُّهَا الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ

“Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah”. (Al-Infithar:6)

Sungguh nikmat yang telah dianugrahkan ini telah berubah menjadi sarang pertikaian dan perang, menebarkan kezhaliman, agresi dan kejahatan, mencoba untuk mengontrol sumber-sumber minyak, dan menyalakan api perang sehingga merusak tanam-tanaman dan ternak; melakukan monopoli yang menjijikkan terhadap harta dan yang lainnya ini dan membagi-bagikannya – ironis sekali – dengan berbagai undang-undang dan konvensi yang jahat, sebagaimana mereka mendistribusikan jajahan kepada kelompok-kelompok yang berpengaruh di suatu tempat kekuasaannya, maka pada konvesi ”Sykes-Picot”, dan juga diikuti dengan perjanjian-perjanjian lainnya seperti perjanjian, “Balfour” yang berpihak pada pendudukan Palestina, kita melihat Kongo oleh Prancis, dan yang lain adalah Belgia, dan yang ketiga Portugal, dan kita juga mendengar tentang Somalia italia, Somalia Inggris , Somalia Prancis dan Somalia Amerika.

Sementara itu, perang dingin dan perang panas untuk menguasai daerah dan pendudukan demi memperluas lingkup pengaruh masih terus berlangsung; Jika kita tidak berusaha menghentikan ambisi ini, dan menuntut pelarangan segala bentuk eksploitasi dan kolonialisme maka boleh jadi keserakahan dan kejahatan akan melahap seluruh potensi dan sumber daya alam, karena itu hendaknya para manusia yang berakal dan bijaksana berdiri tegak untuk melawan para pelaku tindak kejahatan ini guna menyelamatkan kapal yang kita semua sedang mengendarainya di alam semesta ini; karena tujuan diciptakan kita adalah untuk bekerja sama bukan untuk berperang ..

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal”. (Al-Hujurat:13)

Tugas kita adalah melakukan kebaikan dan bukan melakukan kerusakan, dan kita tidak boleh meninggalkan orang yang melakukan kerusakan; karena tindakan mereka membahayakan semua orang.

Dan dari sudut yang lain, kita temukan bahwa orang yang merenungkan pada ciptaan Allah akan menemukan secara gamblang pada setiap orang yang memiliki mata moderat dan akal yang waras bahwa Allah menciptakan keseimbangan dalam berbagai siklus kehidupan; ada siklus untuk oksigen dan ada untuk nitrogen, adanya karbon dioksida yang terjadi mengikuti pertukaran di dalamnya untuk tanaman dan hewan, dan bersama dengan manusia saling memberikan manfaat, sebagaimana mereka saling bertukar manfaat satu sama lain, begitu pula siklus yang seimbang pada air seperti laut dan benua, penguapan dan awan, hujan dan sungai kemudian mengalir ke laut dan ke benua lagi, dan dari siklus mineral dan garam dari tanah ke tanah.

مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ

“Dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”. (Al-Hijr:19)

Lalu, apa peran manusia yang bodoh dan tidak memahami hukum-hukum Allah di alam semesta ini, sehingga mereka memukul dan merusak serta melakukan penghancuran akan siklus kehidupan dan setelah itu duduk mengeluh dari apa yang telah diperbuat oleh tangannya sendiri?!

Begitulah yang terjadi pada pencemaran lingkungan sebagai klimaks dari apa yang dihasilkan dari output industri dan mafia monopoli, mereka saling menyanjung satu sama lain di dunia ini demi kepentingan dan keuntungan dengan mengorbankan kesehatan manusia dan hak asasi manusia; yang telah hancur dan luluh lantah tanpa ampun.

Dan bentuk contoh lain adalah terjadinya pencemaran diberbagai elemen kehidupan; dari udara, air, tumbuhan dan hewan serta manusia juga tidak ketinggalan; dengan menggunakan pestisida, banyak diantara mereka yang menggunakan karsinogenik, serta pupuk yang tidak aman, dan banyak lagi yang lainnya, kemudian setelah dilakukan penyebaran penyalahgunaan berdasarkan pemahaman keliru terhadap hukum alam terjadilah bencana kanker; sehingga membuat kejahatan manusia terhadap manusia itu sendiri, dan Mesir merupakan salah satu puncak kejahatan di dunia yang terkena kanker.

Setelah itu semua manusia harus kembali ke pertanian organik dan melakukan resistensi (antibiotik), setelah membayar harga yang sangat besar dan berat pada percobaan pertama berupa kerugian manusia dan uang, dan harga yang jauh lebih tinggi adalah pada percobaan kedua, dan manusia adalah korban dalam dua kasus ini.

Adapun bentuk contoh yang paling serius adalah pencemaran nuklir; pada konferensi Khusus di New York, Amerika Serikat (walaupun itu hanya digunakan senjata satu-satunya dalam sejarah), dan kami berharap bahwa ini adalah awal untuk merasionalisasi energi pada senjata yang sangt berbahaya dengan sebagai senjata yang mamiliki dua sisi yang sangat tajam, sehingga mampu menjaga umat manusia dari bahaya yang menjalar, dan jika Zionis yang sangat berbahaya melakukan tekanan dan menghambat itu, sehingga mereka tidak hadir dan tidak ada komitmen untuk menghadiri, bahkan berusaha merubah subjek pada sisi keamanan bahan nuklir saja, dan manusia tetap tunduk pada risiko yang dikuasai oleh tangan yang penuh dengan lumuran kejahatan, kerusakan dan pengrusakan, menebarkan kehencuran di muka bumi, padahal Allah tidak menyukai kerusakan dan orang yang melakukan kerusakan.

Ada bahaya lain yang harus menjadi peringatan bagi siapa yang memiliki akal; karena pada fase-fase pertama, dan manusia tidak menyadari akan kejahatan yang dilakukannya kecuali setelah berlalu waktu yang lama; yaitu manipulasi peta penggunaan genetik dan rekayasa genetik ini sangat berbahaya dan jauh dari manfaat; karena pengetahuan kita akan hal ini masih terbatas, dan boleh jadi oleh pengetahuan kita yang sangat terbatas yang lebih dekat pada kebodohan dan dapat berakibat pada musibah yang lebih besar lagi, karena itulah hendaknya orang-orang yang memiliki akal dalam spesialisasi ini bersatu untuk menghentikan rencana yang sia-sia ini, dan kita tunggu sampai sempurna pengetahuan kita lalu pergi sesuai ilmu pengetahuan yang telah kita dapatkan, sebagai bukti dan cahaya dari Allah SWT.

Adapun terjadinya polusi moral yang dibuat oleh manusia dari sejak yang pertama dan yang terakhir; adalah sebagai musibah yang telah terjadi dan tak ada habisnya, karena hal tersebut merupakan inti dari tindak kerusakan dan pengrusakan;

Sesungguhnya umat itu akan eksis karena Akhlaknya # Jika sirna akhlaknya maka hancurlah umat tersebut.

Dan diantara kerancuan yang terjadi dalam pemikiran manusia saat mereka berada di belakang keinginan (syahwatnya) tanpa ada kendali dari nilai-nilai risalah samawiyah yang termaktub dan tercatat di dalam kitab Taurat, Injil dan Al-Qur’an dan tanpa ada intervensi dari pikiran yang telah matang .. karena Allah Maha Kuasa telah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan, dan menyebarkan dari keduanya anak pinak baik laki-laki maupun wanita, bahkan Allah mencirptakan dari kedunya saling berpasangan sehingga kelak dapat melakukan reproduksi dan kelangsungan hidup. Karena itu bagaimanakah manusia melakukan campur tangan dengan kebodohannya dan hanya memperturutkan hawa nafsu belaka sehingga dapat membuatnya menyimpang, lalu melakukan tindakan yang bertolak belakang dengan fitrahnya seperti halnya yang dilakukan oleh kaum nabi Luth

مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ

“Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” (Al-A’raf:80)

إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ

“Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”. (Al-A’raf:81)

Meskipun telah membawa hancurnya fitrah manusia dan penyebaran penyakit seperti yang dialami oleh umat dimasa yang lalu, oleh karena kejahatan dan pelanggaran yang mereka lakukan bahkan dapat menghentikan reproduksi manusia sebagaimana yang telah Allah ciptakan, namun mereka masih tetap tidak memiliki rasa malu, bahkan kita temukan ada diantara mereka yang menuntut hak mereka; pikiran apa ini? kebebasan apa ini?!

Berikut adalah Ikhwanul Muslimin yang memiliki secercah dari cahaya Allah dengan membawa risalah Islam yang komprehenship; mereka dan semua Muslim di seluruh dunia, bahkan seluruh kaum reformis yang sadar akan bahaya meninggalkan potensi manusia yang dimanipulasi oleh kepentingan dan hawa nafsu, dan mereka yakin bahwa Allah akan membela dan menolong para reformis (pelaku kebaikan); karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan dan perbaikan dan membenci kerusakan dan pelaku kerusakan…

وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الأَرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ

“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam”. (Al-Baqarah:251)

Namun Allah memiliki dan menguasai karunia atas manusia, tetapi kebanyakan dari manusia tidak bersyukur.

Marilah kita semua meyakini bahwa kegelapan dunia ini tidak cukup kuat untuk memadamkan cahaya api, bahwa api yang sederhana ini akan mampu menghilangkan kegelapan yang gulita ini.

Begitu pula kita tidak melepaskan upaya yang tulus yang diiringi dengan upaya yang jujur; karena sungai yang ada di dunia adalah sekumpulan dari tetesan-tetesan air hujan.

Terakhir kami sampaikan akan firman Allah..

إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (At-Thalaq:3)


Naskah Terkait Sebelumnya:


Dipublikasikan pada 12/5/2010 / 29 Jumada al-Ula 1431 H, dalam rubrik Risalah Mursyid. Anda dapat mengikuti seluruh komentar pada naskah ini melalui RSS 2.0 feed. Anda juga dapat memberi komentar, atau melakukan trackback dari situs Anda. Kirim | Print | Ke atas.

Bookmark This

Tulis Komentar

1 Message

Berikut adalah Ikhwanul Muslimin yang memiliki secercah dari cahaya Allah dengan membawa risalah Islam yang komprehenship; mereka dan semua Muslim di seluruh dunia, bahkan seluruh kaum reformis yang sadar akan bahaya meninggalkan potensi manusia yang dimanipulasi oleh kepentingan dan hawa nafsu, dan mereka yakin bahwa Allah akan membela dan menolong para reformis (pelaku kebaikan); karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan dan perbaikan dan membenci kerusakan dan pelaku kerusakan…

وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الأَرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ

“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam”. (Al-Baqarah:251)

Engkau telah mengingatkan kami ya Syaikh, semoga Allah melapangkan jalan kepada jamaah yang diberkahi Allah ini. Amin

Dr. Hasan Turabi Ditahan


Pemimpin oposisi Sudan Dr. Hasan Turabi ditahan. Sebelumnya Turabi mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan presiden Hasan al-Bashir. Turabi sendiri dulunya adalah seorang tokoh Gerakan Ikhwan di Sudan, dan berpisah dengan Presiden Sudan al Bashir, sejak perebutan kekuasaan di tahun 1999-2000, dan sesudah dikeluarkan dari penjara, mantan tokoh Ikhwan itu menjadi kekuatan oposisi di Sudan.

Turabi ditangkap di rumahnya Sabtu malam, sebulan setelah ia dan partainya Populer Kongres Partai (PCP) ikut dalam pemilihan umum nasional.

Turabi dituduh mempunyai hubungan dengan pemberontak di Darfur JEM (Justice and Equality Movement), yang telah dibantah anaknya Siddiq al-Turabi, Minggu kemarin. Tuduhan itu dianggap hanyalah alasan pemerintah untuk menangkap dan menahan Turabi.

Sedangkan menurut Kamal Omar kepada Reuter, Turabi adalah seorang ideolog gerakan Islam, yang telah beberapa kali ditahan dan karena perbedaan dengan Presiden. Sekarang Turabi di tahan tahanan Kober, di ibukota Khartoum.

PCP akan melakukan pembelaan atas penahanan Dr.Turabi yang sudah berusia 78 tahun, yang menjadi pemikir dan tokoh gerakan Ikhwan di negeri itu. Selain itu, kondisi kesehatan Turabi dalam keadaan yang buruk. (wb/m)

Saturday, May 15, 2010

30 Tahun Islamic Center of Boston, Open House untuk Non-Muslim

"Assalamu'alaikum, salam sejahtera untuk Anda semua," kata Dr. Malik Khan, menyambut tamu-tamu yang datang ke Islamic Center of Boston (ICB).

Sebagai presiden ICB, ia bersama komunitas Muslim lainnya di Boston menerima para tamu undangan dari berbagai latar belakang agama untuk merayakan 30 tahun berdirinya ICB yang beralamat di 126 Boston Post Road, Wayland. Sebagai bagian dari perayaan itu, ICB akan menggelar acara open house tanggal 15 Mei mendatang, bagi warga Boston yang ingin mengetahui lebih jauh atau belajar tentang agama dan sejarah Islam.

"Kami ingin membuka pintu rumah kami agar kita saling mengenal sebagai bagian dari masyarakat. Kita semua sedang menghadapi isu-isu yang rumit dan saling mengenal bisa meredakan ketegangan. Pada kesempatan ini, pengunjung bisa menanyakan apa saja, hal-hal yang mungkin selama ini takut mereka tanyakan, tentang Islam," kata Dr Khan yang sudah dua periode terpilih sebagai presiden ICB.

Open house yang akan berlangsung mulai pukul 11.00-16.00 terbuka untuk umum, termasuk non-muslim. Ketua panitia open house, Dr. Abdul Kadir Asmal mengatakan, acara ini sekaligus untuk menjawab kekhawatiran publik AS, khususnya warga Boston, menyusul penangkapan seorang muslim AS asal Pakistan yang mengaku sebagai pelaku rencana serangan ke Times Square, New York yang berhasil digagalkan oleh kepolisian AS dua pekan yang lalu.

"Kami akan menjawab pertanyaan apa saja dari para pengunjung, bahkan pertanyaan yang tidak enak sekalipun. Para pengunjung tidak perlu merasa sungkan, karena kami berharap, ketika mereka meninggalkan Islamic Center ini, mereka merasa telah mendapatkan respon yang jujur dari kami," ungkap Dr. Asmal.

ICB didirikan pada tahun 1980. Sebelum punya gedung sendiri, ICB menggunakan ruang sekolah Cambridge untuk memberikan pendidikan budaya dan bahasa pada komunitas Muslim di Wayland. Tahun 1986, mereka membeli sebidang tanah dan membangun gedung ICB yang kemudian menjadi pusat kegiatan pendidikan dan keagamaan. Tahun 1992, ICB yang terus berkembang, membangun masjid yang memiliki delapan ruangan, sekolah dan pusat kegiatan sosial komunitas Muslim yang menjadi gedung Islamic Center of Boston hingga sekarang.

Dr. Asmal mengatakan, pasca serangan 11 September 2001, dimana komunitas muslim harus menghadapi pencitraan sebagai "teroris", jamaah ICB aktif melakukan pertemuan dan dialog dengan pemuka dari berbagai agama, kepolisian dan tokoh-tokoh masyarakat untuk "memulihkan citra Islam yang tercoreng oleh ulah para teroris."

"Sekarang, kami bisa merasakan bahwa kami adalah bagian dari solusi. Kami ingin mempromosikan keyakinan agama kami bahwa tak ada satu pun dalam Islam yang tidak sejalan dengan keinginan untuk menjadi seorang warga Amerika yang loyal," ujar Dr. Asmal yang dengan keras mengecam para teroris yang telah menyelewengkan pesan perdamaian dan persaudaraan yang diajarkan agama Islam.

"Islam adalah 'cara hidup berdasarkan tuntutan Tuhan yang abadi dan tidak akan pernah berubah' yang diturunkan mulai dari Nabi Adam, Ibrahim, Musa bahkan Yesus. Islam tidak mengajarkan kebencian. Menyakiti dan membunuh umat manusia tak berdosa adalah tidakan yang sangat tidak beretika dalam Islam," tukas Dr. Asmal yang berimigrasi ke AS sejak tahun 1980.

Dalam acara open house nanti, Presiden ICB Dr. Malik Khan akan mengajak pengunjung "tur" keliling kompleks ICB dimana terdapat perpustakaan, ruang kelas tempat belajar bahasa Arab dan Al-Quran dan tentu saja ruangan besar tempat melaksanakan salat berjamaah. ICB juga menyelenggarakan kegiatan dialog antar umat beragama yang pesertanya berasal dari kalangan muslim dan non-muslim.

Salah satu peserta kegiatan itu adalah Mary Ann Borkowski. Ia mengungkapkan, setelah peristiwa pemboman gedung FBI di Oklahoma pada tahun 1995, warga Wayland mulai ingin memahami mengapa umat Islam yang dituding melakukan tindakan keji yang akhirnya diketahui dilakukan oleh seorang teroris Kristen kulit putih bernama Timothy McVeigh.

"Saya pikir, penting bagi masyarakat untuk tidak berpikir negatif terhadap komunitas yang belum mereka kenal. Mereka yang bukan Muslim, selayaknya mendidik mereka sendiri dengan pengetahuan agama yang dianut hampir seperempat penduduk dunia ini," kata Borkowski yang menganut agama Kristen Lutheran.

"Kaum Muslimin adalah tuan rumah yang hebat. Mereka yang ada di ICB bersikap baik, cepat memberikan bantuan dan sangat ingin membuka pintu 'rumah' mereka. Mereka menganggap kami, non-muslim, sebagai saudara mereka," kata Borkowski. (ln/isc/ICB)

Monday, May 10, 2010

Berjabat Tangan: Tradisi atau Anjuran Agama?

26 Jamadil Awal 1431H.
Oleh : Dr. H. Rusli Hasbi, MA

Mari kita simak sebuah hadis berikut.

عَنْ أبى الخطاب قَتَادَةَ قَالَ قُلْتُ لِأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ هَلْ كَانَتْ الْمُصَافَحَةُ فِي أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَعَمْ

Artinya: Dari Abi Khattâb Qatâdah ia berkata: Saya bertanya kepada Anas bin Malik, “Apakah para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasa berjabat tangan?” Ia menjawab, “Ya.” (HR Bukhari)

Anas adalah seorang sahabat yang pernah tinggal bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selama 10 tahun. Anas banyak mengetahui kebiasan para sahabat, termasuk kebiasaan mereka berjabat tangan atau mushafahah. Musafahah dalam bahasa Arab artinya memegang dengan tangan yang terbuka penuh. Adanya kebiasaan ini menunjukkan bahwa berjabat tangan merupakan tradisi yang telah dilakukan oleh para sahabat Rasulullah. Tradisi ini kemudian menjadi anjuran agama berdasarkan hadis-hadis Rasulullah.

Asal Usul Tradisi Jabat Tangan

Sebenarnya budaya jabat tangan bukanlah budaya masyarakat Mekkah ataupun Madinah, tetapi merupakan adopsi dari budaya Yaman. Argumen ini didasari sebuah Hadits dari Anas r.a. yang menyatakan bahwa sekelompok orang negeri Yaman mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan mereka saling berjabat tangan dengan kaum muslimin. Rasulullah bersabda, “Kini telah datang penduduk kota Yaman dan merekalah orang-orang yang pertama kali datang dengan berjabat tangan”. Dengan demikian, kebiasaan berjabat tangan bukan budaya asli penduduk Mekkah ataupun Madinah, tetapi sudah ada pada masa Rasulullah dan diakui oleh beliau. Sesuatu yang diakui beliau merupakan Sunnah atau anjuran agama.

Hikmah Berjabat Tangan

Allah sangat menghargai setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas. Berjabat tangan merupakan perbuatan baik yang akan diganjar pengampunan dari-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Hadis berikut:

Dari al-Barra’ r.a. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “[Apabila ada] dua orang Islam yang bertemu kemudian mereka berjabat tangan, maka dosa kedua orang tersebut akan diampuni sebelum keduanya berpisah (melepaskan tangan mereka)”. (HR Abu Daud)

Pengampunan dosa itulah yang seharusnya diharapkan seorang muslim ketika ia mengulurkan tangannya kepada saudaranya seagama. Rasulullah sendiri ketika bersalaman tidak pernah melepaskan tangan sahabatnya terlebih dahulu sampai sahabat itu sendiri yang melepaskannya.

Berjabat Tangan dengan Lawan Jenis, Bolehkah?

Saya tidak setuju kalau jabat tangan dilakukan dengan lawan jenis yang bukan muhrim, karena beberapa faktor:

1.Tidak pernah ada Hadis yang meriwayatkan adanya kebiasaan berjabat tangan antara laki-laki dengan perempuan pada masa Rasulullah. Hadis di atas hanya menjelaskan jabat tangan secara umum;
2.Rasulullah sendiri tidak pernah melakukan hal tersebut;
3.Sebagai tindakan preventif terhadap efek negatif yang mungkin ditimbulkan dari jabat tangan, seperti timbulnya nafsu birahi karena bersentuhan kulit secara langsung dengan lawan jenis, mengetahui kekurangan ataupun kelebihan kondisi kulit tangan yang dimiliki lawan jenis, serta hal-hal lain yang sedikit demi sedikit dapat menjadi racun bagi masa depan seorang muslim/muslimah; dan
4.Berjabat tangan bukan hanya simbol dari pengampunan dosa, tetapi lebih dari itu merupakan sebuah perkenalan dan persahabatan. Ketika jabat tangan dilakukan dengan sesama jenis (laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan), maknanya mereka telah menandatangani kontrak persahabatan sebagai teman sehidup semati dalam hal kesamaan agama dan akidah yang akan dipertahankan sampai mati. Kontrak semacam ini tidak wajar bila dilakukan dengan lawan jenis yang bukan muhrim atau suami istri.
Bagaimana Tata Cara Berjabat Tangan yang Diakui Nabi?

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwa ia berkata bahwa Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apabila seorang di antara kami bertemu dengan saudara ataupun kawannya apakah ia harus membungkukkan diri?” Beliau menjawab, “Tidak.” Orang tersebut bertanya lagi, “Apakah ia harus mendekap dan menciumnya?” Beliau menjawab, “Tidak”. Ia bertanya lagi, “Apakah ia harus memegang tangannya dan menjabatnya?” Nabi menjawab, “Ya.” (HR Turmuzi)

Menurut Hadis di atas, ada tiga hal yang biasa dilakukan masyarakat Arab ketika bertemu dengan sesamanya, yaitu:

1.membungkukkan badan;
2.mendekap dan mencium dengan mengecupkan mulut; dan
3.berjabat tangan.
Dari ketiga hal di atas, hanya satu yang diakui Rasulullah yaitu berjabat tangan. Namun fenomena yang terjadi sekarang adalah sebaliknya. Masyarakat kita masih melakukan ketiga hal di atas. Tidak jarang kita membungkukkan badan pertanda hormat kepada sesama, ataupun berpelukan tanpa berjabat tangan. Yang paling tidak wajar adalah melakukan ketiga hal tersebut sekaligus.

Kita harus akui bahwa sesuatu yang selama ini kita anggap sepele ternyata mendapat perhatian serius dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Saatnya bagi kita untuk merenungkan kembali apakah yang kita lakukan selama ini sudah sesuai dengan anjuran Rasulullah atau tidak.

Bolehkah Bersalaman dengan Mencium Tangan?

Jawabannya terdapat dalam Hadis berikut:

Dari Shafwan bin ‘Assal r,a., ia menceritakan bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada kawannya, “Marilah kita pergi menemui Muhammad”. Maka keduanya pun datang menemui Nabi dan menanyakan tentang sembilan ayat. Setelah Nabi menjawab semua pertanyaan tersebut, mereka lalu mencium tangan dan kaki Nabi seraya berkata, “Kami bersaksi bahwa sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi.” (HR Turmudzi)

Tindakan kedua Yahudi tersebut didasari oleh keyakinan mereka (setelah mendengarkan penjelasan dari Nabi), bahwa beliau adalah orang yang benar dan pantas untuk dihormati. Jawaban yang beliau berikan mampu memuaskan dan membuka mata hati mereka yang selama ini tertutup.

Dari Hadis di atas dapat kita kembangkan beberapa hal, di antaranya:

•Orang yang belum masuk Islam belum tentu musuh kita. Bisa saja mereka tidak memeluk Islam karena mereka belum mendapatkan informasi yang benar tentang agama kita.
•Tunjukkan akhlak mulia kepada mereka sehingga mereka bisa melihat lebih jauh sisi baik Islam dari penganut Islam itu sendiri. Dengan demikian, mereka bisa tertarik untuk mempelajari Islam.
•Yang berhak dicium tangannya hanyalah mereka yang punya kelebihan dalam ilmu pengetahuan, khususnya ilmu agama.
•Diperbolehkan mencium tangan orang-orang yang mempunyai hubungan darah atau hubungan keluarga, seperti anak mencium tangan kedua orangtua atau kakek dan neneknya, menantu mencium tangan mertuanya, dan sebagainya.
•Tidak diperbolehkan mencium tangan orang asing yang tidak dikenal dan orang yang senang berbuat maksiat kepada Allah. Kesalahan yang sering dilakukan oleh para orangtua adalah memaksakan anaknya mencium tangan orang-orang yang tidak mereka kenal, hanya supaya dianggap sebagai anak yang sopan.
Bersalaman Setelah Shalat, Bolehkah?

Bersalaman setelah shalat sering dilakukan terutama di Indonesia. Kadang-kadang, mereka bersalaman dengan antrian yang sangat panjang sehingga menyulitkan dan mengganggu keleluasaan jamaah lain dalam bergerak ataupun berzikir. Apakah itu termasuk bagian dari agama? Saya belum pernah mendapatkan satu dalil pun, baik ayat Al-Qur’an maupun Hadis yang membahas hal tersebut. Namun berhubung ada hadis yang menganjurkan berjabat tangan, maka bersalaman setelah shalat diperbolehkan sebatas tidak mengganggu dan menyulitkan jamaah yang lain.

Satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa berjabat tangan itu bukanlah kewajiban agama yang harus dilaksanakan oleh semua orang. Amalan seperti ini bersifat anjuran. Karena itu, kita tidak boleh berprasangka buruk kepada orang-orang yang tidak berjabat tangan dengan kita.

http://ruslihasbi.wordpress.com

Thursday, May 06, 2010

Baitul Maqdis Sejarah Yang Tidak Pernah Luput.

Oleh : Muhammad Ibnu Nazir.
MyMini Library.

BismillahirRahmanirRahim. Innal hamda lillahi, nahmaduhu wa nast'inuhu, man yahdihil lahu fala mudhilla lahu, waman yudhlil fala hadiya lahu. Wa asyhadu anla ilaha illallahu wahdahu la syarikalahu waanna Muhammadan abduhu wa Rasulluhu.


Amma ba'du.


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, dan Salam Sejahtera buat semua yang hadir di sini. Terutamanya para Mujahidin dan Mujahadah Siber yang tidak putus-putus menyebarkan kebenaran demi mentauhidkan Allah SWT. Semoga kita semua dirahmati dan dilindungi Allah Azza Wajalla.


Sejarah lalu mengamit segala percaturan hidup manusia, memberi kesan ilmiah yang berguna untuk sekelian insan. Bagi yang mengenal malah mengambilnya sebagai renungan Ibrah adalah yang sebaik-baiknya untuk bekalan sepanjang zaman. Sejarah penaklukan Romawi ke atas bumi Anbiya’ adalah sejarah yang tidak pernah luput dan lekang dalam dunia Islam. Walaupun ia sudah beribu tahun yang lalu, namun para pengkaji sejarah tetap mencari akan kebenaran. Kebenaran Al-Quran, Kebenaran Al-Sunnah SAW, kebenaran hakikat kehidupan dan kebenaran mengenal diri kepada Maha Pencipta. Kebenarannya akan terlihat jika kita mengetahuinya melalui asas-asas yang benar. Kebenarannya itu juga akan terpancar jika sunnah SAW itu kita teladani dan ikuti dan kebenaran itu akan jelas kelihatan jika tauhid Allah SWT itu kita sematkan dalam hati dan diri kita.


Jika kita miliki segunung kertas pujian dari manusia sekalipun, namun kepercayaan akan tauhid Allah SWT itu kita abaikan, maka tidak mustahil, segunung kertas tersebut adalah donggengan hidup yang memalukan. Lihat sahaja dekad ini, manusia begitu gah dengan pencapaian sebuah kertas yang berprestij, namun masih lagi ingkar akan kewujudan Tuhan, dan malah masih ‘degil’ untuk bersujud terhadap-Nya. Perlu diingati juga, ‘kertas’ adalah sebuah kertas yang tidak bernilai jika hati-hati itu berpaksikan duniawi yang melalaikan. Maka bertuahlah manusia itu yang menganggap bahawa ‘kertas’ itu hanyalah sebuah dokongan untuk mengapai cinta Illahi. AllahuAkbar!


“Baitul Maqdis Sejarah Yang Tidak Pernah Luput.”


Sebagaimana yang telah diriwayatkan sebelum ini, didapati bahawa peristiwa tersebut berlaku pada tahun 15 Hijrah bersamaan 636 Masihi, bilamana pasukan-pasukan tentera di bawah panglima perang masing-masing yang terkenal seperti Khalid Ibn Walid, Ubaidah, Amru Ibn Ash, Syarahbil Ibn Hasanah, Ikhrimah Ibn Abi Jahl, Yazid Ibn Abi Sufyan, Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan, Qa’qa dan lain-lain berjaya membebaskan daerah-daerah penting di Syam (kini Palestin, Jordan dan Syria) yang diduduki oleh pasukan-pasukan Romawi Byzantium.



Ketika itu pasukan Islam di sebelah selatan dipimpin oleh Amru Ibn al-Ash dan Syarahbil Ibn Hasanah masih tetap mengepung Jurusalem dari setiap penjuru, terutama dari arah laut tengah. Pasukan Islam diperkuatkan lagi oleh beberapa bantuan dari Madinah, antara lain pasukan yang dipimpin oleh Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan. Hasil daripada pengepungan yang berlangsung lebih empat bulan itu, akhirnya Rom Byzantium yang berada di dalam Kota Jerusalem menyerah kalah dan penduduk Iliya (nama Jerusalem ketika itu) yang dipimpin oleh tokoh agama Kristian Patriarch Shafarniyus ingin mengadakan perjanjian damai dengan pemerintah Islam, seperti daerah-daerah lainnya yang sudah dibebaskan sebelumnya. Setelah tewasnya tentera Rom terhadap tentera Islam, maka perjanjian perdamaian telah dapat dimeterai oleh kedua-dua pihak.


Persoalannya.


Apakah isi kandungan Perjanjian tersebut?


Perjanjian Perdamaian Jerusalem.


Berbeza dengan perjanjian-perjanjian perdamaian yang dibuat sebelumnya yang mana ianya cukup lengkap dengan panglima-panglima perang di bahagian masing-masing, penduduk Jerusalem di bawah pimpinan Patriarch Shafarniyus ingin membuat perjanjian terus dengan Khalifah Umar Ibn al-Khatab r.a dan memohon kehadiran khalifah yang terkenal adil dan bijaksana itu ke Jerusalem untuk menerima penyerahan kunci kota suci itu secara rasmi.


Terdapat dua riwayat menyatakan mengenai siapa yang menulis surat kepada Khalifah Umar r.a bagi menunai permintaan penduduk Jerusalem untuk berdamai. Ada yang mengatakan surat itu datang daripada Amru Ibn al-Ash (panglima di sebelah selatan yang mengepung Kota Jerusalem) dan ada riwayat lain pula menyatakan bahawa surat tersebut ditulis oleh Abu Ubaidah (panglima di sebelah utara yang dipindahkan oleh Khalifah Umar r.a ke sebelah selatan). Namun, satu pekara dalam peristiwa ini yang mendapat kesepakatan ahli sejarah, iaitu perjanjian perdamaian tersebut dilakukan di suatu tempat yang disebut “Jabiyah” yang terletak di utara Yarmuk, iaitu kira-kira 200 km dari kota Jerusalem.


Fasa Perjanjian Damai Antara Patriarch Shafarniyus Dan Khalifah Umar Al-Khattab R.A


Setelah mendapat sokongan daripada para sahabat di Madinah, Khalifah Umar r.a berangkat bersama-sama dengan sebuah pasukan yang dibantu dibahagian sebelah selatan menuju Jabiyah. Sebagai pengganti khalifah di Madinah, maka dilantik Sayidina Ali r.a yang ketika itu banyak memberikan saranan-saranan positif di atas keberangkatan Khalifah r.a memenuhi permintaan penduduk Jerusalem untuk hadir di Baitul Maqdis.


Setelah sampai di Jabiyah, Khalifah Umar r.a, disambut oleh panglima-panglima perangnya dengan berpakaian mewah hasil rampasan dari pasukan Romawi Byzantium yang telah dikalahkan. Melihat penampilan para panglimanya yang sebegitu rupa, Khalifah Umar r.a tidak langsung menunjukkan kegembiraan, sebaliknya raut wajahnya jelas kelihatan yang beliau amat marah. Khalifah Umar r.a menyangka bahawa pasukannya telah terpedaya oleh kemewahan dunia sepertimana yang telah berlaku kepada pasukan Romawi, tetapi setelah mereka perjelaskan kepada Khalifah bahawa yang dipakai itu ialah sejenis senjata perang (perlengkapan perang), barulah wajah beliau berubah bangga.



Tidak beberapa lama berada di Jabiyah, datang beberapa orang pegawai tinggi utusan Patriarch ke Jerusalem untuk melaksanakan perjanjian damai yang mereka usulkan kepada Khalifah Umar R.A. Pegawai tersebut disambut dengan baik dan berlakulah upacara menandatangani perjanjian tersebut yang disaksikan oleh penglima-panglima perang Islam, baik dari bahagian sebelah utara mahupun selatan.


Berikut adalah teks perjanjian perdamaian antara penduduk Jerusalem dengan Khalifah Umar R.A seperti mana yang terdapat di dalam buku sejarah dunia Imam Al-Tabari (310 H).



Teks Perjanjian Perdamaian Antara Penduduk Jerusalem Dengan Khalifah Umar Ibn Khattab R.A.


BismillahirRahmanirRahim


Inilah perdamaian yang diberikan oleh hamba Allah Umar Ketua Negara Islam, kepada rakyat Iliya’. Dia menjamin mereka akan keamanan pada diri, harta benda, gereja-gereja, salib-salib, yang sakit mahupun yang sihat dan semua aliran agama mereka. Tidak boleh mengganggu gereja mereka mahupun mencerobohinya, mengurangi mahupun menghilangkan sama sekali, demikian pula tidak boleh menganggu salib dan harta benda mereka sama sekali. Tidak boleh memaksa mereka meninggalkan agama dan tidak boleh menganggu mereka. Tidak dibolehkan bagi penduduk Iliya’ untuk memberi tempat tinggal kepada orang Yahudi.


Mereka wajib membayar jizyah (cukai kepala), seperti orang Madain (penduduk Iraq). Mereka wajib mengusir orang Romawi sebagai pencuri. Apabila mereka (orang Romawi) ingin meninggalkan Jerusalem secara sukarela, mereka akan dilindungi sehingga ke perbatasan, tetapi apabila mereka ingin tetap tinggal bersama rakyat Iliya’, diharuskan membayar jizyah seperti rakyat Iliya’. Dibenarkan bagi penduduk Iliya’ yang berminat meninggalkan (tempatnya) pergi bersama-sama bangsa Romawi dengan membawa harta bendanya, mengosongkan tempat peribadatannya, dan salib-salibnya dan akan dilindungi hingga ke perbatasan yang dianggap aman.


Orang lain yang ingin tinggal diwajibkan membayar jizyah seperti rakyat Iliya’. Dibenarkan sesiapa yang akan pergi bersama-sama orang Romawi, dan sesiapa yang kembali ke Iliya’ untuk tinggal bersama-sama ahli keluarganya, tidak akan dipungut ke atas mereka jizyah hingga dapt hasil. Perjanjian ini akan dilindungi oleh Allah SWT dan dijamin oleh Rasul-Nya serta dilaksanakan oleh para Khulafa dan ditaati oleh Muslimin, selama mereka membayar jizyah sebagai kewajipannya.


Iliya’ adalah nama yang masyhur bagi Jerusalem ketika itu. Setelah selesai upacara menandatanggani perjanjian perdamaian, Khalifah Umar R.A dengan disertai dua panglima iaitu Syurahbil dan Amru al-Ash berangkat menuju ke Baitul Maqdis untuk memenuhi undangan Patriarch dan menerima penyerahan kunci Kota Jerusalem. Lebih penting daripada itu bagi Khalifah Umar R.A ialah melakukan ziarah ke Masjid al-Aqsa seperti yang dianjurkan oleh Nabi S.A.W.


Ketokohan Amirul Mukminin.


Perjalanan dari Jabiyah (tempat menandatangani perjanjian) perlu ditempuh selama berhari-hari. Selain jaraknya yang jauh, jalannya menempuhi laluan yang agak sukar. Umar R.A bertolak ke Jerusalem dengan seorang pembantunya. Mereka bergilir-gilir menaiki kuda. Apabila hampir tiba di Jerusalem, kebetulan giliran pembantu Umar R.A menaiki kuda dan beliau menarik tali pedati kuda. Maka pembantu beliau berkata,


“Wahai Amirul Mukminin, lebih baik anda menaiki kuda dan hamba menarik tali pedati tersebut.”


Namun Umar R.A tetap bertegas untuk mengikut gilirannya. Sementara itu, pembesar-pembesar Kristian dan penduduk Jerusalem yang menanti ketibaan Umar R.A dan mengandaikan beliau akan tiba dengan satu rombongan yang besar dan hebat sehebat namanya, amat terkejut apabila sangkaan mereka meleset kerana Umar R.A hanya ditemani seorang sahaja pembantunya, setibanya di Jerusalem.


Lebih mengharukan, mereka melihat Khalifah Umar R.A yang menarik tali kuda, dan ditunggang oleh hambanya. Patriarch Syarafniyus sambil menangis berkata kepada Umar R.A.


“Kalau beginilah kamu, sesungguhnya kerajaan kamu tidak akan tewas.”


Umar R.A menjawab,


“Sesungguhnya keadaan kita adalah seperti roda, adakalanya di atas dan adakalanya di bawah.”


Mereka menghormati Khalifah Umar R.A kerana kelembutan kata-katanya, keadilan dan kesungguhannya melaksanakan isi perjanjian yang baru sahaja dibuat. Penduduk Jerusalem merasa diri, harta benda dan agama serta gereja-gereja mereka kini dalam keadaan aman. Mereka merasakan perbezaan yang jelas antara keadilan Khalifah Umar R.A dengan senua Kaisar yang datang sebelumnya. Setelah selesai upacara sambutan, Khalifah Umar R.A serta rombongan beristirehat untuk pertemuan seterusnya pada pagi esoknya.


Pembebasan Baitul Maqdis.


Khalifah Umar R.A melakukan solat dua rakaat, tanda bersyukur atas nikmat besar yang dikurniakan Allah SWT kepada umat Islam, iaitu berjaya membebaskan Baitul Maqdis, tempat Israk Mikraj Rasulullah SAW, dan Masjid al-Aqsa yang merupakan satu antara tiga masjid yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk menziarahinya. Rasulullah SAW tidak pernah datang lagi ke tempat yang mulia ini setelah peristiwa Israk Mikraj. Begitu juga Khalifah Abu Bakar R.A, di mana pada masa beliau memegang jawatan khalifah, tidak tercapai membebaskan dan melihat kota suci ini. Khalifah Umar R.A sangat beruntung kerana menyaksikan sendiri kota Baitul Maqdis dibebaskan.


Baitul Maqdis Medan Sejarah Islam.


Pada hari kedua kunjungan Khalifah Umar R.A, Patriarch Syarafniyus mengajak beliau berjalan-jalan di sekeliling kota untuk melihat tempat-tempat bersejarah, tempat-tempat suci dan tempat-tempat orang Kristian melakukan ziarah haji. Baitul Maqdis adalah tempat diturunkan sebahagian besar Risalatussama’ (Risalah dari langit) dan tempat para Nabi dan Rasul menegakkan risalah Allah SWT.


Masjid Al-Aqsa Di Palestin


Di sinilah Nabi Musa A.S serta pengikutnya Bani Israel tinggal setelah keluar dari Mesir dan di sini juga pernah berlaku cubaan menyalib Nabi Isa A.S yang kemudian didirikan Gereja Al-Qiyamah. Di Baitul Maqdis terdapat Mihrab dari Nabi Daud A.S dan Batu Nabi Yaakub A.S, tempat Rasulullah SAW melalui Mikraj, menurut beberapa riwayat.


Peta Palestin Pada Tahun 2007


Sebahagian besar daripada tempat-tempat bersejarah ini dibanggunkan atas runtuhan atau bekas bangunan tempat-tempat ibadah “Watsanit’ penyembah berhala di zaman Romawi pertama, Babylonia dan zaman Pharaoh di Mesir. Kesemuanya ini telah diceritakan oleh Patriarch Jerusalem kepada Khalifah Umar R.A.


Keengganan Kalifah Umar R.A Mengerjakan Solat Di Gereja Al-Qiyamah Dan Gereja Constantine.


Ketika masuk waktu solat Asar, Patriarch mempersilakan Khalifah Umar R.A solat di Gereja al-Qiyamah, tetapi Khalifah Umar R.A menolaknya kerana bimbang tempat itu akan diubah menjadi masjid dengan alasan bahawa beliau pernah melakukan solat di situ. Begitu juga, Khalifah Umar R.A menolak melakukan solat di Gereja Constantine yang letaknya tidak jauh dari Gereja al-Qiyamah.


Gereja Al-Qiyamah Di Jerusalem


Dengan Berpandukan petunjuk dan isyarat yang pernah diberikan oleh Rasulullah SAW mengenai Baitul Maqdis dan tempat Baginda SAW mengerjakan solat ketika itu (Israk Mikraj), Khalifah Umar R.A pergi ke tempat lain iaitu kira-kira 500 meter dari Gereja al-Qiyamah dan beliau sampai di suatu tempat dekat satu bongkah batu besar (Shakhrah) dan di sanalah beliau dan rombongannya mengerjakan solat.


Detik Pembinaan Masjid Umar.


Semenjak Khalifah Umar R.A dan rombongannya mengerjakan solat di Shakhrah, tempat tersebut dibanggunkan secara sederhana dengan dibina kubah seperti mana banggunan Masjid Nabawi di Madinah ketika Rasulullah SAW pertama kali membanggunkan masjid tersebut. Itulah masjid yang pertama kali dibanggunkan di atas halaman Al-Haramussyarif Baitul Maqdis yang kemudian disebut Masjid Umar.


Masjid Umar Al-Khattab R.A Di Palestin


Suasana Di Dalam Masjid Umar Al-Khattab R.A Di Palestin


Sehubungan dengan bangunan Masjid Umar, Imam Ibn Jarir al-Tabari dalam buku sejarah dunianya mengatakan :


“Sebelum Khalifah Umar R.A mengerjakan solat, beliau telah bertanya kepada salah seorang sahabat yang berasal daripada kalangan orang yahudi Madinah yang bernama Ka’ab al-Ahbar, “Ke mana musala/masjid akan dihadapkan?” Ka’ab al-Ahbar menjawab, “Ke Shakhrah.” Khalifah Umar R.A berkata, “Kamu masih seperti orang yahudi (agama yahudi). Hai Ka’ab, saya perhatikan kamu membuka sepatu di tempat ini.” Selanjutnya Khalifah Umar R.A berkata, “Saya akan menghadapkan masjid ini ke dadanya (ke hadapan). Sebagaimana Rasulullah SAW menghadapkan masjid kita kea rah hadapan. Saya tidak pernah diperintahkan lagi untuk menghadap ke Shakhrah, tetapi Khalifah Umar dan umat Islam semuanya menghormati Shakhrah, kerana tempat ini ialah tempat Rasulullah SAW memulakan Mikraj.”


Pemeliharaan Shakhrah.


Ketika Khalifah Umar R.A menemui batu tersebut, beliau dan pasukan tentera Islam membersihkannya dengan membuang tompokan tanah dan sampah yang menutupi batu itu akibat perbuatan orang Romawi yang pernah menduduki Jerusalem kerana kebencian mereka terhadap orang yahudi.


Masjid Al-Shakhrah Di Palestin


Semenjak itu Shakhrah mendapat perhatian dan pemeliharaan umat Islam dengan sebaik-baiknya, sehingga zaman Khalifah Umayyah Abdul Malik Ibn Marwan yang mengabdikannya dengan membanggunkan sebuah masjid yang megah dan indah di atas Shakhrah yang hingga sekarang di kenali dengan Qubbah Al-Shakhrah atau Masjid Al-Shakhrah.


Kelainan Masjid Al-Shakhrah berbanding Masjid Al-Aqsa dan masjid-masjid lain, ialah Masjid Al-Shakhrah tidak menghadap ke Kaabah, kerana tidak mempunyai mimbar tertentu yang menghadap ke Kaabah. Seperti yang kita lihat di dalam gambar, Masjid Al-Shakhrah berbentuk bulat seperti kubah, oleh kerana itu ia lebih di kenali sebagai kubah berbanding masjid.


Abdul Malik Ibn Marwan membina bangunan tersebut bukan sebagai masjid tetapi untuk mengabdikan tempat bermulanya Mikraj Rasulullah SAW, sedang masjid yang dibangunkan bersebelahannya sehingga sekarang di kenali dengan nama Masjid Al-Aqsa. WaAllahua’lam.

ALQURAN & RECITATION

Quran Explorer - [Sura : 1, Verse : 1 - 7]